Tergiur janji muluk ISIS, ratusan orang Indonesia bergabung dengan jihadis di Suriah. Realitanya ternyata amat jauh dari "khayalan" ideal sebuah kalifat Islam.
Iklan
Menyesal! Tinggal kata tersebut yang bisa dilontarkan. Banyak keluarga tergiur dengan "janji surga" kekalifatan Islamic State alias ISIS di Suriah dan Irak yang ditawarkan lewat internet. Alasannya, beragam, mulai putus asa dibelit utang, mencoba hidup baru atau demi "keyakinan" yang dianut. Atau juga gabungan dari alasan tersebut.
Dengan membuta, tanpa mempedulikan realita yang terus disiarkan media, bahwa ISIS di Suriah dan Irak memicu perang saudara, teror dan kesengsaraan warga lokal, ratusan warga Indonesia menjual semua harta miliknya, dan bergabung dengan milisi teror tersebut. Sebuah keluarga Indonesia yang kini ditampung di kamp darurat dekat Raqqa mengaku, tahun 2015 dari menjual rumah dan harta bendanya, mereka berhasil mengumpulkan uang 500 juta Rupiah untuk bergabung dengan para jihadis yang menjanjikan "surga" itu.
Inilah Pengakuan Bekas Jihadis ISIS
02:46
Mata mereka mulai terbuka, saat tiba di negara transit, Turki. Aparat Turki yang memerangi ISIS masih memberi kelonggaran, dengan menyuruh mereka memilih, pulang kembali ke Indonesia atau ngotot masuk ke Suriah?. Beberapa orang yang dicurigai, bahkan angsung ditahan oleh aparat keamanan Turki. Setelah itu diekstradisi ke Indonesia, dan di tanah air dijebloskan ke tahanan.
Neraka di Raqqa
Beberapa "relawan" dari Indonesia yang ingin menjadi jihadis atau pengantin jihadis, demi mengejar "surga dunia" yang dijanjikan Islamic State-ISIS mulai sadar setelah masuk "kalifat Islam" ala ISIS, bahwa di Suriah atau Irak, yang ada hanyalah "neraka".
Harapan muluk kaum lelaki, mendapat kerja, dibayarkan utang dan mendapat beragam fasilitas kehidupan gratis berubah jadi mimpi buruk. Kaum pria yang tida bersedia bertempur, langsung dipenjarakan atau disiksa. Sementara kaum wanitanya dipaksa untuk menjadi pengantin jihadis.
Mobil Pembunuh Milik Islamic State
Ratusan serangan bom bunuh diri yang diklaim Islamic State di Irak dan Suriah dijalankan dengan mengandalkan kendaraan lapis baja. Saking efektifnya, ISIS selalu melibatkan mobil pembunuh itu di setiap pertempuran.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Militerisasi Kendaraan Sipil
Meski tidak memiliki pengetahuan dan sumber daya yang memadai, kelompok teror Islamic State tetap berusaha memproduksi kendaraan tempur buatan sendiri. Hasilnya adalah apa yang oleh militer AS disebut VBIED, alias bahan peledak buatan berbasis kendaraan lapis baja.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Bom Berjalan
Kenyataannya kendaraan lapis baja buatan ISIS bukan kendaraan tempur sama sekali, melainkan bagian dari perlengkapan bom bunuh diri. Lempengan baja digunakan untuk melindungi pelaku pemboman dari hujan peluru sebelum mencapai sasaran serangan.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Ujung Tombak Serangan Teror
Serangan bom bunuh diri dengan VBIED sedemikian efektif, sehingga ISIS tercatat pernah memiliki hingga seratusan kendaraan maut tersebut. Dalam upayanya menebar teror, kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu tidak tebang pilih dalam memilih kendaraan. Sebagian besar VBIED buatan ISIS menggunakan kendaraan sipil yang disita dari penduduk lokal.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Kokoh dan Mematikan
Seusai membebaskan Mosul, pasukan Irak baru-baru ini menemukan 23 kendaraan pembom milik ISIS yang belum digunakan. VBIED yang ditemukan militer Irak dinilai merupakan desain teranyar yang menggunakan lempengan baja berganda, sehingga hanya bisa dihancurkan oleh senjata berat seperti pelontar granat (RPG), rudal anti tank atau meriam artileri.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Menebar Takut, Memecah Konsentrasi
