Laporan intelijen menunjukkan para militan terkait Islamic State atau ISIS berencana memenggal secara acak warga Australia yang mereka temui, demikian pernyataan Perdana Menteri Tony Abbott.
Iklan
Abbott mengatakan ada sebuah ”ancaman serangan teroris yang serius” beberapa hari setelah Australia menaikkan status tingkat ancaman teror ke ”tinggi” untuk pertama kalinya. Kesiagaan tingkat tinggi itu dikaitkan dengan kemungkinan serangan dari orang Australia yang telah diradikalisasi di Irak atau Suriah. (Baca: Sebuah Foto yang Meresahkan Dunia)
Australia, yang akan menjadi tuan rumah pertemuan para pemimpin negara-negara G20 di Brisbane pertengahan November mendatang, cemas atas jumlah warganya yang dipercaya ikut bertempur di luar negeri bersama kelompok Islamis militan.
Lebih dari 800 polisi dilibatkan dalam operasi keamanan menjelang fajar di Sydney dan Brisbane, yang digambarkan sebagai yang terbesar dalam sejarah Australia. Paling tidak 15 orang ditangkap, demikian pernyataan polisi.
Australian Broadcasting Corp. dan berbagai media lokal lain melaporkan bahwa kelompok itu berencana menangkap orang secara acak di Sydney, kota terbesar Australia, dan mengeksekusi mereka di kamera dan membungkusnya dengan bendera ISIS.
Ketika ditanya soal laporan mengenai rencana pemenggalan public, Abbott mengatakan: ”Itu laporan intelijen yang kami terima.”
Bukan Jumlah Anggota yang Jadikan IS Kuat
Melihat aksi Islamic State, banyak orang heran tentang bagaimana kelompok jihad kecil itu bisa merajalela.
Foto: picture alliance / AP Photo
Kekuatan IS kecil
Kelompok jihadi itu masih relatif merupakan kekuatan kecil dan kekuatannya tidak terletak dalam jumlah. Berikut alasan yang diidentifikasi oleh para ahli militer mengenai kenapa IS sukses.
Foto: Imago/Xinhua
Punya senjata baru
Islamic State menggunakan peralatan militer yang mereka rebut dari para musuh yang mereka taklukkan, termasuk tank-tank, Humvees, rudal dan berbagai senjata berat lainnya. Sejumlah perlengkapan, sebagian besar buatan Amerika, yang ditinggal kabur pasukan Irak yang melarikan diri ketika para jihadis meluncurkan serangan pertama mereka lebih dari dua bulan lalu, telah mengubah kemampuan IS.
Foto: picture alliance/AP Photo
Pengalaman Suriah
IS telah lama memiliki pijakan di Irak – yang bahkan menjadi tempat inkarnasi pertama kelahiran kelompok itu pada 2004 – namun apa yang membuat mereka kuat seperti hari ini adalah berkat pertempuran di negara tetangga Suriah. Mereka telah memerangi rezim Suriah dan kelompok pemberontak saingannya sejak 2011, kelihatan tidak takut mati dan mengadopsi taktik yang sangat agresif.
Foto: picture alliance/AP Photo
Memilih perang dengan cerdik
IS telah memilih perang dengan kecerdikan yang tajam, mefokuskan diri pada wilayah-wilayah Sunni di mana mereka bisa mendapatkan dukungan, infrastruktur-infrastruktur kunci atau tempat-tempat yang tidak dijaga dengan baik, serta pada saat bersamaan menghindari kekalahan yang tidak perlu untuk tetap memelihara momentum dan kesatuan di dalam organisasi.
Foto: Reuters
Propaganda efektif
IS menggunakan faktor ketakutan untuk menaklukkan seluruh kota tanpa perlawanan. Mereka menggunggah berbagai foto mengerikan orang-orang yang dipenggal dan dimutilasi, untuk merekrut dan meradikalisasi anak muda dan pada saat bersamaan membuat musuh ketakutan.
Foto: picture-alliance/dpa
Musuh yang lemah
Satu-satunya faktor tunggal terbesar yang membuat para jihadis itu kelihatan kuat adalah lemahnya para lawan mereka. “Angkatan bersenjata Kurdi relatif baik menurut standar Irak, tapi mereka betul-betul prajurit infantri yang “ringan”. Mereka yang berpengalaman memerangi Saddam Hussein telah pergi dan digantikan oleh orang-orang yang lebih muda,” kata Cordesman, mantan pejabat pertahanan AS.
Foto: Reuters
6 foto1 | 6
“Desakan, nasihat langsung, datang dari orang-orang Australia yang cukup senior di ISIL kepada jaringan di Australia, untuk mendukung aksi demonstrasi pembunuhan di negara ini,“ kata Abbott, mengacu kepada kepada kelompok Islamic State yang kini telah merebut wilayah luas di Suriah dan Irak dan mendirikan kekhalifahan.
Pejabat pengadilan dan polisi mengatakan seorang laki-laki Sydney yang diidentifikasi sebagai Omarjan Azari, 22, ditampilkan di pengadilan setelah penangkapan dan didakwa berkonspirasi melakukan tindakan terorisme dan akan tetap ditahan sampai sidang November mendatang.
Jaksa penuntut Michael Allnutt mengatakan kepada pengadilan bahwa serangan yang direncanakan itu “jelas dirancang untuk mengejutkan dan menakut-nakuti, mungkin (menciptakan) kengerian” bagi warga, demikian laporan Sydney Morning Herald.