1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran Umumkan Ujicoba Rudal di Teluk Persia

30 Desember 2011

Iran akan gelar ujicoba rudal jarak dekat dan jauh hari Sabtu (31/12) dalam rangka pelatihan angkatan laut di Teluk Persia. Demikian menurut seorang jurubicara militer yang dikutip kantor berita Isna, Jumat (30/12).

17: Iran, Weekly, Gallery, 17: Iranian naval maneuvers in the Persian Gulf Quelle: Mehr
Pelatihan AL IranFoto: MEHR

Dengan pernyataan Iran untuk melakukan ujicoba rudal hari Sabtu ini (32/12), ketegangan antara negara itu dan Amerika Serikat meningkat. Iran sebelumnya mengeluarkan ancaman untuk memblokir selat Hormuz bagi transportasi minyak, jika sanksi berikutnya diterapkan terhadap negerinya. Washington kemudian menuduh Iran "bersikap tidak rasional."

Ketegangan antara Iran dan dunia barat memang bertambah meruncing setelah laporan Badan Energi Atom Internasional IAEA 8 November lalu yang menyimpulkan bahwa Iran tampaknya sedang mengupayakan bom atom, dan melakukan penelitian terkait sampai selesai. Iran menyangkal hasil laporan tersebut, dan bersikukuh, negerinya perlu teknologi nuklir untuk memenuhi kebutuhan elektrisitas yang semakin meningkat.

Ujicoba rudal IranFoto: picture-alliance/dpa

Khawatir sanksi mengenai sektor perminyakan?

Sejak tahun 2006, PBB mengeluarkan empat sanksi terhadap Iran. Begitu juga AS dan Uni Eropa menerapkan sanksi tersendiri karena Iran menolak menghentikan kegiatan nuklirnya. Sejumlah analis mengatakan, sanksi terhadap sektor energi Iran diperkirakan mendorong Iran untuk mengubah kebijakan nuklirnya. Lebih 60 persen pemasukan negara berasal dari ekspor minyak bumi, dan kebanyakan perdagangan minyak dilakukan melewati selat Hormuz.

Seorang analis, Hossein Kazemi mengatakan "Pemimpin Iran khawatir atas sanksi ekspor minyak.... Karena itu mereka mengeluarkan ancaman semacam itu. Sanksi terhadp pemasukan lewat minyak akan melumpuhkan negeri itu."

Kapal marinir IranFoto: picture-alliance/dpa

Main tuding dan ancam

24 Desember lalu angkatan laut Iran memulai pelatihan di selat Hormuz yang akan berlangsung hingga hari Senin (2/1). Laksamana Mahmud Mussawi mengatakan, dalam rangka pelatihan ini dilakukan ujicoba peluru kendali tersebut.

Pada hari-hari terakhir memang terjadi saling tuding yang cukup sengit antara Amerika Serikat dan Iran. Pertikaian itu dipicu melalui ucapan Wakil Presiden Iran, Mohammed Resa Rahimi yang Selasa lalu (27/12) mengatakan, bila sanksi berikutnya diterapkan terhadap sektor perminyakan Iran, ke depan tak satu tetes minyak pun akan melewati selat Hormuz.

Hari Rabu (28/12) Komandan Angkatan Laut Iran, Laksamana Habibollah Sajari mengatakan, untuk memblokir selat yang sempit itu sangat mudah, "sama seperti minum segelas air". Hari Kamis (29/12) Wakil Komandan Garda Revolusi, Hassan Salami memperingatkan, Iran bertekad untuk "membela kepentingan vitalnya."

Foto satelit Teluk PersiaFoto: picture-alliance/dpa

Selat dengan nilai strategis

Juga hari Kamis (29/12) jurubicara kementrian luar negeri Amerika Serikat, Victoria Nuland menuding pemimpin di Teheran "bersikap tidak rasional" dan menilai ancaman itu sebagai pertanda bahwa "sanksi internasional terhadap Iran menunjukkan dampaknya." Sebelumnya pemerintah Amerika sudah mengancam, tidak akan mentolerasi penutupan selat bagi lalu lintas kapal.

Selat Hormuz memainkan peran strategis yang penting. Selat di antara Iran dan Oman yang lebarnya hanya sekitar 50 kilometer itu merupakan jalan bagi tanker yang mengangkut sekitar 40 persen dari jumlah keseluruhan transpor minyak bumi dengan kapal.

Christa Saloh-Foerster (rtre, afpd, dpa)

Editor: Ayu Purwaningsih