Ironisnya VBIED tidak digunakan untuk melumpuhkan kekuatan musuh, melainkan untuk membidik target sekunder seperti menghancurkan infrastruktur militer atau sekedar memecah konsentrasi dan menebar rasa takut lewat ledakan besar. Meski begitu keberhasilan VBIED menghancurkan targetnya di medan perang bisa berdampak pada jalannya pertempuran, klaim militer Irak.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Warna di Balik Kematian
Di Irak ISIS mencatat keberhasilan besar dengan VBIED. Untuk itu mereka menggunakan cara licik yakni dengan mencat warna kendaraan maut itu sesuai dengan warna seragam aparat keamanan Irak yang sedang berperang. Warna biru digunakan untuk menyerang polisi, hijau untuk satuan anti teror dan VBIED berwarna hitam untuk menyerang pasukan elit Irak.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Sendiri Menjemput Ajal
VBIED biasanya dioperasikan oleh seorang pelaku bom bunuh diri. Tidak jarang ISIS menurunkan kendaraan kedua sebagai umpan. Namun begitu VBIED hanya efektif jika digunakan untuk medan perang urban. Di Suriah, serangan bom mobil oleh ISIS terhadap pasukan pemerintah sering gagal lantaran medan yang terbuka seperti di gurun.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
7 foto1 | 7
Nurshardrina Khairadhania (19), perempuan warga Indonesia yang tergiur janji surga kalifat ISIS, dalam wawancara dengan kantor berita AP menyatakan, ia amat menyesal, naiv dan bodoh. Dalam bahasa Inggris cukup fasih, Nur menuturkan, baru setibanya di Turki ia menyadari situasinya amat berbahaya. Tapi "keluarganya" tetap ngotot pergi ke Raqqa.
Di sana, kaum perempuan dipisahkan dari kaum lelaki, dan dikurung di sebuah asrama. Di asrama itu pula, Nur dipaksa menjadi pengantin jihadis. Disebutkannnya, pagi hari ia diminta menikah dengan jihadis, dan jawabannya harus diberikan malam hari itu juga.
Lima Negara Asia Penyumbang Terbesar Serdadu ISIS
Diperkirakan sebanyak 1000 orang asal Asia berperang di bawah bendera Islamic State. Indonesia dan Cina perlahan menjadi lahan subur buat perekrutan gerilayawan IS, dengan Malaysia sebagai persinggahan.
Foto: Graham Denholm/Getty Images
Cina
Sebanyak 300 warga Cina telah bergabung dengan ISIS, kata Meng Hongwei, Menteri Ketertiban Umum. Kebanyakan termasuk kelompok etnis minoritas muslim, Uighur. Uniknya, 'relawan' negeri tirai bambu itu berangkat ke Suriah lewat Malaysia. "Mereka menggunakan Malaysia sebagai terminal," ujar Meng.
Foto: Getty Images
Indonesia
Hingga akhir tahun lalu pemerintah di Jakarta mencatat 60 WNI yang diduga kuat hijrah ke Suriah demi ISIS. Baru-baru ini 16 orang dikabarkan menghilang dari rombongan wisata saat berkunjung ke Turki. Mereka pun diyakini sengaja memisahkan diri untuk menyebrang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS.
Foto: Anwar Mustafa/AFP/Getty Images
Pakistan
Negeri di jantung Asia Selatan ini paling banyak menyumbangkan serdadu buat ISIS. Tercatat sebanyak 330 warga Pakistan bergabung dengan Islamic State di Suriah. NATO juga memastikan, ISIS banyak melakukan upaya perekrutan di wilayah kesukuan yang terletak di perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Mereka terutama mendekati klan setempat atau bekas gerilayawan Taliban.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Guez
Afghanistan
Hindukush sejatinya termasuk negara yang dihindari Islamic State lantaran keberadaan Taliban. Namun menurut laporan militer Amerika Serikat, belakangan kelompok teror pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu mulai merambah ke Afghanistan dengan merekrut kelompok pecahan Taliban. Hingga Desember tahun lalu pemerintah di Kabul mencatat 23 warganya hijrah ke Suriah demi ISIS.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Khaliq
Australia
Tahun lalu sebanyak 90 warga negara Australia terbang ke Suriah buat bergabung dengan ISIS, kata Jaksa Agung George Brandis. Secara keseluruhan, kontingen Australia yang bekerja untuk Islamic State berjumlah 250. Canberra berupaya mencegah eksodus warganya dengan memberlakukan undang-undang baru yang melarang warganya berpergian ke wilayah tertentu tanpa izin, antara lain Raqqa, Suriah.
