Hubungan Iran dan Arab Saudi kembali memanas setelah Ayatollah Khamenei menuding Riyadh "membunuh" jemaah haji dalam tragedi Mina 2015. Ia minta umat Muslim mengambilalih manajemen dua kota suci dan penyelenggaraan Haji
Iklan
Pemimpin sipiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei menuding otoritas Arab Saudi "membunuh" jemaah haji dalam insiden panik massal di Mina yang merenggut 2,426 korban jiwa.
"Pemerintah Saudi mengurung korban luka dalam sebuah kontainer bersama jenzah. Bukan memberikan bantuan medis atau setidaknya mengurangi rasa dahaga mereka. Mereka (otoritas) membunuh para jemaah," tulis Khamenei dalam sebuah pernyataan di situs pribadinya.
Khamenei mengecam Saudi yang dinilainya "enggan meminta maaf, terlebih tanpa malu menolak pembentukan komite pencari fakta internasional." Ia juga mendesak agar umat Muslim "berpikir ulang tentang manajemen dua kota suci dan penyelenggaran Haji."
Penerus tahta Arab Saudi dan Menteri Dalam Negeri, Muhammad bin Nayef, mengklaim Iran berupaya "mempolitisir" ibadah Haji. Sementara pejabat tinggi di Riyadh menyebut tudingan Khemenei merefleksikan "rendahnya moral" Teheran.
Lini Masa Pertikaian Arab Saudi dan Iran
Bukan kali pertama Iran dan Arab Saudi bersitegang. Sepanjang sejarahnya, hubungan kedua negara acap mengalami pasang surut menyusul konflik politik atau agama. Inilah sejarah modern permusuhan dua ideologi dalam Islam
Foto: DW Montage
Damai berbayang kecurigaan
Hubungan Iran dan Arab Saudi baru tumbuh sejak kekuasaan Syah Reza Pahlevi dan Raja Khalid. Kedua negara sebelumnya sering direcoki rasa saling curiga, antara lain karena tindakan Riyadh menutup tempat-tempat ziarah kaum Syiah di Mekkah dan Madinah. Perseteruan yang awalnya berbasis agama itu berubah menjadi politis seiring dengan eskalasi konflik di Timur Tengah dan Revolusi Islam 1979.
Foto: picture alliance/AP Images
Pendekatan usai Revolusi Islam
Raja Khalid sempat melayangkan ucapan selamat kepada Ayatollah Khomeini atas keberhasilan Revolusi Islam 1979. Tapi hubungan kedua negara memburuk menyusul perang Iran-Irak dan kisruh Haji 1987. Puncaknya, Riyadh memutuskan hubungan pada 1987, ketika Khomeini mengecam penguasa Saudi sebagai "Wahabi yang tidak berperikemanusiaan, ibarat belati yang menusuk jantung kaum Muslim dari belakang."
Foto: Getty Images/Afp
Keberpihakan dalam Perang Iran-Irak 1980
Saat berkobar perang Iran-Irak, Arab Saudi sejak dini menyatakan dukungan terhadap rejim Saddam Hussein di Baghdad. Riyadh memberikan dana sumbangan sebesar 25 milyar US Dollar dan mendesak negara-negara Teluk lain untuk ikut mengisi pundi perang buat Irak. Demi menanggung biaya perang, Arab Saudi menggenjot produksi minyak yang kemudian mengakibatkan runtuhnya harga minyak di pasar dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
Kisruh Haji 1987
Mengikuti ajakan Ayatollah Khomeini, jemaah Iran setiap tahun berdemonstrasi di Mekkah dan Madinah menentang Israel. Tradisi sejak 1981 itu tidak pernah diperkarakan, kecuali pada 1987, ketika polisi memblokade jalan menuju Masjid al-Haram. Akibat bentrokan, 402 jemaah Iran tewas dan 649 luka-luka. Setelah kedutaannya di Teheran diserbu massa, Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.
