Iran Tantangan Terberat Obama
3 Juli 2012Dengan gembira, Sahar Sabat, mahasiswa berusia 19 tahun, melangkah masuk ke sebuah toko komputer di negara bagian Georgia. Mahasiswa yang dilahirkan di Teheran tersebut, telah menjadi warga negara AS sejak bertahun-tahun lalu. Ia rajin menabung karena ingin membeli sebuah iPad. Ketika Sahar membicarakan kemampuan teknis iPad tersebut dalam bahasa Farsi dengan pamannya, seorang penjual di toko itu mendengarnya.
Keinginan Sahar Sabat untuk memiliki iPad tidak bisa dipenuhi. Demikian dikatakan pekerja perusahaan Apple tersebut. Karena produk itu termasuk dalam indeks ekspor ke Iran yang ditetapkan pemerintah AS. Sahar Sabat bukan satu-satunya warga AS asal Iran, yang mengalami hal itu. Sanksi terhadap Iran mulai berlaku.
Eropa Tetapkan Sanksi
Berita, bahwa Uni Eropa telah mensahkan sanksinya terhadap Iran sangat penting bagi pemerintah AS. Karena Eropa menjadi salah satu pembeli minyak terbesar dari Iran, boykot Uni Eropa akan menjadi tekanan yang berarti. Minyak mentah yang dijual rezim di Teheran kini berkurang sejuta barrel per hari. Itu sama seperti sekitar 50% dari jumlah minyak mentah yang hingga kini dijual. Di samping itu, karena harga minyak sekarang sangat menurun, uang yang mengalir ke kas negara Iran semakin berkurang.
Pakar Iran dari Partai Republik dan anggota Kongres AS, Ileana Ros-Lehtinen membenarkan, sanksi ekonomi memberatkan produksi minyak Iran. Memang Partai Republik dan calon presiden dari partainya, Mitt Romney, berkali-kali melontarkan kritik. Obama dianggap bersikap terlalu lunak dalam politik nuklir dengan Iran. Tetapi Partai Republik mengakui konsekuensi sanksi berat tersebut bagi Iran.
Ileana Ros-Lehtinen mengatakan, "Tidak salah jika kita memperkirakan, bahwa ekspor minyak Iran akan lumpuh sepenuhnya beberapa tahun mendatang, dengan konsekuensi berat bagi keuangan Iran."
Isyarat bagi Israel
Nada seperti itu yang datang dari lawan politiknya menyenangkan Obama. Dalam waktu dekat Teheran tidak dapat lagi menyimpan minyak yang tidak terjual dalam tangker-tangkernya, sehingga harus menghentikan banyak instalasi pengeboran minyaknya. Sementara lubang pengeboran yang sudah ditutup tidak dapat dengan mudah digunakan lagi untuk pengeboran berikutnya.
Demikian isyarat yang ingin disampaikan Washington kepada Tel Aviv. Obama akan mengusahakan segalanya, untuk mencegah Israel melancarkan serangan militer terhadap Teheran. Bagi presiden AS jelas, bahwa waktu bagi pembicaraan tentang nuklir dan diplomasi dengan Teheran sudah berakhir.
Duta besar Iran di PBB, Mohammad Khazaee menekankan, negaranya menginginkan zona bebas senjata nuklir di daerah Timur Tengah. Tetapi pernyataan diplomat Iran itu tidak membantu Obama, selama Iran tetap dicurigai memperkaya uranium untuk kepentingan militer, dan tidak bersedia menyerahkan sekitar 150 kg uranium, yang telah diperkaya sebanyak 20%.
Sikap Pemimpin Iran
Obama sadar, walaupun saat ini nanas di Teheran harganya 15 Dolar, mata uang Iran nilainya semakin menurun, juga pengangguran massal semakin bertambah dan perekonomian tidak berkembang akibat embargo, haluan nuklir Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan Ayatollah Khamenei tidak akan berubah. Presiden AS itu menyatakan, "Kami akan menggunakan seluruh potensi untuk melancarkan tekanan terhadap Iran."
Potensi kekuasaan AS akan ia gunakan untuk menggerakkan Teheran agar menyerah pada tekanan. Itu sudah dijanjikan Obama kepada Israel ketika baru menjadi presiden. Obama menepati janjinya. Ia menetapkan sanksi di bidang perdagangan dan perbankan yang paling berat dalam sejarah AS terhadap Iran. Ia juga mengadakan serangan terahdap sistem komputern Iran serta instalasi nuklirnya dengan virus yang memata-matai dan menyabot.
"Saya akan melakukan segalanya untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir." Presiden AS itu sudah menggunakan semua cara non militer, sementara perundingan di bidang nuklir dengan Teheran tidak menunjukkan banyak kemajuan. Iran tetap menjadi tantangan politik luar negeri paling berbahaya bagi Obama.
Ralph Sina / Marjory Linardy
Editor: Agus Setiawan