Iran menuduh serangan udara koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman sebagai aksi genosida. Tanpa terpengaruh serangan udara, pemberontak Syiah Huthi berhasil merebut kota minyak Ataq dari kaum Sunni.
Foto: picture alliance/abaca
Iklan
Pemimpin religius Iran Ayatullah Ali Khamenei menuding intervensi militer koalisi Arab di Yaman sebagai aksi pembantaian massal. "Ini kejahatan dan genosida yang bisa dituntut ke mahkamah kejahatan internasional", ujar Khamenei dalam situs resmi miliknya.
Pemimpin religius Iran itu juga menyamakan serangan udara koalisi Arab ke Yaman dengan serangan udara Israel ke Jalur Gaza. ia juga menyebut penyebabnya, karena koalisi Arab dipimpin orang yang kurang pengalaman. Yang dimaksud adalah menteri pertahanan Mohammed bin Salman, putra lelaki raja Arab saat ini.
Sementara itu dalam pidatonya di Teheran, presiden Hassan Ruhani kembali mengimbau Arab Saudi untuk menghantikan serangan udara ke Yaman dan memulai dialog untuk mencari solusi krisis. Ruhani juga menyerukan agar negara-negara di kawasan itu saling menghormati dan menjunjung semangat kekeluargaan.
"Hentikan pembunuhan anak-anak tidak berdosa. Mari kita berpikir untuk menghentikan perang, menggelar gencatan senjata dan memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga Yaman yang menderita", imbau presiden Iran itu.
Senada dengan itu, sekjen PBB Ban Ki Moon juga memperingatkan, serangan udara koalisi Arab ke posisi pemberontak Huthi bisa mengubah krisis sektarian lokal itu menjadi konflik regional jangka panjang. Ban Ki Moon juga mengimbau seluruh negara di kawasan untuk mulai mencari solusi politi. Sekjen PBB juga menuntut para pihak yang berperang, untuk mengzinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Yaman.
Yaman Masih Membara
Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi memasuki minggu ke 6 melancarkan serangan udara ke posisi pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Tawaran gencatan senjata humaniter memunculkan setitik harapan diakhirinya perang.
Foto: Reuters/N. Rahma
Sanaa Terus Dimbombardir
Walau ada tawaran gencatan senjata humaniter, koalisi militer Arab yang dipimpin Arab Saudi terus melancarkan serangan pemboman dari udara. Kubu pertahanan pemberontak Huthi dan aliansi militer yang setia pada mantan presiden Ali Abdullah Saleh di Sanaa, kembali jadi sasaran pemboman koalisi Arab.
Foto: Reuters/M. al-Sayaghi
AS Usulkan Gencatan Senjata Humaniter
Menlu AS John Kerry (ki) dan Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir (ka), gelar konferensi pers, umumkan usulan AS untuk gencatan senjata humaniter di Yaman. Kerry mengatakan, konflik memicu kelangkaan bahan pangan, obat-obatan dan BBM di Yaman, serta menimbulkan masalah baru di negara tetangga akibat serbuan arus pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/AP Photo/A. Harnik
Serangan Artileri Serdadu Arab
Artileri Arab Saudi yang disiagakan di perbatasan juga melontarkan tembakan balasan ke posisi pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Jurubicara koalisi militer Arab, brigadir jenderal Ahmed al-Assiri menyebutkan, pemberontak Huthi berulangkali menembakkan roket ke wilayah Arab Saudi yang melukai sejumlah warga sipil.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Jamali,
PBB Putuskan Resolusi Yaman
Dewan Keamanan PBB memutuskan resolusi untuk embargo pasokan senjata kepada pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Asset global pimpinan kaum Huthi juga akan dibekukan dan diterapkan larangan bepergian. Iran akan mengajukan proposal untuk solusi damai dan mengimbau koalisi Arab hentikan serangan udara.
Foto: REUTERS/L. Jackson
Iran Kirim Kapal Perang
Iran kirim dua kapal perangnya ke Teluk Aden. Alasannya untuk melindungi kapal dagangnya dari serangan perompak. Manuver Iran ini membuat situasi di kawasan konflik sektarian Yaman makin panas. Arab Saudi menuding kapal perang itu hendak menyuplai senjata dan amunisi kepada pemberontak Syiah Huthi.
Foto: Noroozi/AFP/Getty Images
Aden Dikuasai Huthi
Pemberontak Syiah Huthi berhasil menguasi kawasan pusat kota Aden dan sekitar istana presiden (2/3). Dengan jatuhnya Aden secara simbolis kaum Huthi berhasil merebut kubu terakhir dari presiden Mansour Hadi yang menyingkir ke kota ini setelah ibukota Sanaa berhasil direbut pemberontak Syiah Yaman itu
Foto: picture-alliance/AP Photo/Wael Qubady
Serangan Udara Berlanjut
Asap tebal membumbung dari barak milisi di Jabal al-Jumaima kawasan perbukitan dekat ibukota Sanaa akibat serangan udara pesawat tempur koalisi Arab. Petinggi Arab Saudi menegaskan, gempuran lewat udara terhadap posisi pemberontak Syiah Huthi akan terus dilancarkan hingga mereka menyerah kalah dan stabilitas di Yaman kembali tercipta.
Foto: Reuters/M. al-Sayaghi
Operasi Decisive Storm
Jet tempur koalisi Arab yang terdiri dari lebih 10 negara dipimpin angkatan udara Arab Saudi sejak 26 Maret 2015 terus melancarkan serangan udara ke kawasan yang dikuasai pemberontak Syiah Huthi yang diduga didukung Iran. Lebih dari 100 jet tempur dikerahkan untuk aksi 'Decisive Storm' ke Yaman.
Foto: AFP/Getty Images/F. Nureldine
Menangkis Serangan
Pemberontak Syiah Huthi di Yaman menggunakan artileri anti pesawat terbang untuk menangkis serangan udara koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Jet tempur koalisi menggempur ibukota Sanaa serta gudang amunisi milik pemberontak di pinggiran ibukota yang dikuasai kelompok pemberontak Syiah itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Sinan Yiter / Anadolu Agency
Sanaa Luluh Lantak
Milisi Syiah Huthi menginspeksi kawasan bandar udara Sanaa yang nyaris hancur akibat gempuran pesawat pembom koalisi Arab. Perang itu diibaratkan antara jet tempur F-15 milik Arab Saudi lawan senapan Kalashnikov milik pemberontak. Kaum Syiah Huthi terus bergerak maju dan berhasil menguasai seluruh kawasan ibukota Sanaa serta kawasan lain di selatan Yaman.
Foto: Reuters/N. Rahma
10 foto1 | 10
Huthi rebut kota minyak
Walau terus dilancarkan serangan udara koalisi Arab, pemberontak Syiah Huthi dilaporkan berhasil merebut kota minyak Ataq di provinsi Shabwa dari kaum Sunni. Gerak maju kaum Huthi yang didukung Iran sulit dibendung lagi dan terus merebut kawasan strategis penting di Yaman.
Saksi mata warga Ataq melaporkan, etnis lokal kaum Sunni tidak melakukan perlawanan berarti. Setelah kontak senjata beberapa hari, kaum Sunni di Ataq yang didukung serangan udara koalisi, menyatakan tidak mau melanjutkan pertempuran dan membiarkan kaum Syiah Huthi menguasai kota kaya minyak itu.
"Serangan udara koalisi Arab tidak mampu membendung gerakan kaum Huthi yang berkoalisi dengan anak lelaki mantan presiden Ali Abdullah Saleh" ujar seorang warga Ataq. Sejauh ini pemberontak Huthi telah berhasil menguasai 10 dari 21 provinsi di Yaman, termasuk ibukota Sanaa.