1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran Tolak Ultimatum Barat

3 September 2009

Iran hanya bersedia berunding dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Tawaran dialog lainnya tak ditanggapi Teheran.

Iran bersikeras hanya gunakan teknologi nuklirnya bagi keperluan sipilFoto: AP

Teheran menolak ultimatum yang disampaikan lima anggota tetap DK PBB plus Jerman dan Uni Eropa untuk kembali ke meja perundingan guna membahas sengketa program atomnya. Hassan Ghashghawi, juru bicara kementerian luar negeri Iran mengatakan, Teheran hanya berunding dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengenai program atomnya dan bukan dengan Dewan Keamanan PBB. Ia menambahkan, barat seharusnya paham bahwa Iran tidak tunduk pada tekanan luar.

Kelompok yang terdiri dari Amerika Serikat, Cina, Inggris, Perancis dan Italia plus Jerman dan Uni Eropa memang mendesak Teheran untuk melanjutkan kembali perundingan yang mandeg. Kalangan diplomat yang bertemu dekat Frankfurt am Main, Jerman, Rabu (02/09) kemarin berharap bahwa Iran menunjukkan kesediaan untuk berunding kembali sebelum Sidang Umum PBB digelar pertengahan September. Sebelum pertemuan kelompok yang kerap disebut kelompok E3 plus tiga di dekat Frankfurt, Saeed Jalili, juru runding utama Iran menyampaikan bahwa sudah Teheran menyiapkan suatu proposal nuklir baru. Namun, sampai saat ini, proposal tersebut belum sampai di tangan kelompok E3 plus tiga. Baik Javier Solana, pejabat Uni Eropa urusan luar negeri maupun juru bicara kementerian luar negeri Amerika Serikat mengaku belum menerima dokumen tersebut dari pihak Iran. Sejumlah pakar menduga, janji untuk merumuskan suatu proposal baru ini hanyalah taktik Iran untuk mengulur-ulur waktu.

Tekanan barat terhadap Iran belakangan memang meningkat. Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak diberlakukannya sanksi lebih ketat terhadap Iran, bila Teheran menolak untuk berunding. Sikap keras Merkel yang didukung sepenuhnya oleh Presiden Perancis Nicolas Sarkozy mulai terlihat pasca pemilu presiden yang kontroversial di Iran. Merkel termasuk pemimpin barat pertama yang mengecam tindak kekerasan terhadap para demonstran Iran.

Selain desakan kelompok E3 plus tiga, Iran juga menerima tawaran dialog mengenai program atom dan juga isu lainnya dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang disampaikan April lalu. Tenggat waktu untuk tawaran ini adalah tanggal 15 September mendatang. Menyusul tawaran dialog Barack Obama, kelompok E3 plus tiga menyampaikan proposal kepada pihak Iran. Bila Iran menghentikan program pengayaan uraniumnya maka barat akan memasok barang bantuan dan bantuan teknis ke Iran. Selain itu, barat berjanji membekukan perluasan sanksi terhadap Iran, bila Teheran juga menghentikan perluasan instalasi pengayaan uraniumnya di Natanz.

Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya Teheran mendapat tawaran Barat dan pihak lainnya. Sebelumnya, Rusia berjanji akan memasok uranium yang diperkaya untuk keperluan sipil ke Iran. Tapi tawaran-tawaran tersebut tak diindahkan Teheran yang bersikeras, bahwa Iran berhak untuk memperluas program atomnya. Peranan kunci dalam perundingan dengan Iran sebenarnya berada di tangan Cina dan Rusia. Selama ini, kedua anggota tetap Dewan Keamanan itu berulang kali berhasil mencegah pemberlakuan sanksi lebih ketat terhadap Iran.

(ZER/HP/dpa/arfd/rtr/ap)