ISIS mendapat serangan bertubi-tubi. Di Suriah mereka diserang aliansi Kurdi dan Arab. Sementara di Irak kekhalifahan Abu Bakar al-Baghdadi terancam kehilangan Faludjah. Kedua operasi militer dilancarkan bersamaan.
Iklan
Pasukan gabungan Kurdi dan Arab melancarkan operasi pembebasan kota Raqa yang menjadi markas kelompok teror Islamic State di Suriah. Pada saat yang bersamaan militer Irak juga menyerang kota Faludjah.
"Sudah jelas jika Amerika Serikat ingin melumpuhkan ISIS, mereka harus menyerang di beberapa tempat sekaligus pada saat yang bersamaan," tutur analis Suriah di Washington, Fabrice Balanche.
Kedua manuver merupakan operasi militer paling besar yang pernah dilancarkan terhadap ISIS sejak kelompok Abu Bakar al Baghdadi itu mendeklarasikan kekhalifahan Islam 2014 silam. Sejak 2015 wilayah kekuasaan ISIS menyusut menyusul serangan bertubi-tubi yang dilancarkan koalisi AS, Rusia dan Irak.
Namun ISIS tidak tinggal diam. Senin (23/5) lalu kelompok tersebut melancarkan "serangan teror paling mematikan" sejak lima tahun terakhir, tulis organisasi HAM, Syria Observatory. Serangan tersebut menewaskan 177 orang di kota Jableh dan Tartus. Tartus adalah kota pelabuhan yang juga dijadikan pangkalan militer untuk armada Laut Tengah Rusia.
Kelompok Pasukan Demokratis Suriah (SDF) yang dibekingi Amerika Serikat pada Selasa (24/5) mengumumkan operasi militer terbesar terhadap ISIS di Raqa. Serangan itu bertujuan menghalau ISIS dari wilayah utara Suriah, tulis aliansi lewat akun Twitternya.
Jurubicara militer AS di Baghdad, Irak, Kolonel Steve Warren membenarkan adanya operasi militer oleh SDF. Menurutnya serangan itu dilancarkan "untuk menggandakan tekanan terhadap kota Raqa." Ia mengklaim AS akan melanarkan serangan udara untuk membantu gerilyawan SDF di lapangan.
AS juga diyakini ikut memberikan pelatihan dan memasok senjata terhadap SDF. Warren meyakini jika Raqa berhasil direbut, "maka itu adalah awal dari akhir kekhalifahan," ISIS.
Namun jurubicara SDF, Talal Sello, mengakui pihaknya belum "merencanakan" untuk membebaskan Raqa. Ia juga membantah kabar bahwa serdadu AS akan ikut serta dalam serangan seperti yang diumbar oleh sayap militer Kurdi, Kurdish People's Protection Units.
Sementara itu Rusia mengumumkan pihaknya siap berkoordinasi dengan Amerika Serikat dan SDF untuk membantu serangan terhadap kota Raqa.
Inilah Sumber Keuangan ISIS
Sumber utama keuangan ISIS adalah penjualan minyak, penjarahan bank, pajak dari rakyat di daerah pendudukan dan penjualan barang antik. Dengan kekayaan 2 milyar Dolar ISIS bisa bertahan 2 tahun jika jalur dana diputus.
Foto: picture alliance/abaca
Penjualan Minyak Illegal
Sumber utama pemasukan ISIS adalah dari penjualan minyak ilegal. ISIS berhasil merebut beberapa ladang minyak penting di Suriah dan Irak. Sudah jadi rahasia umum jalur penyelundupannya adalah lewat Turki. Pentagon menaksir tiap bulan ISIS meraup omset 40 juta Dolar dari pasar gelap minyak.
Foto: Getty Images/J. Moore
Penjarahan Bank
ISIS selalu menjarah bank-bank di kawasan yang mereka rebut di Suriah dan Irak. Pemerintah Amerika menaksir antara 500 juta hingga satu milyar Dolar berhasil diraup ISIS dari bank-bank tersebut. Saat menaklukkan kota Mossul di utara Irak, dilaporkan 420 juta Dolar raib dijarah. Jumlah ini cukup buat membayar gaji 50.000 jihadis selama setahun.
Foto: Getty Images/S. Platt
Pajak dan Pemerasan
8 juta rakyat di kawasan kekuasaan ISIS harus membayar pajak Antara 5 sampai 15 persen dari pendapatan. Pemerintah Jerman melaporkan, ISIS juga terapkan pajak khusus bagi warga non Muslim. Juga perusahaan di kawasan taklukan harus membayar rutin sejumlah uang perlindungan.
Foto: DW/Andreas Stahl
Penjualan Barang Antik
Para "jihadis" biasa mempropagandakan aksi menghancurkan berhala dari kota-kota antik yang dikuasai ISIS. Tapi barang antik berharga tinggi biasanya diamankan dan diselundupkan untuk dijual di pasar gelap. Juga banyak artefak temuan arkeolog yang disita dan dijual di pasar gelap. Sejauh ini tidak ada angka pasti omset penjualannya.
Foto: Getty Images/AFP/J. Eid
Penculikan dan Uang Tebusan
Penculikan dan permintaan uang tebusan, ibarat pisau bermata dua bagi ISIS. Di satu sisi sumber pemasukan, dan di sisi lain propaganda teror. ISIS diyakini kantungi puluhan juta Dolar uang tebusan. Sandera yang punya efek propaganda besar, biasanya dieksekusi dan videonya ditayangkan lewat Internet. Dengan sekali pukul, ISIS mencapai dua sasaran.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Sumbangan
Simpatisan ISIS cukup banyak tersebar di mana-mana dan menyumbang dana bagi kelompok teror ini. Total sumbangannya ditaksir 40 juta Dolar pertahun. Lembaga riset terorisme internasional melaporkan, kasus tertinggi dipegang Arab Saudi, yang sejak 2010 menghukum 860 orang dengan tuduhan membiayai teror. Posisi kedua diduduki AS dengan 100 vonis.