Foto: Graham Denholm/Getty Images
5 foto1 | 5
Tidak sesuai kaidah Islam
Dalam wawancara itu Nur juga menegaskan, perilaku jihadis ISIS tidak sesuai kaidah Islam yang ia pahami. "ISIS melakukan represi, tak ada keadilan dan taka ada perdamaian", ujar Nur menambahkan. Terdapat perbedaan besar antara warga sipil dan anggota ISIS.
"Warga sipil harus membayar semua hal, listrik, layanan keseahatan dan lainnya. Sementara jihadis ISIS mendapat semua secara gratis. Kondisi mereka bagus, sementara warga terus mendapat opresi", kata Nur kepada KB AP.
Sepak Terjang "Sniper" Pembasmi ISIS
Dalam operasi besar-besaran menggempur ISIS di Mosul, pasukan Irak mengandalkan sniper atau penembak runduk. Berikut sepak terjangnya.
Foto: Reuters/K. al Mousily
Penembak mahir
Sniper atau penembak runduk, adalah seorang prajurit yang punya kemampuan khusus membunuh musuh secara tersembunyi dari jarak jauh dengan menggunakan senapan. Istilah ini muncul tahun 1770-an. Berasal dari kata snipe, yaitu sejenis burung yang sangat sulit untuk didekati dan ditembak, maka para penembak yang mahir memburu burung ini diberi julukan "sniper"
Foto: Reuters/Y. Boudlal
Bertebaran di berbagai sudut kota
Sniper menguasai teknik bersembunyi, pengintaian dan pengamatan, serta kemampuan infiltrasi garis depan. Berusaha mempertahankan Mosul dan melumpuhkan para militan ISIS, dalam beberapa bulan terakhir, pasukan Irak juga memanfaatkan kelihaian para sniper ini. Mereka menebar para penembak ini di Mosul yang menjadi benteng pertahanan terakhir ISIS.
Foto: Reuters/K. al Mousily
Memuluskan jalan
Di Kota Tua Mosul barat, puluhan penembak runduk disebar di dalam gedung-gedung dan puncak-puncak gedung untuk melumpuhkan militan-militan ISIS sehingga memuluskan jalan bagi pasukan Irak merangsek ke jantung pertahanan ISIS di Masjid Al-Nuri.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Mencari posisi
Di antara bangunan atau reruntuhan gedung, para sniper mencari posisi yang paling dirasa tepat untuk menembak target sasaran mereka, militan ISIS.
Foto: Reuters/K. al Mousily
Sembunyi di gedung museum
Salah satu bangunan yang jadi tempat persembunyian sniper saat melakukan serangan terhadap ISIS di Mosul adalah bangunan bekas museum yang sudah porak poranda akibat perang. Sepak terjang mereka berhasil membuat militan ISIS di Mosul kocar-kacir.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Mereka dibantu pasukan koalisi
Tampak para sniper berjaga-jaga di sebuah bangunan di distrik Bab al Jadid. ISIS tadinya menguasai banyak wilayah Irak bagian utara dan barat sejak 2014, namun operasi militer Irak di bawah dukungan koalisi pimpinan AS telah membuat kelompok militan itu kehilangan banyak daerah kekuasaannya.
Foto: Reuters/Y. Boudlal
Membidik kemanusiaan.
Namun operasi yang didukung pasukan koalisi yang dipimpin AS dihujani kritik. Amnesty International menyebutkan ratusan warga sipil tewas dalam beberapa bulan terakhir di Mosul akibat serangan pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat. Meskipun diduga kematian warga lebih banyak akibat serangan udara.
Foto: Reuters/K. al Mousily
Warga jadi korban
Operasi merebut Mosul barat telah memaksa 180.000 orang meninggalkan rumah mereka. Lebih dari seratus ribu orang mengungsi di kamp-kamp terdekat dan pusat-pusat penampungan, sedangkan yang lainnya mengungsi ke kerabat mereka di luar kota Mosul. Ed : ap/yf(rtr/berbagai sumber)
Foto: Getty Images/AFP/A. Al-Rubaye
8 foto1 | 8
Impian adanya surga dunia di kalifat ISIS hancur seketika. Khayalan dan kalkulasi "dagang", bahwa modal yang dikeluarkan untuk datang ke Raqqa akan dikembalikan, dan ekonomi akan membaik, digerus habis oleh kenyataan berlakunya nepotisme, agresi, obsesi seks para jihadis serta perang yang terus mencabik "surga kalifat yang dijanjikan".
