Netanyahu jadi pemimpin Israel dengan masa jabatan terpanjang? Langkahnya bisa tertahan dalam pemilu Selasa (17/03) karena rakyat sudah lelah dengan politik yang hanya tekankan keamanan nasional, bukan sosial-ekonomi.
Iklan
Retorika tentang ancaman Iran serta Palestina tidak bisa mengurangi ketinggalan Netanyahu di belakang oponen dari kubu tengah-kiri, Isaac Herzog. Jika Herzog menang pemilu seperti diperkirakan, kemungkinan besar ia yang akan dapat mandat membentuk pemerintahan.
Tapi jika Herzog gagal mendapat cukup sokongan dari parlemen yang didominasi kubu kanan, mandat membentuk pemerintahan koalisi mungkin akan diberikan kepada Netanyahu. Itu semua akan tergantung pada kandidat mana yang akan didukung partai-partai kecil berhaluan tengah, juga persatuan empat partai Arab di Israel, yang diduga akan menduduki posisi ketiga.
Netanyahu (65) yang disebut "King Bibi" oleh majalah AS, Time tiga tahun lalu telah menepis ancaman terhadap dirinya, yang berupa tuduhan bahwa ia adalah boneka negara-negara lain yang ingin menempatkan pemimpin Israel yang mungkin bersedia menerima negara Palestina atau diplomasi tentang masalah nuklir dengan Iran.
Netanyahu ingin cegah saingannya dapat dukungan
Netanyahu, istri dan salah seorang putranya ikut gelombang pemilih pertama yang memberikan suara di Yerusalem. Ia memberi pernyataan singkat kepada reporter, bahwa saingannya sekarang dapat dukungan lebih luas. "Untuk mencegah tambah kuatnya partai kiri, hanya ada satu hal yang bisa dilakukan: kemungkinan itu harus ditutup," demikian dikatakan Netanyahu, yang berharap bisa menggerakkan pendukung kubu religius-nasionalis untuk ikut menyokong partainya, Likud, yang melemah.
Herzog, kepala Partai Buruh, dan rekannya mantan perantara perdamaian Tzipi Livni menuduh Netanyahu menggunakan masalah keamanan untuk mengalihkan perhatian dari masalah biaya hidup yang amat tinggi, yang diperdebatkan di dalam negeri. "Netanyahu panik, sementara Tzipi Livni dan saya mengusahakan yang terbaik bagi negara," kata Herzog (54) Senin malam. Menurutnya pemilu jadi pilihan antara tantangan dan harapan, atau kekecewaan dan kemunduran.
Netanyahu menolak Palestina
Netanyahu mengatakan Senin (16/03), negara Palestina tidak akan berdiri jika ia menjabat PM Israel untuk keempat kalinya. Netanyahu sudah menduduki posisi Perdana Menteri selama sembilan tahun. Selama ini, hanya pendiri Israel, David Ben-Gurion yang menjabat lebih lama dari dirinya, yaitu 12 tahun.
AS yang lalai memperhatikan pembicaraan kesepakatan perdamaian dua negara antara Netanyahu dan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, tidak memberikan komentar atas sikap Netanyahu, dengan alasan tidak mau mengganggu pemilu yang sudah dekat. "Kami akan bekerjasama dengan pemenang pemilu," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki, yang mengulang perkataan Abbas yang diberikan pekan lalu.
Intifada: Dari Pembangkangan Sipil Hingga Roket Qassam
Serangan brutal di sebuah Sinagoga di Yerusalem yang menewaskan beberapa warga sipil Israel baru-baru ini memicu kekhawatiran munculnya gerakan Intifada baru. Berikut sejarah perlawanan warga Palestina
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Mohammed
Hilangnya Kesucian
Selasa, 18 Novermber 2014, dua pemuda Palestina menyerang Sinagoga Kehillat Bnei Torah di Yerusalem dan membunuh empat warga sipil. Serangan ini adalah serangan yang pertama terhadap rumah ibadah kaum Yahudi itu sejak dimulainya konflik Timur Tengah. Berbeda dengan tempat lain, Sinagoga di Israel adalah satu-satunya gedung publik yang bebas dari kawalan aparat keamanan.
Foto: Reuters/A. Awad
Dendam Menuai Kebencian
Pemerintah Israel mulai merobohkan rumah milik pengemudi mobil yang secara sengaja menabrak warga sipil Israel di Yerusalem, Oktober silam. Perdana Menteri Netanyahu juga memastikan, pihaknya akan melakukan hal serupa terhadap kediaman pelaku serangan Sinagoga di Yerusalem, 18 Novermber. Reaksi Israel ini dikhawatirkan akan mewariskan kebencian kepada generasi mendatang Palestina.
