Serangan besar dilancarkan aliansi Arab-Kurdi di utara Suriah untuk memotong jalur logistik Islamic State. Sementara itu pasukan pemerintah persatuan Libya mulai mendekat ke jantung kekuasaan ISIS di Sirte.
Iklan
Pasukan Demokratik Suriah, sebuah aliansi militer yang didominasi kelompok Kurdi, menyerbu kota strategis Manbij, dengan bantuan serangan udara koalisi pimpinan AS. Dalam 24 jam terakhir koalisi itu melancarkan sebanyak 14 serangan udara.
Manbij berada di antara Jarablus, kota perbatasan yang dikuasai ISIS, dan Raqqa, ibukota kekhalifahan di Suriah. Selama ini ISIS menggunakan kota tersebut buat mendatangan logistik dari Turki ke Raqa, kara Jennifer Cafarella, analis Suriah utuk Institut Studi Konflik di Washington, AS.
Jika koalisi berhasil merebut Manbij dan Jarablus, ISIS bakal kesulitan mempertahankan akses ke perbatasan Turki. "Merebut kedua kota itu akan mengganggu, tapi tidak mengeliminasi kemampuan ISIS untuk menjamin pasokan logistik," tutur Cafarella.
Ironisnya sekutu AS, Turki, menentang aliansi yang kebanyakan diperkuat oleh gerilayawan Kurdi, YPG. Ankara sejak lama menganggap kelompok separatis itu sebagai musuh dalam selimut. Namun AS menilai YPG adalah kekuatan darat paling efektif buat melawan ISIS.
Serangan besar di Suriah dilancarkan pada saat yang bersamaan dengan operasi militer Irak buat merebut Fallujah dan Mosul yang dikuasai kelompok pimpinan Abu Bakar al Baghdadi tersebut. Selain itu, jantung kekuasaan ISIS di Libya, Sirte, kini juga sedang terdesak oleh manuver pasukan pemerintah.
Petroleum Guards Forye, sebuah kelompok paramiliter yang setia pada pemerintahan persatuan Libya, Rabu (02/16) mengklaim telah merebut kota Nofaliyeh dan Ben Jawad dari IS. Notfaliyeh adalah kota besar pertama yang direbut IS di Libya awal tahun 2015 silam.
Kedua kota terpaut dua jam perjalanan mobil dari ibukota ISIS di Libya, Sirte. Dua pekan sebelumnya pasukan pemerintah juga berhasil merebut kota Abugrein, al-Washka dan Wadi Zamzam.
Bulan lalu, Dewan Keamanan PBB sepakat melonggarkan embargo senjata terhadap Libya untuk mempersenjatai pemerintahan persatuan dalam melawan kelompok teror.
Cantik dan Mematikan: Prajurit Perempuan Pelumat ISIS
Mereka cantik, tetapi juga mematikan. Buat melumat ancaman kelompok teror Islamic State, perempuan Kurdi tidak segan mengangkat senjata. Keberadaan mereka di garda terdepan mengusik sikap anti perempuan kelompok radikal.
Foto: Reuters/A. Jadallah
Ditakuti dan Dibenci
Sejak beberapa tahun terakhir pasukan bersenjata Kurdi, Peshmerga, menerjunkan kaum perempuan buat bertempur di garda terdepan dalam perang melawan Islamic State. Mereka ditakuti, tutur Kolonel Nahida Ahmad Rashid, komandan batalyon perempuan Peshmerga, "karena pejuang IS merasa mereka yang mati di tangan perempuan tidak akan masuk surga."
Foto: Getty Images/AFP/S. Hamed
Berbayar Nyawa
Kekhawatiran terbesar prajurit perempuan Peshmerga adalah ditangkap oleh gerilayawan IS. Menurut berbagai laporan, mereka biasanya disiksa dan diperkosa sebelum dibunuh. Oleh pimpinan Peshmerga setiap serdadu perempuan diperintahkan menyisakan satu butir peluru buat melumat nyawa sendiri sebelum ditangkap.
Foto: picture alliance/Pacific Press/J. Ahmad
Uluran Tangan Barat
Batalyon kedua Pesherga saat ini berkekuatan 500 serdadu yang semuanya berjenis kelamin perempuan. Satuan tempur ini berbasis di Sulaymaniyah, Kurdistan, dan terletak tidak jauh dari perbatasan Iran. Lantaran kiprahnya dalam perang melawan IS, Peshmerga sering mendapat bantuan militer dari negara-negara barat. termasuk diantaranya program pelatihan buat perempuan.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Jensen
Persamaan Gender di Jantung Kekuasaan IS
Prajurit perempuan Peshmerga ikut memanggul beban tugas yang sama seperti kaum lelaki. Mereka dikirim dalam misi pengintaian, berpatroli, menjaga pos pengawasan atau rumah sakit. "Satu-satunya perbedaan," kata Kolonel Rashid, sang komandan, "adalah para lelaki memakai senapan yang lebih berat."
Foto: picture-alliance/dpa/R. Jensen
Perempuan di Akar Tradisi
Peshmerga yang dalam bahasa Kurdi berarti "mereka yang menatap mata kematian," aktif sejak akhir Perang Dunia I. Sejak dulu sayap militer Kurdi ini bertempur melawan pemerintahan Irak. Sejak jatuhnya rejim Saddam Hussein, wilayah Kurdistan menikmati otonomi dan kemajuan ekonomi. Perempuan yang teremansipasi sudah mengakar dalam tradisi Kurdi
Foto: Reuters/Ahmed Jadallah
Ekspresi Kebebasan Perempuan Kurdi
Peshmerga pertamakali merekrut prajurit perempuan sekitar 20 tahun lalu. Selain Peshmerga, minoritas Kurdi juga memiliki kelompok bersenjata lain seperti Partai Buruh Kurdi, PKK, atau YPG yang juga banyak diperkuat oleh kaum hawa. Adalah Abdullah Öcalan, pimpinan PKK, yang pertama kali mencetuskan ide serdadu perempuan. "Jika perempuan dijadikan budak, lelaki pun mengalami nasib sama," katanya
Foto: picture alliance/Pacific Press/J. Ahmad
Perjuangan demi Kebebasan
Peshmerga bertempur di front sepanjang 1000 kilometer di utara Irak. Jika dulu rejim Saddam Hussein dianggap sebagai ancaman terbesar, maka kini peran laknat tersebut digantikan oleh Islamic State. "Kami disini karena ingin melindungi apa yang telah susah payah kami capai, yakni parlemen, keamanan dan stabilitas," kata Komandan Rashid.