Berapa banyak kaum naiv atau garis keras atau gabungan keduanya, yang bergabung dengan ISIS yang menyerahkan diri atau ditangkap aparat keamanan, sejauh ini tidak ada angkanya. Juga pejabat Kurdi yang menangani para eks-jihadis atau pengantin ISIS, tidak bersedia menjawab pertanyaan wartawan.
Pejabat Kurdi di Raqqa yang tidak mau disebut namanya hanya menyebutkan, proses "screening" dan interogasi diperkirakan berlangsung hingga enam bulan. Setelah itu barulah akan diputuskan langkah berikutnya.
as/ap(APTN)
Apa dan Siapa 'Islamic State' (ISIS)?
Islamic State (ISIS) merupakan kelompok sempalan Al Qaida yang meninggalkan jaringan teroris itu, untuk bergerak ke arah yang lebih militan.
Foto: Getty Images/AFP/D. Souleiman
Darimana ISIS berasal?
Islamic State dikenal dengan berbagai nama: IS, ISIL, ISIS dan Daesh. Mereka merupakan sempalan jaringan Al Qaida dengan ideologi Islam yang militan. ISIS lahir setelah invasi pasukan sekutu yang dipimpin Amerika ke Irak pada tahun 2003. Dipimpin oleh Abu Bakar al-Baghdadi, kelompok ini ingin menciptakan negara Islam, atau "khilafah" di Irak, Suriah dan seterusnya.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Dimana ISIS beroperasi?
ISIS diyakini beroperasi di 18 negara di seluruh dunia. Organisasi ini mengendalikan sejumlah wilayah di Irak dan Suriah. Secara de facto, ibukotanya di Raqqa, Suriah. Namun kelompok ini telah kehilangan lebih dari seperempat dari wilayahnya sejak Januari 2015.
Siapa yang memeranginya?
Ada banyak kelompok yang terlibat dalam memerangi sepak terjang ISIS. Amerika Serikat memimpin serangan koalisi internasional yang beranggotakan lebih dari 50 negara, termasuk beberapa negara Arab. Rusia telah melakukan serangan udara dalam mendukung pemerintah Suriah. Pasukan regional, seperti Peshmerga Kurdi (dalam gambar) memerangi ISIS dalam gerakan bawah tanah.
Foto: picture-alliance/abaca/H. Huseyin
Bagaimana ISIS mendanai aktivitasnya?
Salah satu sumber utama pendapatan kelompok itu dari minyak dan gas. ISIS menguasai sekitar sepertiga dari produksi minyak Suriah. Pasukan koalisi yang dipimpin AS sengaja menargetkan sasaran tempur pada aset berharga mereka. Sumber pendapatan lain di antaranya dari pajak, uang tebusan dan penjualan barang antic hasil jarahan.
Foto: Getty Images/J. Moore
Dimana saja ISIS melakukan serangan teroris?
ISIS mengaku bertanggung jawab atas sejumlah serangan teroris di seluruh dunia. Teror paling mematikan sampai saat ini adalah bom bunuh diri tahun 2016 di ibukota Irak, Baghdad, di mana lebih dari 200 orang tewas. Pemimpin ISIS mendorong serangan yang disebut "lone wolf" di mana setiap individu yang mendukung ISIS dapat melaksanakan aksi terornya tanpa keterlibatan organisasi.
Apa taktik lain yang digunakan?
Kelompok ini menggunakan berbagai taktik untuk memperluas kekuasaannya. Milisi ISIS telah menjarah dan menghancurkan artefak bersejarah di Suriah dan Irak dalam upaya "pembersihan budaya". Ribuan perempuan dari kelompok agama minoritas diperbudak. Kelompok ini juga menggunakan media sosial sebagai alat propaganda dan perekrutan.
Foto: Getty Images/AFP/J. Eid
Berapa banyak orang telah melarikan diri dari konflik?
Akibat dari konflik berkepanjangan, sekitar enam juta warga Suriah telah melarikan diri dari tanah air mereka. Mereka mencari perlindungan ke negara-negara tetangga:Libanon, Yordania dan Turki. Namun banyak juga yang mengungsi lebih jauh, yaitu ke Eropa. Akibat kekerasan yang dilakukan ISIS, lebih dari tiga juta warga Irak kehilangan tempat tinggal. Ed: (ap/rzn)