Israel Cari Pemimpin Ketika Netanyahu Jalani Persidangan
5 April 2021
Drama hukum dan politik Israel berlanjut hari Senin (05/04), saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjalani persidangan atas dugaan korupsi di tengah pembicaraan pembentukan koalisi pemerintahan.
Iklan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diminta untuk menghadiri persidangan pada hari Senin (05/04) di Pengadilan Distrik Yerusalem. Ketua Jaksa Penuntut Liat Ben-Ari mengatakan kepada hakim, Netanyahu terlibat dalam "kasus korupsi pemerintah yang serius".
Netanyahu dituduh "secara tidak sah menggunakan kekuasaan besar pemerintah yang dipercayakan kepadanya," dan dalam hubungannya dengan eksekutif media "mementingkan urusan pribadinya - termasuk ketika dia menghadapi keinginannya untuk dipilih kembali," katanya.
Saat Ben-Ari memaparkan kasus kriminal terhadap pemimpin pemerintahan terlama Israel itu, Presiden Israel Reuven Rivlin memulai pembahasan untuk menentukan nasib politik Netanyahu.
Sebelum bertemu dengan utusan Netanyahu dari Partai Likud, Rivlin mengatakan akan berusaha mencalonkan seorang kandidat yang memiliki "kesempatan terbaik untuk membentuk pemerintahan yang akan memiliki kepercayaan dari Knesset baru".
Biasanya, Rivlin memberi pemimpin (dengan sebagian besar rekomendasi dari anggota parlemen individu) waktu 28 hari untuk membentuk pemerintahan dan durasi tersebut bisa diperpanjang 14 hari atas kebijakan presiden.
Mengingat kubu anti-Netanyahu terpecah dan tidak memiliki pemimpin yang disepakati, Netanyahu kemungkinan besar akan menerima rekomendasi paling banyak. Rencananya, Rivlin akan memilih seorang pemimpin pada hari Rabu (07/04) yang ditugasi membentuk pemerintahan. Jika mereka gagal melakukannya, presiden akan beralih ke nama lain.
Tiga Skandal Mengancam Nasib Netanyahu
Tanpa oposisi kuat di dalam negeri, PM Israel Benyamin Netanyahu seharusnya bisa merasa jumawa. Namun karirnya kini berada di ujung tanduk menyusul skandal korupsi yang melibatkan orang-orang terdekatnya.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Lane
Tiga Menohok Netanyahu
Sejumlah skandal pernah menerpa orang nomor satu di Israel ini. Tapi karir politik Benjamin Netanyahu tidak pernah menyurut. Terutama ketika kelompok oposisi melemah dan Donald Trump menduduki Gedung Putih, Sang Perdana Menteri sepantasnya merasa tak tersentuh. Namun tiga kasus dugaan korupsi kini mengancam menamatkan karirnya.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Lane
Perhiasan buat Sara
Skandal pertama yang membelit Netanyahu melibatkan hadiah bernilai tinggi yang ia dapat dari Arnon Milchan, taipan Yahudi yang memiliki bisnis hiburan di Amerika Serikat. Polisi meyakini Milchan memberikan beragam hadiah bernilai hingga 180.000 Dollar AS, termasuk di antaranya cerutu, champagne dan perhiasan buat sang Isteri, Sara.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Sultan
Kepentingan Bisnis Konglomerat Hiburan
Dugaan korupsi dilayangkan karena Milchan pada saat itu memiliki stasiun televisi Israel Channel 10 yang membutuhkan bantuan dana dari pemerintah untuk bertahan hidup. Polisi sedang menyidik apakah kepentingan bisnis Milchan berkaitan dengan pemberian hadiah bernilai mahal tersebut.
Foto: Ben Horton/Getty Images for Magnolia Pictures
Bola Panas Mozes
Skandal kedua melibatkan konglomerat lain, Arnon Mozes, pemilik koran beroplah terbesar kedua di Israel, Yedioth Achronoth. Meski awalnya bermusuhan secara politis, Netanyahu kemudian bersedia membantu Mozes menggembosi oplah Israel Today yang merupakan pesaing terbesar Yedioth Achronoth. Sebagai imbalannya Mozes menjanjikan dukungan lewat harian miliknya tersebut.
