Donald Trump bisa dipastikan bakal kesulitan merajut hubungan luar negeri jika ia menjadi presiden AS. Ucapannya ihwal kaum Muslim memicu kecaman dari seluruh dunia. Bahkan Israel mempertimbangkan aksi boikot.
Iklan
Politisi Israel dan ratusan ribu warga Inggris mendesak pemerintah masing-masing buat mengenakan larangan masuk buat Donald Trump. Bakal calon presiden Partai Republik itu sebelumnya sesumbar bakal menutup perbatasan AS buat kaum Muslim.
Tuntutan tersebut melengkapi reaksi dunia terhadap ucapan tajam raja properti tersebut. Sejumlah politisi Israel mendesak agar kunjungan Trump akhir Desember mendatang dibatalkan.
"Saya mendukung perang melawan teror, tapi saya tidak akan mendeklarasikan boikot atau ostrasisme terhadap kaum Muslim secara umum," tandas Menteri Energi Israel, Yuval Steinitz yang dikenal sebagai tangan kanan PM Benjamin Netanyahu.
*Omar Bar-Lev, politisi partai Zionist Union bahkan menyebut Trump seorang "rasis".
Tekanan juga muncul dari kantor perdana menteri Israel. Kendati tidak membatalkan kunjungan yang telah ditetapkan dua pekan silam, Netanyahu "menolak komentar Donald Trump terkait kaum Muslim," tulis jurubicaranya.
Sementara itu lebih dari 370.000 penduduk Inggris menandatangani petisi online buat memasukkan Trump dalam daftar hitam keimigrasian.
Sebuah universitas di Skotlandia bahkan mencabut gelar kehormatan yang diberikan 2010 silam. Gelombang protes juga memaksa 190 toko perhiasan dan barang mewah yang dimilikinya di Timur Tengah, Trump Home, banting harga.
Cina sekalipun melayangkan kritik tak langsung terhadap Trump. "Kami mengecam setiap tudingan yang menghubungkan aksi terorisme dengan etnis atau agama tertentu," ucap Hua Chunying, Jurubicara Kementrian Luar Negeri.
Trump sebelumnya telah lebih dulu mendapat kecaman dari Gedung Putih, Kongres AS, PBB, pemerintah Inggris dan Perancis serta dari rekan-rekan separtainya sendiri.
Inilah Wajah Islamofobia Barat
Mereka menunggangi dan bahkan ikut menggulirkan gelombang Islamofobia demi keuntungan politik. Celakanya, isu yang sama bisa menghantarkan mereka ke pucuk kekuasaan.
Foto: picture-alliance/Ralph Goldmann
Donald Trump
Boleh jadi tidak membenci Islam, tapi ia menunggangi gelombang Islamofobia pasca serangan teror di Paris dan penembakan massal di San Bernardino untuk mendongkrak dukungan politik jelang pemilu kepresidenan. Donald Trump juga pernah mengumbar bakal melarang umat Muslim memasuki Amerika Serikat, atas alasan keamanan.
Foto: Reuters/L. Nicholson
Marine Le Pen
Eropa sedang dihantui Le Pen dan kemenangan partainya Front National. Anggota parlemen Eropa ini gemar mengumbar isu anti Eropa dan imigran buat menjaring dukungan. 2010 silam Le Pen mencibir kaum Muslim yang melaksanakan ibadah sholat di jalan lantaran mesjid penuh. Menurutnya hal tersebut adalah sebuah pendudukan, serupa dengan pendudukan NAZI Jerman di era Perang Dunia II.
Foto: Reuters/P. Rossignol
Lutz Bachmann
Pendiri gerakan anti Islam Jerman, Pegida, ini tidak menyembunyikan kekagumannya pada sosok Adolf Hitler. Ia pernah memuat fotonya berseragam NAZI dengan model rambut dan kumis ala sang diktatur. Bachmann gemar menyulut sikap antipati pada Islam lewat media sosial. Terakhir ia menyerang sebuah peternakan karena menyediakan daging halal. "Kita di sini tidak ingin berurusan dengan Islam," tulisnya.
Foto: Reuters/F. Bensch
Geert Wilders
"Tidak ada yang namanya Islam moderat," tutur Geert Wilders. Sosoknya tidak asing lagi buat kaum Muslim. Pendiri Partai Kebebasan ini pernah mendesak agar Belanda melarang Al-Quran, serupa seperti buku Mein Kampf karangan Adolf Hitler. "Akar masalahnya adalah sifat Islam yang fasis, ideologi sakit tentang Allah dan Muhammad seperti yang terulis dalam Mein Kampf Islam: Al-Quran," tulis Wilders.
Foto: Reuters
Dansk Folkeparti
Tahun ini Partai Rakyat Denmark menjelma menjadi kekuatan politik terbesar kedua. Salah satu bintangnya adalah Morten Messerschmidt (gambar), yang gemar menyebut minoritas Muslim Eropa sebagai beban. Dari sederet program yang dijajakan Dansk Folkeparti, sebagian besarnya membidik Islam, antara lain menghentikan migrasi Muslim dan menyamakan Islam dan terorisme berkedok agama
Foto: picture-alliance/dpa
UKIP
Serupa seperti Dansk Folkeparti di Denmark dan Perussuomalaiset di Finnlandia, UK Independence Party alias UKIP mengakomodasi suara ekstrim kanan yang kerap membidik Islam. Salah seorang fungsionaris UKIP, John Kearney, misalnya pernah menyerukan kepada kaum Katholik agar "bersedia mati," demi menangkal dominasi Islam di dunia.