Israel Cegat Armada Bantuan ke Gaza, Turki Sebut "Terorisme"
2 Oktober 2025
Israel telah mencegat total 13 kapal dalam armada bantuan Global Sumud Flotilla, sementara sekitar 30 kapal lainnya masih berlayar menuju Gaza, menurut pembaruan terbaru dari penyelenggara armada di Telegram. Mereka menyebutkan bahwa kapal-kapal itu berada sekitar 46 mil laut dari Gaza.
Dalam unggahan sebelumnya, penyelenggara mengatakan siaran langsung dan komunikasi dari kapal-kapal yang dicegat telah terputus, dan "status peserta dan kru masih belum dapat dipastikan."
Kementerian Luar Negeri Israel belum memberikan pembaruan terkait penumpang kapal yang dihentikan, kecuali pernyataan enam jam sebelumnya bahwa "Greta dan teman-temannya dalam keadaan aman dan sehat."
Sebelumnya, Pemerintah Israel telah memperingatkan armada bantuan Gaza untuk mengubah arah saat kapal-kapal aktivis mendekati wilayah yang diblokade.
"Angkatan Laut Israel telah menghubungi konvoi dan meminta mereka untuk mengubah arah," kata Kementerian Luar Negeri Israel lewat sebuah pernyataan. "Israel telah memberitahu konvoi bahwa mereka mendekati zona pertempuran aktif dan melanggar blokade laut yang sah."
Para penumpang konvoi pengiriman bantuan itu mengatakan bahwa Angkatan Laut Israel telah mulai mencegat kapal-kapal mereka. Kemudian, mereka juga menulis di akun media sosial bahwa rombongan diperintahkan untuk mematikan mesin kapal.
Armada Global Sumud Flotilla terdiri dari lebih dari 40 kapal sipil yang membawa sekitar 500 orang, termasuk anggota parlemen dari berbagai negara, pengacara, dan aktivis, salah satunya adalah aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg.
Meskipun Israel berulang kali memperingatkan mereka untuk tidak mendekati pantai Gaza, konvoi kapal tersebut tetap melanjutkan perjalanan. Hanya saja, rombongan di dalamnya diduga memang mengharapkan kapal mereka dihentikan oleh Angkatan Laut Israel.
Kata aktivis soal pencegatan oleh pihak Israel
Para aktivis di atas kapal menuduh pasukan Israel "mencegat secara ilegal" kapal mereka dan naik ke atas kapal saat armada mendekati wilayah blokade Israel. Informasi ini disampaikan melalui akun X resmi armada, dengan penyelenggara menyatakan bahwa mereka sedang "berusaha memastikan keselamatan dan status semua peserta di atas kapal."
Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menghubungi armada itu dan meminta mereka mengubah haluan.
"Israel telah memberi tahu armada bahwa mereka mendekati zona pertempuran aktif dan melanggar blokade laut yang sah," bunyi kutipan resmi pihak Israel.
Banyak siaran langsung dari kapal-kapal bantuan itu yang masih beroperasi. Terlihat di dalamnya para peserta duduk dengan tenang.
Israel sebut beberapa kapal "sudah dihentikan dengan aman”
Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa sejumlah kapal dari Konvoi Global Sumud Flotilla telah dihentikan.
"Beberapa kapal dari konvoi Hamas-Sumud Flotilla telah dihentikan dengan aman dan penumpang sedang dipindahkan ke pelabuhan Israel. Greta dan teman-temannya dalam keadaan aman dan sehat," kata kementerian tersebut.
Kementerian Luar Negeri Israel juga mengunggah rekaman video yang tampaknya menunjukkan Greta Thunberg duduk di tanah, dikelilingi oleh petugas keamanan yang sepertinya sedang melakukan pemeriksaan menggunakan senter.
Pernyataan tersebut dirilis tak lama setelah aktivis melaporkan bahwa kapal-kapal dari flotilla telah dicegat.
Turki kecam pencegatan Israel
Merespons hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Turki mengecam aksi Israel dan menyebutnya sebagai "tindakan terorisme."
"Serangan pasukan Israel di perairan internasional terhadap Armada Global Sumud Flotilla, yang berlayar untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza, merupakan aksi terorisme yang secara serius melanggar hukum internasional," kata kementerian itu dalam pernyataannya.
Sementara itu, Israel membantah tudingan tersebut. Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa tujuan flotilla bukanlah penyaluran bantuan, melainkan provokasi.
"Israel, Italia, Yunani, dan Patriarkat Latin Yerusalem telah menawarkan dan terus menawarkan cara damai bagi armada untuk mengirimkan bantuan ke Gaza," kata Israel dalam unggahan di platform X.
Menurut Israel, tawaran itu ditolak karena "mereka tidak tertarik pada pengiriman bantuan, melainkan untuk provokasi." Israel kembali menegaskan bahwa Flotilla telah diperintahkan untuk mengubah haluan karena mendekati zona perang aktif dan "melanggar blokade laut yang sah.”
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Materi ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Rivi Satrianegara dan Muhammad Hanafi
Editor: Hani Anggraini