1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran Tuduh Arab Saudi Lakukan Genosida di Yaman

10 April 2015

Iran menuduh serangan udara koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman sebagai aksi genosida. Tanpa terpengaruh serangan udara, pemberontak Syiah Huthi berhasil merebut kota minyak Ataq dari kaum Sunni.

Foto: picture alliance/abaca

Pemimpin religius Iran Ayatullah Ali Khamenei menuding intervensi militer koalisi Arab di Yaman sebagai aksi pembantaian massal. "Ini kejahatan dan genosida yang bisa dituntut ke mahkamah kejahatan internasional", ujar Khamenei dalam situs resmi miliknya.

Pemimpin religius Iran itu juga menyamakan serangan udara koalisi Arab ke Yaman dengan serangan udara Israel ke Jalur Gaza. ia juga menyebut penyebabnya, karena koalisi Arab dipimpin orang yang kurang pengalaman. Yang dimaksud adalah menteri pertahanan Mohammed bin Salman, putra lelaki raja Arab saat ini.

Sementara itu dalam pidatonya di Teheran, presiden Hassan Ruhani kembali mengimbau Arab Saudi untuk menghantikan serangan udara ke Yaman dan memulai dialog untuk mencari solusi krisis. Ruhani juga menyerukan agar negara-negara di kawasan itu saling menghormati dan menjunjung semangat kekeluargaan.

"Hentikan pembunuhan anak-anak tidak berdosa. Mari kita berpikir untuk menghentikan perang, menggelar gencatan senjata dan memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga Yaman yang menderita", imbau presiden Iran itu.

Senada dengan itu, sekjen PBB Ban Ki Moon juga memperingatkan, serangan udara koalisi Arab ke posisi pemberontak Huthi bisa mengubah krisis sektarian lokal itu menjadi konflik regional jangka panjang. Ban Ki Moon juga mengimbau seluruh negara di kawasan untuk mulai mencari solusi politi. Sekjen PBB juga menuntut para pihak yang berperang, untuk mengzinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Yaman.

Huthi rebut kota minyak

Walau terus dilancarkan serangan udara koalisi Arab, pemberontak Syiah Huthi dilaporkan berhasil merebut kota minyak Ataq di provinsi Shabwa dari kaum Sunni. Gerak maju kaum Huthi yang didukung Iran sulit dibendung lagi dan terus merebut kawasan strategis penting di Yaman.

Saksi mata warga Ataq melaporkan, etnis lokal kaum Sunni tidak melakukan perlawanan berarti. Setelah kontak senjata beberapa hari, kaum Sunni di Ataq yang didukung serangan udara koalisi, menyatakan tidak mau melanjutkan pertempuran dan membiarkan kaum Syiah Huthi menguasai kota kaya minyak itu.

"Serangan udara koalisi Arab tidak mampu membendung gerakan kaum Huthi yang berkoalisi dengan anak lelaki mantan presiden Ali Abdullah Saleh" ujar seorang warga Ataq. Sejauh ini pemberontak Huthi telah berhasil menguasai 10 dari 21 provinsi di Yaman, termasuk ibukota Sanaa.

as/rzn(rtr,afp,ap,dpa)