1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel dan Kelompok Jihad Islam Gencatan Senjata

13 Maret 2012

Pemerintah Israel dan kelompok militan Palestina di Gaza, sepakat untuk melakukan gencatan senjata pada hari Selasa (13/03) untuk mengakhiri pertumpahan darah yang telah menewaskan 25 warga Gaza.

Tentara di Gaza kini bisa sejenak menarik nafasFoto: AP

Berdasarakan kesepakatan itu, kedua belah pihak baik Israel maupun kelompok Jihad Islam yang bertanggungjawab atas kekerasan yang selama ini terjadi, sepakat untuk menghentikan serangan, demikian keterangan seorang pejabat intelijen Mesir.

Pejabat Israel dan kelompok Jihad Islam, membenarkan adanya kesepakatan tersebut, meskipun mereka mengingatkan bahwa perjanjian itu tidak akan berlaku lama, jika pihak lain melakukan pelanggaran.

“Ada saling kesepahaman dan kami terus memantau apa yang terjadi di lapangan“ kata Menteri Pertahanan Garis Depan Dalam Negeri Israel, Matan Vilnai sambil menambahkan “Saat ini keadaan berangsur tenang dan rangkaian konfrontasi kelihatannya telah dilalui“.

Sementara di Gaza, juru bicara kelompok Jihad Islam mengatakan bahwa kelompok radikal bersedia menghormati perjanjian itu, jika Israel mengakhiri pembunuhan atas para militan. “Kami menerima gencatan senjata jika Israel setuju menerapkannya dengan mengakhiri agresi dan pembunuhan“ kata Daud Shihab, juru bicara Jihad Islam.

Namun demikian, menteri Matan Vilnai membantah bahwa Israel sepakat untuk menghentikan kampanye serangan atas para militan sebagaimana yang disampaikan kelompok Jihad Islam. “Siapapun yang terlibat dalam terorisme melawan Israel perlu tahu bahwa mereka ada dalam pengawasan kami,“ kata pejabat Israel itu.

Sejak kesepakatan itu dibuat, jumlah roket yang ditembakkan ke arah Israel dilaporkan turun secara drastis.

Langit Gaza Tenang

Pengumuman gencatan ini muncul, setelah empat hari kekerasan dan pertumpahan darah yang dimulai sejak Jumat (09/03) pekan lalu, saat Israel melakukan pembunuhan atas Zuhair al-Qaisi, Kepala Komite Perlawanan Rakyat, yang merupakan salah satu elemen kelompok militan Palestina. Qaisi dituding merencanakan serangan maut pada Agustus 2011, dan berencana mengulangi serangan atas Israel dalam beberapa hari ke depan.

Pembunuhan atas tokoh militan itu, lantas dibalas kelompok militan Palestina dengan menembakkan ratusan roket dan mortir ke wilayah selatan Israel, yang melukai lima orang dan memaksa otoritas Israel untuk menutup sekolah-sekolah yang berada dalam jangkauan rudal milik kelompok militan di Gaza.

Israel kemudian membalas serangan roket dengan puluhan serangan udara yang diklaim untuk menyasar fasilitas senjata dan kelompok militan. Palestina menyatakan, serangan udara Israel itu telah menewaskan 25 orang dan 80 lainnya mengalami cedera. Korban tewas, 19 diantaranya adalah anggota kelompok militan, 14 dari kelompok Jihad Islam dan 5 lainnya dari Komite Perlawanan Rakyat. Sementara 6 korban tewas lainnya adalah warga sipil termasuk anak-anak.

Masyarakat internasional, telah menyampaikan keprihatinan atas terjadinya rangkaian kekerasan tersebut.

Andy Budiman/ afp

Editor: Hendra Pasuhuk

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait