Teroris Islamic State membakar hidup-hidup sandera pilot Yordania hingga tewas. Yordania membalas dengan mengeksekusi dua anggota IS.
Iklan
Teroris Islamic State kembali menunjukan kebrutalannya dengan menunjukkan video aksi mereka membakar hidup-hidup pilot Yordania Muath al-Kasaesbeh (26)hingga tewas. Pilot pesawat tempur F-16 itu ditangkap Desember 2014 karena pesawatnya jatuh saat melakukan misi serangan ke posisi IS di timur laut Suriah.
Yordania membalas aksi brutal Islamic State itu dengan mengeksekusi dua teroris anggota IS. Salah seorang diantaranya adalah teroris perempuan, Sajida al-Rishawi, yang divonis hukuman mati karena terlibat serangan bunuh diri terhadap sebuah hotel mewah di Amman tahun 2005 silam.
Sebelumnya milisi teror Islamic State meminta pembebasan Al-Rishawi sebagai syarat bagi pembebasan sandera wartawan Jepang Kenji Goto. Namun pemerintah Yordania menolaknya dan Goto juga dieksekusi teroris ISIS dengan cara digorok.
Bukan Jumlah Anggota yang Jadikan IS Kuat
Melihat aksi Islamic State, banyak orang heran tentang bagaimana kelompok jihad kecil itu bisa merajalela.
Foto: picture alliance / AP Photo
Kekuatan IS kecil
Kelompok jihadi itu masih relatif merupakan kekuatan kecil dan kekuatannya tidak terletak dalam jumlah. Berikut alasan yang diidentifikasi oleh para ahli militer mengenai kenapa IS sukses.
Foto: Imago/Xinhua
Punya senjata baru
Islamic State menggunakan peralatan militer yang mereka rebut dari para musuh yang mereka taklukkan, termasuk tank-tank, Humvees, rudal dan berbagai senjata berat lainnya. Sejumlah perlengkapan, sebagian besar buatan Amerika, yang ditinggal kabur pasukan Irak yang melarikan diri ketika para jihadis meluncurkan serangan pertama mereka lebih dari dua bulan lalu, telah mengubah kemampuan IS.
Foto: picture alliance/AP Photo
Pengalaman Suriah
IS telah lama memiliki pijakan di Irak – yang bahkan menjadi tempat inkarnasi pertama kelahiran kelompok itu pada 2004 – namun apa yang membuat mereka kuat seperti hari ini adalah berkat pertempuran di negara tetangga Suriah. Mereka telah memerangi rezim Suriah dan kelompok pemberontak saingannya sejak 2011, kelihatan tidak takut mati dan mengadopsi taktik yang sangat agresif.
Foto: picture alliance/AP Photo
Memilih perang dengan cerdik
IS telah memilih perang dengan kecerdikan yang tajam, mefokuskan diri pada wilayah-wilayah Sunni di mana mereka bisa mendapatkan dukungan, infrastruktur-infrastruktur kunci atau tempat-tempat yang tidak dijaga dengan baik, serta pada saat bersamaan menghindari kekalahan yang tidak perlu untuk tetap memelihara momentum dan kesatuan di dalam organisasi.
Foto: Reuters
Propaganda efektif
IS menggunakan faktor ketakutan untuk menaklukkan seluruh kota tanpa perlawanan. Mereka menggunggah berbagai foto mengerikan orang-orang yang dipenggal dan dimutilasi, untuk merekrut dan meradikalisasi anak muda dan pada saat bersamaan membuat musuh ketakutan.
Foto: picture-alliance/dpa
Musuh yang lemah
Satu-satunya faktor tunggal terbesar yang membuat para jihadis itu kelihatan kuat adalah lemahnya para lawan mereka. “Angkatan bersenjata Kurdi relatif baik menurut standar Irak, tapi mereka betul-betul prajurit infantri yang “ringan”. Mereka yang berpengalaman memerangi Saddam Hussein telah pergi dan digantikan oleh orang-orang yang lebih muda,” kata Cordesman, mantan pejabat pertahanan AS.
Foto: Reuters
6 foto1 | 6
Kecaman internasional
Aksi brutal "jihadis" Islamic State itu memicu kecaman tajam dunia internasional. Sekjen PBB Ban Ki Moon dalam pernyataannya menyebutkan, "Ini adalah aksi barbar yang terus dilancarkan para jihadis." Kanselir Jerman dalam telegram kepada Raja Abdullah II dari Yordania menulis, tidak bisa terbayangkan bahwa ada manusia yang tega melakukan kekejaman seperti itu.
Juga Presiden AS Barack Obama melontarkan kecaman senada. Dalam pertemuan spontan dengan Raja Abdullah II di Gedung Putih, Obama juga menjanjikan akan meningkatkan nyaris dua kali lipat bantuan militer dan ekonomi bagi Yordania. Untuk tahun 2015 hingga 2017 Washington akan mengucurkan bantuan kepada Amman senilai tiga milyar US Dollar.
Setelah bertemu Obama, Raja Abdullah II langsung terbang pulang ke Yordania. Ia mengutuk aksi pembakaran pilot Yordania itu sebagai aksi teror pengecut oleh kelompok yang menyimpang dari ajaran Islam.
Selain kecaman internasional, para analis keamanan juga mencemaskan eskalasi kekerasan terbaru di kawasan tersebut. Diperkirakan, kini Yordania akan terlibat makin jauh dalam konflik dengan Islamic State yang berhasil merebut kawasan luas di negara tetangganya Suriah dan Irak tersebut.