Iran sesuai perjanjian internasional, mulai kirim uranium yang bisa dibuat senjata Atom ke Rusia. Sebagai gantinya negeri para mullah itu akan mendapatkan kembali dana yang dibekukan dan akses ke pasar minyak dunia.
Iklan
Iran sedang membuat sejarah baru. Senin (29/12) negeri para Mullah itu mulai mengirimkan cadangan uraniumnya ke Rusia sebagai bagian dari kesepakatan nuklir internasional. Sedikitnya 11.000 kilogram uranium yang diperkaya kadar rendah diangkut dengan sebuah kapal laut menuju Rusia.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry menyebut pengiriman tersebut sebagai "salah satu langkah signifikan yang diambil Teheran buat memenuhi komitmennya." Sebagai gantinya Iran akan mendapatkan 137 ton Yellow Cake dari Rusia. Senyawa uranium berbentuk bubuk ini siap diproses jadi elemen bakar reaktor nuklir pembangkit energi.
Rusia menurut Kerry, telah memainkan "peranan penting" dengan menampung uranium yang telah diperkaya milik Iran dan menggantinya dengan senyawa uranium yang tidak bisa dibuat senjata atom. Negara lain, Kazakhstan yang merupakan produsen uranium terbesar di dunia juga membantu dengann menyediakan Yellow Cake buat Iran.
Kerry juga beterimakasih kepada Norwegia karena telah membantu proses transaksi keuangan. "Upaya ini mencerminkan kontribusi Norwegia pada perdamaian dunia," ujarnya setelah berbicara dengan Menlu Norwegia, Borge Brende. Norwegia ikut mendanai pertukaran uranium antara berbagai negara terkait program nuklir Iran.
Juli silam Teheran sepakat mengurangi kapasitas pemerkaya uranium dan cadangan uranium yang telah diperkaya serta menerima tim inspeksi internasional. Negeri mullah itu juga menjamin program nuklir untuk tujuan damai tidak akan diubah untuk memproduksi senjata.
Sebagai gantinya Iran mendapatkan kembali akses terhadap cadangan dananya senilai 100 milyar US Dollar yang sebelumnya dibekukan dan bisa kembali aktif berdagang di pasar minyak internasional.
Perjanjian yang ditandatangani enam negara itu mewajibkan Iran hingga akhir tahun 2015 untuk memindahkan hampir semua cadangan uranium yang diperkaya kadar rendah miliknya ke Rusia. Teheran hanya mempertahankan maksimal 300 kilogram bahan berbahaya ini di reaktor atomnya.
Ambisi Program Atom Iran
Iran berulang kali menegaskan, program atomnya murni hanya untuk tujuan sipil. Tapi, pemanfaatan energi atom untuk tujuan sipil dan keperluan militer, hanya terpaut satu langkah.
Foto: Getty Images/AFP
Apa Niat Terselubung Iran?
Sejak bertahun-tahun memperluas know-how di bidang teknik nuklir. Badan energi atom internasional-IAEA meyakini, Iran hingga paling tidak hingga tahun 2010, berusaha membuat bom atom.
Foto: aeoi.org.ir
Ingin Bukan Berarti Bisa
Tapi juga diketahui, untuk memproduksi senjata atom yang berfungsi, termasuk sistem roket peluncurnya, merupakan tantangan teknologi sangat berat. Sederhananya, ada lima langkah yang harus ditempuh, dan tidak semua negara memiliki kemampuan itu.
Foto: aeoi.org.ir
Langkah Pertama : Material
Untuk membuat bom atom diperlukan unsur Uranium yang diperkaya atau Plutonium dengan kemurnian tinggi. Dalam hal ini Iran memiliki cukup cadangan Uranium, misalnya dari pertambangan Sarghand, yang ditambang untuk reaktor nuklir sipil. Artinya syarat pertama sudah terpenuhi.
Foto: PD
Langkah Kedua : Pengayaan Uranium
Uranium harus diperkaya menggunakan peralatan sentrifugal gas, agar lebih mudah meluruh. Untuk senjata atom, diperlukan pengayaan hingga 85 persen. Iran membeli sentrifugal canggih itu dari luar negeri, lewat perusahaan bayangan. November 2012 dilaporkan, Iran sudah mencapai tingkat pengayaan 20 persen.
Foto: picture-alliance/dpa
Langkah Ketiga : Hulu Ledak Nuklir
Uranium yang diperkaya kadar tinggi saja tidak cukup, untuk membuat bom atom yang bisa meledak. Para teknisi dan insinyur juga harus mampu mencetak logam berat itu menjadi bentuk tententu, agar lewat impuls terarah, bisa dipicu reaksi berantai. Sejauh ini tidak diketahui, apakah Iran sudah menguasai teknik ini.
Foto: picture-alliance/dpa
Langkah Keempat : Pemicu Ledakan
Teknik pemicu ledakan pada bom atom mirip sumbu peledak senjata konvensional. Iran sudah menguasai tekniknya. Selain itu, para ilmuwan Iran sudah membuat model algoritma dan melaksanakan ujicoba simulasi sifat-sifat hulu ledak.
Foto: AFP/Getty Images
Langkah Kelima : Sistem Roket Pengangkut
Iran juga sudah sukses mengujicoba roket yang bisa dimuati hulu ledak nuklir. Roket jarak menengah Shabab-3 sebuah varian dari roket Korea Utara Nodong-1, mampu mencapai sasaran sejarak 2000 kilometer.
Foto: picture-alliance/dpa
Keinginan Memiliki Senjata Nuklir
Tanpa pengawasan, sebuah program atom untuk tujuan sipil nyaris tidak bisa dibedakan dari yang bertujuan militer. Pada dasarnya instalasi tekniknya sama. Pertanyaan apakah Iran mampu membuat bom atom, atau sudah direalisasikan, jawabannya sangat tergantung dari keinginan para penguasa di negara itu.