Foto: farhangnews
Kontroversi program nuklir Iran
Arab Saudi sejak awal menolak program nuklir Teheran. Sikap itu tidak berubah bahkan setelah tercapainya Perjanjian Nuklir di Vienna tahun 2015. Riyadh menilai kesepakatan tersebut "sangat berbahaya." Desakan kepada Iran untuk bekerja sama dengan pengawas nuklir PBB juga disampaikan Saudi pada awal 2023.
Foto: Irna
Pemberontakan Houthi di Yaman, 2004
Hubungan Iran dan Arab Saudi kembali menegang setelah kelompok Syiah Zaidiyah di Yaman mengobarkan pemberontakan. Riyadh menuding Teheran mengompori perang bersaudara dan mencampuri urusan dalam negeri Yaman dengan memasok senjata. Iran sebaliknya menuding Arab Saudi menghkhianati perannya sebagai mediator konflik dengan membombardir minoritas Houthi di utara Yaman.
Foto: picture alliance/Y. Arhab
Perang proksi di Suriah, 2011
Dukungan Iran atas rejim Bashar Assad di Suriah sejak lama dianggap duri dalam daging oleh Arab Saudi. Sejak 2011, Riyadh aktif memasok senjata buat oposisi Sunni di Suriah. Kerajaan di Riyadh juga menjadi yang pertama kali mengecam Assad seputar "tindakan represif pemerintahannya terhadap demonstrasi anti pemerintah," ujar Raja Abdullah saat itu.
Foto: picture-alliance/AP/Vadim Ghirda
Tragedi Mina 2015
Bencana memayungi ibadah Haji 2015 ketika lebih dari 400 jemaah Iran meninggal dunia di terowongan Mina akibat panik massa. Iran menuding pemerintah Arab Saudi ikut bertanggungjawab. Riyadh sebaliknya menyelipkan isu bahwa tragedi itu disebabkan jemaah haji Iran yang tak mau diatur. Kisruh memuncak saat pangeran Arab Saudi, Khalid bin Abdullah, mendesak agar Riyadh melarang masuk jemaah haji Iran.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Eksekusi Mati Al-Nimr 2016
Sehari setelah pergantian tahun Arab Saudi mengeksekusi mati 46 terpidana, antara lain Syeikh Nimr al-Nimr, seorang ulama yang aktif membela hak-hak minoritas Syiah yang kerap mengalami represi dan diskriminasi di Arab Saudi. Al-Nimr didakwa terlibat dalam terorisme. Sebagai reaksi Pemimpin Spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei melayangkan ancaman, bahwa Saudi akan mendapat "pembalasan tuhan."
Foto: picture alliance/dpa/Y. Arhab
Drama di Lebanon
Pada November 2017 Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengumumkan pengunduran diri dari Riyadh, Arab Saudi, dan menyalahkan Iran terkait kebuntuan politik di Beirut. Langkah itu diyakini bagian dari manuver Arab Saudi untuk memprovokasi perang antara Iran dan Hizbullah dengan Israel. Saudi dan Iran berebut pengaruh di Lebanon pasca penarikan mundur pasukan Suriah 2005 silam.
Foto: picture-alliance/dpa/AP/Lebanese Official Government/D. Nohra
Narasi damai di awal 2023
Menyusul mediasi Cina, pemerintah Arab Saudi sepakat memulihkan hubungan dengan Ira pada Maret 2023. Kesepakatan tersebut disusul pembukaan kembali relasi dengan Suriah dan perundingan damai dengan pemberontak Houthi di Yaman. Sebelumnya, negara-negara Teluk juga sepakat mengakhiri perpecahan dengan Katar, sekutu dekat Iran di Teluk Persia.
Foto: Iran's Foreign Ministry/WANA/REUTERS
11 foto1 | 11
"Tudingan itu tidak cuma tanpa bukti, tapi juga dibuat untuk propaganda mereka yang tidak etis," kata Abdul Mohsen Alyas, Wakil Menteri Kebudayaan dan Informasi di Riyadh. "Arab Saudi siap melayani jemaah Haji dan menajmin keselamatan dan kenyamanan mereka," tuturnya.
Sejak tragedi yang juga merenggut 464 jemaah haji Iran itu, pemerintah di Teheran memutuskan untuk membekukan layanan haji untuk warganya tahun ini. Iran menuding Riyadh sengaja menyabotase perundingan di awal tahun seputar keselamatan jemaah haji.
Khamenei juga menyalahkan Arab Saudi dalam insiden jatuhnya sebuah menara bangunan di Mekkah yang menewaskan 111 orang. Menurutnya, penguasa kerajaan Wahabi itu adalah "iblis."
"Mereka yang merendahkan Haji sebagai wisata reilijus dan mencoba menutupi permusuhan dan kebengisan terhadap penduduk Iran dengan dalih "politisasi Haji" sendirinya adalah setan kecil yang takut melanggar kepentingan iblis besar, Amerika Serikat."
Duka Kembali Menggayut di Mina
Arab Saudi sudah berusaha keras cegah kecelakaan, tapi Mina kembali membuat umat Islam berduka. Sedikitnya 717 orang jemaah haji meninggal terinjak-injak, ratusan cedera saat pecah panik massal ketika lempar jumrah.
Foto: Getty Images/AFP
Jembatan Jamarat
Jembatan Jamarat dibangun bertingkat lima. Tujuannya memperlancar arus jemaah haji yang akan melempar jumrah agar tidak bertabrakan. Tapi kecelakan kembali terjadi dan 717 meninggal akibat terinjak-injak, lebih 800 cedera. Arab Saudi sudah keluarkan milyaran US Dollar untuk memperbaiki Infrastruktur ibadah Haji.
Foto: Reuters/Ahmad Masood
Ratusan Meninggal Terinjak-Injak
Sedikitnya 717 orang meninggal akibat terinjak-injak saat panik massal pecah ketika jemaah Haji hendak melempar jumrah di Mina. Lebih dari 800 dilaporkan cedera. Sejauh ini aparat keamanan Arab Saudi masih menyelidiki penyebab panik massal.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Regu Penolong Beraksi
Regu penolong yang dikerahkan sekitar 4000 orang dengan sigap beraksi mengevakuasi korban meninggal dan menolong jemaah Haji yang cedera. Pemerintah Arab saudi setiap jam melaporkan data baru jumlah korban meninggal, yang terus bertambah. Belum diketahui apa penyebab panik massal di kalangan jemaah Haji itu.
Saksi mata melaporkan ratusan ambulans langsung bergerak ke lokasi kecelakaan. Juga Helikopter terus memantau situasi dari udara dan mengangkut korban cedera ke rumah sakit. Pemerintah Arab Saudi mengumumkan, jumlah korban meninggal dikhawatirkan akan terus bertambah.
Foto: Reuters/A. Masood
Ratusan Ribu Berdesakan di Jamarat
Ratusan ribu jemaah Haji berdesakan di jembatan Jamarat untuk melempar jumrah. Walau Infrastruktur sudah membaik, namun kecelakaan yang menelan banyak korban tewas tetap tidak bisa dihindarkan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Elshamy
Melempar Jumrah
Ritual ini dilaksanakan pada hari terakhir ibadah haji. Ritual yang biasanya digelar selama tiga hari melambangkan aksi mengusir setan. Berulang kali ritual di Mina ini menelan korban jiwa cukup banyak akibat berdesak-desakan atau panik masal.
Foto: Reuters/Ahmad Masood
Dua Juta Jemaah Haji
Tahun ini pemerintah Arab Saudi mencatat sekitar dua juta orang datang untuk melakukan ibadah haji. Konsentrasi massa di lokasi kecil terutama terjadi saat thawaf di Kabah dan lempar jumrah di Mina.