1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Bencana

Iran Mengaku "Tidak Sengaja" Tembak Jatuh Pesawat Ukraina

11 Januari 2020

Maskapai internasional Ukraina jatuh sesaat setelah lepas landas di Teheran, Iran, menyebabkan 176 penumpang tewas. Iran mengaku keliru pesawat tersebut dijadikan target musuh di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS.

Iran Flugzeugabsturz Ukraine International Airlines | Wrackteile bei Teheran
Foto: AFP

Sabtu (11/01), televisi pemerintah Iran mengutip pernyataan militer yang mengatakan bahwa Iran "secara tidak sengaja" menembakkan sebuah rudal ke sebuah pesawat maskapai internasional Ukraina karena "human error" (kesalahan manusia).

Pesawat maskapai internasional Ukraina ditembak jatuh saat terbang dekat dengan markas militer Iran, begitu bunyi laporan yang disiarkan televisi pemerintah Iran.

Pesawat tersebut tengah dalam perjalanan ke ibu kota Ukraina, Kiev, dari Teheran, Iran, mengangkut 167 penumpang dan sembilan anggota awak, dengan rincian 63 warga Kanada, 82 warga Iran, 11 warga Ukraina, dan 4 warga Inggris.

Baca jugaPesawat Ukraina Jatuh di Iran, Semua Penumpang Tewas

'Keliru sebagai target musuh'

Menurut pernyataan militer Iran, pesawat tersebut keliru dijadikan "target musuh" setelah terbang melintas dekat markas pusat militer Garda Revolusi Iran. Pasukan militer Iran diketahui sedang berada pada "tingkat siaga tertinggi" mereka, setelah AS membunuh Jenderal Iran Qassem Soleimani dalam serangan udara di Baghdad, Irak.

"Dalam kondisi demikian, karena kesalahan manusia dan dengan cara yang tidak disengaja, pesawat itu tertembak," bunyi pernyataan itu, sekaligus meminta maaf atas peristiwa yang terjadi dan mengatakan bahwa negara akan meningkatkan sistem (keamanan) untuk mencegah "kesalahan" seperti itu terjadi lagi di masa depan.

Dalam pernyataan tersebut juga dikatakan mereka yang bertanggung jawab atas peristiwa ini akan dimintai pertanggungjawaban.

'Bencana' dan 'tidak termaafkan'

Dalam cuitannya melaui akun Twitter, Presiden Iran Hassan Rouhan mengungkapkan penyesalannya.

"Iran sangat menyesali kesalahan ini," katanya. "Investigasi terus dilanjutkan untuk mengidentifikasi dan mengusut tragedi besar dan kesalahan tak termaafkan ini."

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga menyatakan keprihatinannya atas jatuhnya pesawat Ukraina. Namun ia turut menyalahkan Amerika atas terjadinya peristiwa tersebut.

"Hari yang menyedihkan. Kesimpulan awal investigasi internal oleh Angkatan Bersenjata: Human error di saat krisis yang disebabkan oleh tindakan AS yang berujung bencana," cuit Zarif. "Penyesalan mendalam kami, permintaan maaf dan belasungkawa kepada rakyat kami, kepada semua keluarga korban, dan kepada negara-negara lain yang terkena dampak."

Transparansi penyelidikan

Sebelumnya, pihak berwenang Iran membantah menembak jatuh pesawat Boeing 737-800 milik maskapai internasional Ukraina tersebut.

Sejumlah pemimpin negara mengatakan pesawat ditembak jatuh oleh rudal Iran ketika pasukan militer Iran menargetkan fasilitas AS di Irak. AS, Inggris, dan Kanada mengatakan ada bukti bahwa Iran menembak jatuh pesawat itu, kemungkinan "secara tidak disengaja."

Jumat (10/01), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan kepada wartawan bahwa AS bersedia membantu Ukraina dalam proses penyelidikan.

Zelenskiy mengatakan bahwa ia tidak menampik rumor yang menyebutkan bahwa pesawat jatuh karena tertembak rudal. Ia meminta kepada pemerintah negara-negara lain untuk berbagi data untuk membantu mengungkap misteri jatuhnya Boeing 737-800 tesebut.

"Mengingat pernyataan baru-baru ini oleh para pemimpin negara-negara di media, kami meminta semua mitra internasional - terutama pemerintah Amerika Serikat, Kanada dan Inggris - untuk menyerahkan data dan bukti mengenai peristiwa tersebut kepada komisi yang melakukan pnyelidikan," jelas Zelenskiy.

Senada dengan Zelenskiy, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas juga menyerukan diadakannya kerja sama dan mendesak "transparansi sebaik mungkin" dalam penyelidikan.

rap/yp (AFP, AP, Reuters)