Pertempuran antara milisi Kurdi dan gerilayawan ISIS yang bercokol di penjara Gweiran di timur laut Suriah memasuki hari keempat. Diperkirakan, sebanyak 3.500 tersangka teroris Islamic State mendekam di lapas tersebut.
Iklan
Sejumlah tersangka dikabarkan berhasil melarikan diri, sejak seratusan gerilyawan ISIS menduduki penjara Gweiran di kota Hasakah, timur laut Suriah yang dikuasai kelompok Kurdi, pada Kamis (20/1) malam lalu. Serangan ini dilaporkan sebagai operasi militer terbesar Islamic State (ISIS) sejak jatuhnya kekhalifahan pada 2019 silam.
Saat ini pasukan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat, mengklaim sudah berhasil mengepung para penyerang. Hingga Senin (24/1), antara 150 hingga 200 militan ISIS dilaporkan masih bercokol di salah satu sayap lapas. Setidaknya sebanyak 27 serdadu SDF tewas dalam pertempuran tersebut.
Gweiran yang menampung 3.500 tersangka gerilayawan atau simpatisan ISIS, termasuk 600 anak-anak, merupakan penjara teroris terbesar di Suriah saat ini.
Juru bicara SDF, Farhad Shami, mengatakan ISIS menggunakan ratusan anak-anak itu sebagai tameng hidup ketika membentengi diri di dalam penjara. Sebabnya serangan secara langsung tidak dimungkinkan.
Hal ini ditanggapi Badan PBB untuk Anak-anak, UNICEF, dengan menuntut pembebasan sandera di bawah umur, sembari memperingatkan gelombang kekerasan bisa menyebar ke lapas lain yang menampung tersangka gerilayawan atau keluarga Islamic State.
Iklan
Darurat perang di Hasakah
"Meskipun sudah takluk secara militer, Daesh (Islamic State) masih merupakan ancaman eksistensial terhadap kawasan ini,” kata Mayor Jendral John Brennan, seorang perwira militer AS yang menggalang operasi militer gabungan melawan ISIS.
"Karena kapabilitasnya yang hancur, masa depan Daesh bergantung pada kemampuan mereka merekrut atau mengumpulkan pejuang baru lewat upaya-upaya yang menyedihkan,” seperti serangan terhadap penjara, imbuhnya.
Pemilu di Suriah Tandai 50 Tahun Kekuasaan Dinasti Assad
Pemilu di Suriah akan berlangsung pada 26 Mei 2021 dan akan menandai 50 tahun kekuasaan dinasti Assad di negara yang terpecah dan hancur oleh peperangan.
Foto: Jalaa Marey/AFP
Hafez al-Assad, orang kuat Suriah selama puluhan tahun
Hafez al-Assad naik ke tampuk kekuasaan tahun 1970 setelah melancarkan kudeta. Dia membangun Suriah dengan tangan besi melalui partai hegemoni Ba'ath, dan meletakkan fundamen kekuasaan dinastinya. Hafez al-Assad meninggal 10 Juni 2000. Sebulan kemudian, anak lelakinya Bashar terpilih sebagai pemimpin baru setelah memenangkan 97 persen suara dalam referendum. Bashar adalah satu-satunya kandidat.
Foto: AP
Pupusnya harapan reformasi
Bashar al-Assad tadinya dipandang sebagai pemimpin muda yang berpandangan modern dan akan menggalang reformasi Suriah. Namun ketika gerakan protes "Musim Semi Arab" mulai melanda Suriah, Bashar mengerahkan pasukan dan menindas secara brutal aksi-aksi protes. Sebagian pasukan Suriah lalu bergabung dengan kalangan oposisi dan pertempuran pecah di banyak tempat.
Foto: Louai Beshara/AFP
Perang tak berkesudahan
Peperangan makin meluas, bahkan mendekat ke ibukota Damaskus. Menghadapi para pemberontak, Bashar al-Assad tidak segan mengerahkan segala kekuatan militer, termasuk serangan dengan senjata kimia.
Foto: picture-alliance/AA/H. Adnan
Rumah sakit jadi sasaran
Pasukan pemerintah Suriah menyerang rumah sakit untuk mencegah para gerilyawan dirawat. Foto: Rumah Sakit Arbin di kota Ghouta yang hancur setelah jadi sasaran serangan udara, Februari 2018.
Foto: Diaa Al-Din Samout/AA/picture alliance
Ratusan ribu pengungsi
Ratusan ribu orang melarikan diri dari kota-kota yang jadi sasaran pemboman. Kamp pengungsi di Idlib didirikan setelah kota Idlib hancur diserang pasukan pemerintah Suriah yang mendapat bantuan militer dari Rusia dan Iran.
Foto: picture-alliance/AA/M. Abdullah
Dukungan militer dari "saudara tua" di Iran
Bashar al-Assad bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran, Februari 2019. Khamenei menyebut Bashar sebagai "pahlawan dunia Arab". Iran mengirimkan bantuan ke Suriah karena ingin memperkuat pengaruhnya di Timur Tengah untuk melawan Israel dan negara-negara Arab berhaluan Sunni seperti Arab Saudi. Sama dengan Iran, dinasti Assad berhaluan Syiah.
Foto: Leader.ir
Bantuan dari penguasa di Moskow
Foto Presiden Rusia Vladimir Putin terpampang di Ghouta, setelah kota itu direbut pasukan pemerintah dari tangan pemberontak, dengan bantuan tentara Rusia, Februari 2018. Rusia terutama ingin mengamankan sumber daya alam Suriah dan sudah mendapat persetujuan dan kontrak untuk menambang minyak, gas dan phosphor.
Foto: Reuters/O. Sanadiki
50 tahun kekuasaan dinasti Assad di Suriah
Tanggal 26 Mei 2021 rezim di Damaskus kembali melangsungkan pemilihan umum dengan kandidat utama Bashar al-Assad, yang akan memasuki masa jabatan yang keempat, sekaligus menandai 50 tahun kekuasaan dinasti Assad di Suriah. (hp/gtp)
Foto: LOUAI BESHARA/AFP
8 foto1 | 8
AS mengklaim militan IS mengosongkan gudang senjata dan berusaha merusak fasilitas baru yang sedang dibangun di samping kompleks penjara Gweiran. Siamand Ali, juru bicara lain SDF, mengatakan IS berusaha melancarkan dua serangan terhadap penjara al-Sinaa pada Minggu (23/1). Keduanya berhasil digagalkan, kata dia.
Sejak Senin, pemerintah Kurdi menetapkan jam malam untuk sepanjang pekan demi mencegah IS mengirimkan bala bantuan bagi mereka di dalam penjara. Kemarin, sebuah helikopter militer dikabarkan terbang mengelilingi kota untuk menyebar pamflet yang meminta warga melaporkan pribadi mencurigakan. Ratusan warga sipil mulai mengungsi keluar dari kota, lapor AP.
Islamic State sendiri merayakan serangan di Hasakah sebagai kesuksesan. Melalui kantor berita Aamaq, kelompok tersebut mengklaim operasi diawali oleh serangan bunuh diri oleh dua gerilyawan asing dengan menggunakan dua truk berisi bom yang meledak di dekat gerbang utama penjara.
Dua unit tempur melanjutkan serangan dengan menyerbu lapas dan sebuah pos serdadu kurdi, serta memotong jalur bantuan bagi serdadu SDF. Sementara di dalam, narapidana IS menggalang kerusuhan dan menyandera petugas penjara. Setidaknya sebanyak 800 militan telah dibebaskan, klaim ISIS.