Iran Tangkap Beberapa Orang Terkait Pembunuhan Pakar Nuklir
9 Desember 2020
Kantor berita Iran ISNA melaporkan, beberapa orang yang terlibat pembunuhan pakar nuklir Mohsen Fakhrizadeh sudah ditangkap. Tetapi tidak ada rincian mengenai penangkapan itu.
Iklan
Beberapa dari mereka yang terlibat dalam pembunuhan ilmuwan nuklir top Iran akhir bulan lalu telah ditangkap, kata seorang penasihat juru bicara parlemen Iran hari Selasa (08/12), menurut laporan kantor berita Iran ISNA.
Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh 27 November lalu. Fakhrizadeh adalah petinggi Garda Recvolusi dan pakar nuklir yang disebut-sebut sebagai "Bapak Program Nuklir Iran".
Iran sebelumnya menuduh Israel berada di belakang aksi pembunuhan itu, yang menurut Iran dilakukan dengan perangkat teknologi tinggi dan senapan otomatis mandiri. Israel seperti biasanya tidak membenarkan atau membantah peristiwa pembunuhan itu.
"Para pelaku pembunuhan ini, beberapa di antaranya telah diidentifikasi dan bahkan ditangkap oleh dinas keamanan, tidak akan lolos dari keadilan," kata Hossein Amir-Abdollahian kepada ISNA, yang dikutip oleh Al Alam TV, televisi berbahasa Arab Iran.
"Apakah Zionis (Israel) mampu melakukan ini sendiri dan tanpa kerja sama, misalnya, dengan dinas (intelijen) Amerika atau dinas lain? Mereka pasti tidak bisa melakukannya tanpa itu," kata Amir-Abdollahian.
Iran kontradiktif tentang pembunuhan Fakhrizadeh
Iran selama ini memberikan rincian kontradiktif tentang kematian Mohsen Fakhrizadeh dalam penyergapan pada 27 November siang di mobilnya di jalan raya dekat ibu kota Teheran.
Seorang komandan senior Garda Revolusi Iran mengatakan, pembunuhan itu dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan senapan mesin yang dilengkapi dengan "sistem pintar yang dikendalikan dari satelit."
Namun, para saksi mata sebelumnya mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa sebuah truk meledak, sebelum sekelompok pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah Mohsen Fakhrizadeh yang keluar dari mobil anti-pelurunya untuk melihat apa yang terjadi. Jenderal Garda Revolusi itu kemudian dilarikan ke rumah sakit namun meninggal dalam perjalanan karena luka-luka tembaknya.
Para pengamat menilai, aksi pembunuhan dekat ibu kota Iran itu mengungkap celah keamanan pasukan keamanan dan intelijen Iran, yang mungkin telah disusupi dari luar, karena Mohsen Fakhrizadeh adalah tokoh yang sebenarnya mendapat penjagaan paling ketat di Iran.
hp/rap (rtr)
Lika-Liku Kesepakatan Nuklir Iran
Donald Trump telah secara resmi menarik AS dari perjanjian nuklir internasional dengan Iran. Pemerintah AS terdahulu telah dengan susah payah menegosiasikannya selama bertahun-tahun dengan lima mitra internasional.
Foto: picture-alliance/epa/D. Calma
Yang menjadi masalah
Fasilitas nuklir Iran Bushehr adalah salah satu dari lima fasilitas yang dikenal oleh pengamat internasional. Israel, Amerika Serikat dan negara-negara sekutu telah sepakat bahwa usaha Iran memperkaya uranium - untuk keperluan energi domestik, menurut para pejabat di Teheran - dapat menjadi ancaman bagi kawasan jika hal itu berujung pada pengembangan senjata nuklir.
Foto: picture-alliance/dpa
Akhir dari masalah
Pada 2006, lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB (AS, Cina, Rusia, Prancis, Inggris) dan Jerman (P5+1) memulai proses negosiasi yang melelahkan dengan Iran yang akhirnya mencapai kesepakatan pada 14 Juli 2015. Negara-negara tersebut sepakat memberikan kelonggaran sanksi pada Iran. Sebagai gantinya, pengayaan uranium Iran harus terus dipantau.
Foto: picture alliance / landov
Rakyat Iran setuju
Di Teheran dan kota-kota lain di Iran, warga merayakan apa yang mereka yakini sebagai akhir dari isolasi ekonomi bertahun-tahun yang memberi efek serius pada kesehatan dan gizi masyarakat karena kurangnya akses ke pasokan medis dan makanan untuk warga biasa. Banyak juga yang melihat perjanjian itu sebagai bukti bahwa Presiden Hassan Rouhani berusaha untuk membuka Iran ke dunia dengan cara lain.
Foto: picture alliance/AA/F. Bahrami
Peran IAEA
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ditugaskan untuk memantau kepatuhan Iran kepada kesepakatan itu. Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano (kiri) pergi ke Teheran untuk bertemu dengan Rouhani pada bulan Desember 2016, hampir satu setengah tahun setelah kesepakatan itu ditandatangani. Dalam laporan yang disampaikan setiap tiga bulan, IAEA berulang kali menyertifikasi kepatuhan Iran.
Foto: picture alliance/AA/Iranian Presidency
Sang oponen
Setelah delapan tahun dengan Barack Obama, PM Israel Benjamin Netanyahu menemukan sosok presiden AS yang ia inginkan dalam Donald Trump. Meski Trump tidak memiliki pengalaman dalam diplomasi dan ilmu nuklir, ia menyebut perjanjian internasional tersebut sebagai "kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan." Hal ini juga menjadi pokok kampanye pemilunya di 2016.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Siapa yang masih ada?
Meskipun ada sertifikasi IAEA dan protes dari Kemlu AS, Trump tetap menarik AS dari perjanjian pada 8 Mei. Pihak-pihak lain telah berjanji untuk tetap berada dalam kesepakatan. Diplomat top Uni Eropa, Federica Mogherini (kiri), sudah melakukan pembicaraan dengan para menteri luar negeri dari (ki-ka) Iran, Prancis, Jerman dan Inggris.