KTT antara Amerika Serikat dengan negara anggota Dewan Kerjasama Teluk dihadang batu sandungan Iran dan Yaman. Obama harus menegaskan kembali persahabatan dengan dunia Arab untuk cairkan situasi.
Iklan
Konferensi puncak antara Amerika Serikat dengan negara anggota Dewan Kerjasama Teluk yang mulai digelar resmi Kamis (14/5) tema utama sejatinya adalah keamanan regional. Namun agenda utama KTT, berupa politik hubungan baru dengan Iran dan gencatan senjata di Yaman, berbalik menjadi batu sandungan buat tuan rumah, presiden Barack Obama.
Sebagian besar negara Dewan Kerjasama Teluk hanya mengirimkan politisi lapis dua untuk menghadiri KTT di Camp David itu. Kepala negara Uni Emirat Arab dan Oman menyatakan berhalangan sakit, Sementara raja Bahrain menyatakan lebih memilih pergi ke Inggris untuk bertemu ratu Elizabeth dan nonton pacuan kuda, ketimbang datang ke Washington. Hanya Kuwait dan Qatar yang diwakili oleh emir masing-masing.
Tokoh terpenting dari negara Teluk, raja Arab Saudi, Salman Ibn Abd al-Aziz secara tiba-tiba juga membatalkan kehadirannya dalam menit-menit terakhir. Sebagai gantinya, ia mengirim putra mahkota Mohammed bin Salman dan menteri dalam negeri Mohammed bin Nayef sebagai delegasi.
Washington yang kini mengubah sikap lebih bersahabat kepada Iran, setelah sukses perundingan konflik atom dan posisinya yang pasif dalam perang sektarian di Yaman, diduga memicu kemarahan di negara-negara Teluk. Dengan mengirim politisi lapis dua, negara-negara Arab itu melontarkan sinyal protes secara terselubung kepada Obama.
Obama kecewa
Para pengamat politik melontarkan analisa, Obama sebetulnya merasa kecewa dengan komposisi delegasi dalam KTT tersebut. Presiden Amerika Serikat itu dalam pembicaraan khusus dengan putra mahkota Arab Saudi, Mohammed Salman Rabu (13/5) bahkan harus menegaskan kembali persahabatan erat antara AS dengan dunia Arab untuk mencairkan situasi.
Yaman Masih Membara
Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi memasuki minggu ke 6 melancarkan serangan udara ke posisi pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Tawaran gencatan senjata humaniter memunculkan setitik harapan diakhirinya perang.
Foto: Reuters/N. Rahma
Sanaa Terus Dimbombardir
Walau ada tawaran gencatan senjata humaniter, koalisi militer Arab yang dipimpin Arab Saudi terus melancarkan serangan pemboman dari udara. Kubu pertahanan pemberontak Huthi dan aliansi militer yang setia pada mantan presiden Ali Abdullah Saleh di Sanaa, kembali jadi sasaran pemboman koalisi Arab.
Foto: Reuters/M. al-Sayaghi
AS Usulkan Gencatan Senjata Humaniter
Menlu AS John Kerry (ki) dan Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir (ka), gelar konferensi pers, umumkan usulan AS untuk gencatan senjata humaniter di Yaman. Kerry mengatakan, konflik memicu kelangkaan bahan pangan, obat-obatan dan BBM di Yaman, serta menimbulkan masalah baru di negara tetangga akibat serbuan arus pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/AP Photo/A. Harnik
Serangan Artileri Serdadu Arab
Artileri Arab Saudi yang disiagakan di perbatasan juga melontarkan tembakan balasan ke posisi pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Jurubicara koalisi militer Arab, brigadir jenderal Ahmed al-Assiri menyebutkan, pemberontak Huthi berulangkali menembakkan roket ke wilayah Arab Saudi yang melukai sejumlah warga sipil.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Jamali,
PBB Putuskan Resolusi Yaman
Dewan Keamanan PBB memutuskan resolusi untuk embargo pasokan senjata kepada pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Asset global pimpinan kaum Huthi juga akan dibekukan dan diterapkan larangan bepergian. Iran akan mengajukan proposal untuk solusi damai dan mengimbau koalisi Arab hentikan serangan udara.
Foto: REUTERS/L. Jackson
Iran Kirim Kapal Perang
Iran kirim dua kapal perangnya ke Teluk Aden. Alasannya untuk melindungi kapal dagangnya dari serangan perompak. Manuver Iran ini membuat situasi di kawasan konflik sektarian Yaman makin panas. Arab Saudi menuding kapal perang itu hendak menyuplai senjata dan amunisi kepada pemberontak Syiah Huthi.
Foto: Noroozi/AFP/Getty Images
Aden Dikuasai Huthi
Pemberontak Syiah Huthi berhasil menguasi kawasan pusat kota Aden dan sekitar istana presiden (2/3). Dengan jatuhnya Aden secara simbolis kaum Huthi berhasil merebut kubu terakhir dari presiden Mansour Hadi yang menyingkir ke kota ini setelah ibukota Sanaa berhasil direbut pemberontak Syiah Yaman itu
Foto: picture-alliance/AP Photo/Wael Qubady
Serangan Udara Berlanjut
Asap tebal membumbung dari barak milisi di Jabal al-Jumaima kawasan perbukitan dekat ibukota Sanaa akibat serangan udara pesawat tempur koalisi Arab. Petinggi Arab Saudi menegaskan, gempuran lewat udara terhadap posisi pemberontak Syiah Huthi akan terus dilancarkan hingga mereka menyerah kalah dan stabilitas di Yaman kembali tercipta.
Foto: Reuters/M. al-Sayaghi
Operasi Decisive Storm
Jet tempur koalisi Arab yang terdiri dari lebih 10 negara dipimpin angkatan udara Arab Saudi sejak 26 Maret 2015 terus melancarkan serangan udara ke kawasan yang dikuasai pemberontak Syiah Huthi yang diduga didukung Iran. Lebih dari 100 jet tempur dikerahkan untuk aksi 'Decisive Storm' ke Yaman.
Foto: AFP/Getty Images/F. Nureldine
Menangkis Serangan
Pemberontak Syiah Huthi di Yaman menggunakan artileri anti pesawat terbang untuk menangkis serangan udara koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Jet tempur koalisi menggempur ibukota Sanaa serta gudang amunisi milik pemberontak di pinggiran ibukota yang dikuasai kelompok pemberontak Syiah itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Sinan Yiter / Anadolu Agency
Sanaa Luluh Lantak
Milisi Syiah Huthi menginspeksi kawasan bandar udara Sanaa yang nyaris hancur akibat gempuran pesawat pembom koalisi Arab. Perang itu diibaratkan antara jet tempur F-15 milik Arab Saudi lawan senapan Kalashnikov milik pemberontak. Kaum Syiah Huthi terus bergerak maju dan berhasil menguasai seluruh kawasan ibukota Sanaa serta kawasan lain di selatan Yaman.
Foto: Reuters/N. Rahma
10 foto1 | 10
Washington mengundang Dewan Kerjasama Teluk untuk menggelar KTT, membahas kecemasan dunia Arab terkait makin mendekatnya AS dengan Iran setelah tercapainya kompromi atom. Selain itu juga hendak dibahas tema aksi militer koalisi Arab di Yaman dengan serangan udaranya terhadap pemberontak Huthi yang didukung Iran.
Hubungan antara Gedung Putih dengan negara-negara Arab beberapa tahun belakangan menegang. Dunia Arab menganggap Obama terlalu condong kepada Iran dalam berbagai konflik yang pecah di kawasan itu. Washington bahkan memuji kontribusi Teheran dalam menekan teror jihadis di Suriah dan Irak.
Sementara dalam konflik sektarian Sunni-Syiah di Yaman, yang berkecamuk antara pemberontak Syiah Huthi melawan koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi, Amerika Serikat justru menekan dilakukannya gencatan senjata dan mengritik serangan udara koalisi ke Yaman.