Dalam konferensi pers usai munculnya video pembunuhan jurnalis AS James Foley, bos Pentagon Chuck Hagel mengakui bahaya ISIS bagi Amerika Serikat.
Iklan
Pimpinan Pentagon Chuck Hagel mengatakan kepada pers hari Kamis (21/08), ancaman yang datang dari kelompok teror yang beroperasi di Irak dan Suriah yang kini menamakan diri Islamic State (IS) adalah hal yang serius. Menurutnya kelompok tersebut "mendapat tunjangan dana sangat besar," dan "profesional". Amerika Serikat harus "bersiap" untuk menghadapi ancaman tersebut.
Selasa (19/08), IS mempublikasikan video pemenggalan kepala jurnalis AS James Foley melalui internet. Kelompok teror tersebut mengatakan, pembunuhan dilakukan sebagai aksi balas dendam atas serangan udara di utara Irak.
Hagel menegaskan, serangan udara terhadap IS akan berlanjut. "Kami menjalankan strategi jangka panjang." Kamis (21/08), angkatan udara AS menyerang enam lokasi di dekat bendungan Mossul di utara Irak. Beberapa kendaraan dan kamp IS hancur atau mengalami kerusakan. Demikian menurut keterangan militer IS.
Bukan Jumlah Anggota yang Jadikan IS Kuat
Melihat aksi Islamic State, banyak orang heran tentang bagaimana kelompok jihad kecil itu bisa merajalela.
Foto: picture alliance / AP Photo
Kekuatan IS kecil
Kelompok jihadi itu masih relatif merupakan kekuatan kecil dan kekuatannya tidak terletak dalam jumlah. Berikut alasan yang diidentifikasi oleh para ahli militer mengenai kenapa IS sukses.
Foto: Imago/Xinhua
Punya senjata baru
Islamic State menggunakan peralatan militer yang mereka rebut dari para musuh yang mereka taklukkan, termasuk tank-tank, Humvees, rudal dan berbagai senjata berat lainnya. Sejumlah perlengkapan, sebagian besar buatan Amerika, yang ditinggal kabur pasukan Irak yang melarikan diri ketika para jihadis meluncurkan serangan pertama mereka lebih dari dua bulan lalu, telah mengubah kemampuan IS.
Foto: picture alliance/AP Photo
Pengalaman Suriah
IS telah lama memiliki pijakan di Irak – yang bahkan menjadi tempat inkarnasi pertama kelahiran kelompok itu pada 2004 – namun apa yang membuat mereka kuat seperti hari ini adalah berkat pertempuran di negara tetangga Suriah. Mereka telah memerangi rezim Suriah dan kelompok pemberontak saingannya sejak 2011, kelihatan tidak takut mati dan mengadopsi taktik yang sangat agresif.
Foto: picture alliance/AP Photo
Memilih perang dengan cerdik
IS telah memilih perang dengan kecerdikan yang tajam, mefokuskan diri pada wilayah-wilayah Sunni di mana mereka bisa mendapatkan dukungan, infrastruktur-infrastruktur kunci atau tempat-tempat yang tidak dijaga dengan baik, serta pada saat bersamaan menghindari kekalahan yang tidak perlu untuk tetap memelihara momentum dan kesatuan di dalam organisasi.
Foto: Reuters
Propaganda efektif
IS menggunakan faktor ketakutan untuk menaklukkan seluruh kota tanpa perlawanan. Mereka menggunggah berbagai foto mengerikan orang-orang yang dipenggal dan dimutilasi, untuk merekrut dan meradikalisasi anak muda dan pada saat bersamaan membuat musuh ketakutan.
Foto: picture-alliance/dpa
Musuh yang lemah
Satu-satunya faktor tunggal terbesar yang membuat para jihadis itu kelihatan kuat adalah lemahnya para lawan mereka. “Angkatan bersenjata Kurdi relatif baik menurut standar Irak, tapi mereka betul-betul prajurit infantri yang “ringan”. Mereka yang berpengalaman memerangi Saddam Hussein telah pergi dan digantikan oleh orang-orang yang lebih muda,” kata Cordesman, mantan pejabat pertahanan AS.
Foto: Reuters
6 foto1 | 6
Media Irak Al-Sumaria News melaporkan, setidaknya 35 ekstrimis tewas. Milisi Kurdi menguasai kembali bendungan penting yang diduduki oleh IS dengan dukungan angkatan udara AS.
Inggris memburu penjagal
Pihak keamanan Inggris mulai melakukan aksi pencarian pembunuh Foley, yang dalam video tersebut berbicara dengan aksen London. Menlu Philip Hammond mengumumkan, mereka akan bekerja sama secara erat dengan AS. Menurut harian "Guardian", seorang bekas tawanan IS mengidentifikasi pembunuh sebagai pemimpin kelompok tiga jihadis dari Inggris yang mengawasi sandera asing IS di Suriah.
Beberapa organisasi HAM mengatakan, IS menyandera sekurangnya 4000 orang di Suriah. Termasuk "puluhan warga asing", ujar juru bicara Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) yang bermarkas di London kepada kantor berita dpa. Sekitar 20 tahanan berasal dari Amerika dan Eropa.
Menurut New York Times, uang tebusan dari negara-negara Eropa menjadi pemasukan utama organisasi teror seperti Al Qaida. Dalam lima tahun terakhir setidaknya 125 juta Dolar AS dibayarkan sebagai uang tebusan. Pemerintah AS secara tegas menolak untuk membayarkan uang kepada kelompok teror. Media-media di AS melaporkan IS menuntut 100 juta Dolar AS untuk pembebasan Foley.