Iran dan AS Saling Ancam soal Selat Hormuz
29 Desember 2011Amerika mengingatkan Iran, bahwa jika ancaman itu menjadi nyata, maka akan menjadi sebuah gangguan bagi pelayaran bebas di wilayah tersebut. Dan itu tidak bisa ditolerir, kata Juru Bicara Armada ke-5, yang menempatkan sejumlah kapal perang di wilayah tersebut. Pelayaran bebas melalui selat Hormuz, selama ini sangat vital, tak hanya bagi negara-negara di wilayah itu tapi juga bagi dunia.
Reaksi serupa juga muncul dari Departemen Pertahanan serta Departemen Luar Negeri Amerika. Pelayaran bebas di kawasan ini benar-benar kritis, kata Menteri Luar Negeri Hillary Clinton. Menjawab pertanyaan, apakah pameran senjata yang dilakukan Iran dengan menutup selat itu hanyalah ancaman, Hillary mengaku tidak tahu, karena ia belum pernah mendengar ancaman seperti itu sebelumnya.
Bekas duta besar Amerika di PBB, John Bolton memberikan pendapat mengenai manuver Iran dan balasan Amerika "Faktanya, paling lama hanya akan butuh tak lebih dari dua atau tiga hari, selat itu akan bisa dibuka lagi oleh Amerika, dan kerugian bagi Iran, karena kapal meraka akan tenggelam di dasar laut"
Pensiunan Jenderal James Marks berpendapat, Iran tidak punya kemampuan untuk melumpuhkan pelayaran di selat Hormuz. Ia menyebut dua alasan "Pertama, Amerika memiliki armada ke-5 dengan kekuatan besar di wilayah ini, dan kedua kami punya kemampuan untuk membongkar blokade selat Hormuz, seperti yang ribuan kali telah kami lakukan dalam latihan”
Kecemasan bukan saja soal suplai minyak yang terganggu, tapi lebih jauh lagi adalah soal meningkatnya ketegangan antara Teheran dengan Washington. Tahun yang hampir berakhir ini, dipenuh onak dalam hubungan antara kedua negara. Iran telah mencuri sebuah pesawat tak berawak milik Amerika. Paman Sam juga menuduh Iran merencanakan serangan atas seorang diplomat Arab Saudi di Washington.
Diatas itu semua, muncul ketakutan bahwa Iran segera akan punya senjata nuklir. Untuk mencegah itu, Amerika dan Uni Eropa telah meningkatkan sanksi atas Teheran. Dan kini, langkah itu dibalas Iran dengan ancaman: menutup selat Hormuz.
Andy Budiman
Editor: Hendra Pasuhuk