Foto: Reuters/A. Awad
Intifada Perorangan?
Serangkaian serangan warga sipil Palestina terhadap Israel baru-baru ini memicu kekhawatiran munculnya gerakan Intifada baru di Timur Tengah. Namun berbeda dengan gerakan sebelumnya yang terkoordinir, kali ini gelombang serangan terhadap warga sipil Israel dilakukan oleh individu yang tidak berafiliasi dengan organisasi teror di Palestina.
Foto: picture-alliance / dpa
Perang Batu
Sejarah Intifada bermula dari pembangkangan sipil hingga penggunaan tindak kekerasan sejak 1987. Pemberontakan awalnya bermula di kantung-kantung pengungsi dan menyebar ke perkotaan. Syeikh Ahmad Yassin dan Yassir Arafat adalah dua tokoh Palestina yang memayungi gerakan tersebut.
Foto: Reuters
Kunjungan Singkat Berbuntut Panjang
Adalah kedatangan Ariel Sharon ke tempat suci kaum Muslim, Al-Haram asy-Syarif, pada September 2000 yang kemudian memicu gerakan Intifada kedua atau yang lebih dikenal dengan Intifada al-Aqsa.
Foto: AP
Pembangkangan Sipil Berganti Peluru
Tampak seorang ibu Palestina menghujat serdadu Israel di Jenin, Tepi Barat Yordan. Pembangkangan sipil yang menjadi wajah intifada damai kini berganti menjadi tindak kekerasan. 2002 silam Palestina menuding Israel melakukan pembantaian di kamp pengungsi Jenin. Israel menepis tudingan tersebut. Sebanyak 500 warga Palestina tewas dalam operasi perisai pertahanan Israel di Jenin.
Foto: APImages
Ketegangan Tak Berujung
Pelaku serangan Sinagoga dikabarkan berasal dari Yerusalem Timur. Sepotong wilyah Palestina yang diduduki Israel ini berulangkali menjadi lokasi pecahnya tindak kekerasan. Secara resmi Israel menduduki Yerusalem Timur, namun secara sistematis menganaktirikan wilayah yang didiami warga Arab tersebut. Akibatnya sebagian besar warga Yerusalem Timur tidak memiliki kewarganegaraan.
Foto: Coex/AFP/Getty Images
Batu dan Bedil
Batu dan ketapel menjadi simbol perjuangan warga Palestina setelah dua gelombang Intifada menghantam Israel. Namun kenyataan berbicara lain. Israel mengklaim selama 1558 hari gelombang kedua Intifada terjadi sebanyak 138 bom bunuh diri, 13.730 serangan bersenjata dan 460 serangan roket Qassam.
Foto: Reuters/M. Torokman
Kebencian yang Diwariskan
Anak-anak yang sering menjadi saksi sekaligus korban tindak kekerasan dan pembalasan dendam Israel adalah pihak yang paling ditelantarkan dalam konflik di Timur Tengah. Merekalah yang kemudian mewariskan dendam generasi sebelumnya dan memperpanjang konflik yang tak berujung itu.
Foto: Hazem Bader/AFP/GettyImages
Tembok Derita
Tembok sepanjang 759 Kilometer yang memisahkan Israel dari Tepi Barat Yordan ini dibangun sesaat setelah berakhirnya gelombang Intifada kedua, 2002 silam. Tembok ini dinyatakan melanggar hukum internasional oleh Pengadilan HAM di Den Haag.
Foto: picture-alliance/dpa
10 foto1 | 10
Hubungan pemerintahan AS di bawah Barack Obama sudah melonggar sejak Israel menolak negosiasi nuklir dengan Iran. Ketegangan antara AS dan Israel memuncak pada pidato Netanyahu di depan Kongres AS, yang disambut kemarahan Partai Demokrat.
Mayoritas warga Israel tidak sokong Netanyahu
Sedangkan sikapnya terhadap Palestina, menurut Netanyahu, dilandasi kekhawatiran akan risiko keamanan Israel. Namun demikian, hasil sebuah jajak pendapat menunjukkan, sebagian besar warga Israel tidak tergerak dengan sikap Netanyahu terhadap Palestina, dan sebagian kecil mengatakan tidak akan mendukung Netanyahu karena ia menentang Washington.
Sementara Herzog yang bersikap lebih lunak lebih memilih pengeratan kembali hubungan dengan Gedung Putih yang dikuasai Partai Demokrat, juga pendekatan dengan Palestina. Tapi ia tidak mau memberikan janji akan tercapainya hasil positif dalam masalah nuklir Iran.