1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran dan Propaganda Program Nuklir

11 April 2007

Presiden Ahmadinejad berhasil melancarkan propaganda program nuklir Iran. Tapi benang diplomasi tidak boleh putus.

Bagian instalasi nuklir di Bushehr
Bagian instalasi nuklir di BushehrFoto: AP

Mengenai Ahmadinejad, harian Jerman Kölner Stadt Anzeiger menulis:

„Ia bermaksud menyatukan rakyat dalam rasa kebanggaan nasional. Dengan unjuk kekuatan ini Iran juga berharap bisa memperkuat posisinya menghadapi masyarakat internasional dan dengan program nuklir yang berfungsi ia ingin menciptakan kenyataan yang akhirnya harus diterima Barat seperti dalam kasus Korea Utara. Iran secara sadar mengambil resiko meruncingnya situasi. Pada saat yang sama, para pendukung perang di negara-negara Barat mendapat angin. Krisis menajam.“

Harian Süddeutsche Zeitung yang terbit di München berkomentar:

„Seorang kolumnis tidak bermaksud jahat ketika mengatakan, Mahmud Ahmadinejad mengendarai negara Iran tanpa rem dan gigi mundur. Presiden Iran sendiri sudah mengeluarkan pernyataan berkaitan dengan politik nuklirnya. Gambaran suram ini di kalangan warga Iran yang kritis, yang makin hari makin banyak, membangkitkan kekhawatiran bahwa perjalanan ini hanya akan berakhir di sebuah selokan.“

Harian sore Abendzeitung yang juga terbit di München menilai:

„Mahmud Ahmadinejad sekali lagi berhasil. Dengan pernyataan bombastisnya, Iran sekarang mampu melakukan pengayaan uranium secara besar-besaran ia kembali membangkitkan kegeraman dunia. Sekalipun demikian, benang diplomasi sekarang tidak boleh putus. Masyarakat internasional harus memperkuat kubu moderat di Iran. Dan hal ini paling mungkin berhasil, jika Iran diijinkan melaksanakan program penelitian nuklir yang terawasi.“

Harian Austria Kurier yang terbit di Wina menulis:

„Mungkin mesin sentrifugal itu benar-benar berfungsi. Pertanyaannya adalah, apakah mesin-mesin itu terhubungkan satu sama lain dalam suatu unit, dengan masing-masing 164 sentrifugal? Unit-unit ini diperlukan untuk memproduksi Uranium yang cukup untuk senjata atom. Beberapa minggu lalu Iran diduga hanya punya 2 unit semacam ini. Jadi patut dipertanyakan, apakah pengumuman atom itu bersikat fisikal atau mungkin lebih bersifat psikologis, dengan tujuan memperbaiki posisi tawar ketika berhadapan dengan mayoritas masyarakat internasional. Kelihatannya warga Iran sendiri ada yang meragukannya. Bagaimanapun situasi sebenarnya di instalasi nuklir Natanz, Iran adalah pemenang dalam perang propaganda dengan pihak Barat.“

Harian Inggris Guardian berkomentar:

„Kalaupun Ahmadinejad hanya gembar-gembor, hanya ada sedikit keraguan bahwa Iran suatu hari akan menjadi adidaya nuklir, seperti India dan Pakistan. Kegagalan strategi sanksi saat ini menempatkan negara-negara Barat pada pilihan yang sulit: Mengijinkan Ahmadinejad mendapat material nuklir, yang bisa juga digunakan membuat bom, atau menyerang instalasi pengayaan uranium seperti di Natanz. Tetapi jika benar apa yang diterangkan kelompok studi Oxford Research Group, bahwa serangan ke Natanz akhirnya hanya akan memperkuat tekad Iran untuk membuat bom atom, hanya tinggal satu opsi saja: Mengubah sikap Iran melalui kerjasama dan perundingan.”