Foto: Reuters/G. Tibbon
Pengkhianatan Teman Lama
Rekaman percakapan antara Mozes dan Netanyahu jatuh ke tangan kepolisian secara tidak sengaja, ketika penyidik sedang menginvestigasi kasus lain. Kebocoran itu menjadi petaka buat Netanyahu karena Sheldon Adelson, pemilik harian Israel Today, banyak membiayai kampanye Netanyahu sebelum menjadi perdana menteri. Sheldon lantas terang-terangan mengaku "kecewa" terhadap bekas anak didiknya itu.
Foto: Getty Images/W. McNamee
Kapal Selam Datangkan Petaka
Adapaun skandal terakhir yang menerpa Netanyahu dipicu oleh perjanjian pembelian kapal selam dari Jerman senilai dua miliar Dollar AS. Tersangka utama kasus korupsi dalam pembelian kapal selam itu adalah David Shimron, kuasa hukum dan keponakan Netanyahu. Ia ditangkap polisi bersama Mickey Ganor yang melobi pemerintah Israel untuk membeli produk ThyssenKrupp.
Foto: picture alliance/Photoshot/Pool/A. Cohen
Status Tersangka dari Kepolisian
Kasus terakhir tergolong pelik karena bekas kepala staf Netanyahu, Ari Harow, telah sepakat untuk menjadi saksi kunci dalam kasus tersebut. Bersamaan dengan itu polisi mengumumkan bahwa Netanyahu secara resmi menjadi tersangka dalam setidaknya dua kasus "penipuan dan korupsi."
Foto: Getty Images/AFP/J. Guez
Tak Surutkan Dukungan Politik
Skandal seputar Netanyahu akhirnya membuat Partai Likud ketar ketir. Petinggi partai berulangkali terlibat adu mulut antara satu sama lain di depan publik mengenai masa depan sang Perdana Menteri. Namun hingga kini Likud belum mengubah sikap terkait Netanyahu. "Perdana menteri tidak perlu mengundurkan diri. Dia cuma harus membuktikan diri tak bersalah," kata Ketua Dewan Koalisi Likud, David Bitan.
Foto: DW/T. Kraemer
8 foto1 | 8
Lanjutan sidang dugaan korupsi Netanyahu
Netanyahu meninggalkan ruang sidang tak lama setelah Ben-Ari mengungkapkan argumen pembukaan. Hakim mengatakan Netanyahu tidak diharuskan hadir secara fisik untuk memberikan kesaksian.
Iklan
Meski poses persidangan sudah memasuki fase pembuktian, sidang dengan agenda vonis tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Netanyahu tidak akan dipaksa untuk mengundurkan diri sebagai perdana menteri, kecuali dia dihukum setelah semua upaya bandingnya habis.
Pertama dalam sejarah Israel
Netanyahu merupakan perdana menteri pertama dalam sejarah Israel yang diadili. Dia dituduh melakukan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga kasus terpisah.
Di antara tuduhan lainnya, Netanyahu dicurigai telah memberikan tunjangan kepada perusahaan raksasa telekomunikasi Bezeq ketika dia memegang jabatan di Kementerian Komunikasi sekaligus menjabat sebagai perdana menteri.
Sebagai gantinya, situs berita Walla milik Bezeq memberikan liputan berita positif yang menguntungkan Netanyahu. Mantan Kepala Eksekutif Walla, Ilan Yeshua adalah saksi pertama yang diperiksa dalam persidangan tersebut.
Netanyahu terakhir kali muncul di Pengadilan Distrik Yerusalem pada Februari lalu, ketika dia secara resmi menyangkal semua dakwaan terhadapnya. Pengacara Netanyahu berusaha untuk membuat bantahan, tetapi dibatalkan oleh Hakim Rivka Friedman-Feldman, yang mengatakan bahwa mereka telah menanggapi dakwaan di awal persidangan.