Israel mengumumkan bakal menghentikan serangan selama tujuh jam pada hari Senin (4/8), di tengah kemarahan dunia atas serangan maut atas sebuah sekolah PBB di wilayah Palestina.
Foto: Reuters/Nir Elias
Iklan
Gencatan senjata sepihak, muncul setelah dunia menyampaikan kutukan marah atas serangan Israel yang menyebabkan 10 warga Palestina yang sedang berlindung di sekolah itu tewas.
Angkatan bersenjata Israel mengatakan tuju jam ”jendela kemanusiaan“ berlaku pada hari Senin di seluruh kantung Palestina kecuali wilayah di timur bagian selatan kota Rafah,“ di mana bentrokan masih terjadi dan di sana ada kehadiran tentara Israel.”
Angkatan bersenjata Israel memperingatkan bahkan akan “membalas setiap upaya untuk memanfaatkan jendela (gencatan sepihak)” dan serangan atas warga sipil dan militer selama gencatan, yang ke-enam kalinya dinyatakan Israel sejak mereka melakukan konfrontasi 8 Juli lalu.
Gaza: Demonstrasi dari Seluruh Dunia
Masyarakat di berbagai belahan dunia menggelar aksi unjuk rasa menentang serangan Israel ke Gaza. Kekerasan ini menyangkut persoalan kemanusiaan. Aksi solidaritas tersebut dapat Anda simak dalam kliping Foto berikut.
Foto: picture-alliance/AA
Bergema hingga ke Ljubljana
Para demonstran di Ljubljana, Slovenia mengusung plakat dalam aksi protes menentang serengan tentara Israel di Gaza. pengunjuk rasa memilih Kantor Perwakilan Uni Eropa sebagai lokasi demonstrasi mereka.
Foto: Reuters
Berujung bentrokan
Di Sarcellles, Perancis, 20 Juli 2014 , para pemuda Perancis yang ambil bagian dalam demonstrasi terlibat bentrokan dengan aparat.
Foto: picture-alliance/dpa
Solidaritas dari Marseille
Di Marseille 19 Juli 2014, para demonstran pro-Palestina ambil bagian dalam aksi unjuk rasa memrotes operasi militer Israel ke Gaza.
Foto: Reuters
Masih dari Perancis
Demonstran pro-Palestina berhadapan dengan aparat kepolisian dalam aksi demonstrasi, di Paris, 19 Juli 2014. Mereka bentrok dengan aparat ketika dilarang melakukan aksi pawai.
Foto: Reuters
Kembali bentrok
Bentrokan kembali tak terelakan di Paris, 26 Juli 2014, saat warga kembali berdemonstrasi. Seorang demonstran tampak kehilangan sepatu dalam aksi itu.
Foto: Reuters
Di depan Gedung Putih
Komite Amerika-Arab Anti-Diskriminasi (ADC) dan aktivis lainnya berpartisipasi dalam acara menyalakan lilin dalam keheningan di depan Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat. Masyarakat berunjukrasa mengenang warga Palestina yang telah kehilangan nyawa mereka di Gaza.
Foto: Reuters
Bersatu dalam aksi hening
Dalam acara itu, sebuah potongan kardus bergambar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ditempatkan di depan Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat. Pendukung Palestina dalam aksi ini menggelar aksi untuk menghormati korban serangan Israel.
Foto: Reuters
Membawa syal Palestina
Seorang warga meneriakan slogan sambil menggenggam syal bertuliskan Palestina, dalam sebuah demonstrasi menentang serangan militer Israel di Jalur Gaza, di kompleks mesjid al-Aqsa, di kota tua Yerusalem, pada hari pertama liburan Idul Fitri yang menandai akhir bulan suci Ramadan.
Foto: Getty Images
Anak-anak ikut turun ke jalan
Seorang anak Palestina memegang pistol plastik selama demonstrasi menentang serangan militer Israel di Jalur Gaza pada tanggal 28 Juli 2014 di kompleks masjid al-Aqsa, di kota tua Yerusalem.
Foto: Getty Images
Protes dari Taiwan
Pendukung Palestina meneriakkan slogan-slogan di depan American Institute di Taiwan (AIT), kedutaan besar AS di Taiwan. Mereka menggelar aksi unjuk rasa terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza.
Foto: Reuters
Cetak tangan merah
Seorang pendukung Palestina meninggalkan cetak tangan merah pada bendera nasional Israel di depan American Institute di Taiwan (AIT), yang secara de facto merupakan kedutaan besar AS di Taiwan. Ia melakukannya tanggal 28 Juli 2014, dalam aksi protes terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza.
Foto: Reuters
Dukungan dari Tunis
Di Avenue Habib Bourguiba di Tunis, Demonstran pro-Palestina meneriakkan slogan sambil melambaikan bendera Palestina sebagai wujud protes terhadap aksi militer Israel di Gaza.
Foto: REUTERS
Dari Berlin, Jerman
Di Berlin, tanggal 25 Juli 2014, plakat dan bendera selama aksi protes terhadap serangan Israel di Jalur Gaza. Aksi protes berlangsung dengan mengambil bagian pada peringatan "al-Quds Day" atau Hari Yerusalam.
Foto: Reuters
Pro Palestina di London
Puluhan ribu demonstran pro-Palestina berbaris di depan kedutaan Israel di London, Inggris, 19 Juli 2014. Mereka menentang aksi Israel memperluas operasi darat ke Gaza.
Foto: picture-alliance/dpa
Hingga ke Wina
20 Juli 2014, di ibukota Austria, Wina, para pengunjukrasa menyerukan slogan dan mengusung bendera dalam demonstrasi menentang aksi militer Israel di Gaza.
Foto: Reuters
Juga di Los Angeles
Di depan gedung pemerintahan di Los Angeles, Amerika Serikat, 20 Juli 2014, kelompok pro-Palestina mengadakan pawai menentang kekerasan di Jalur Gaza.
Foto: Reuters
16 foto1 | 16
Pengumuman itu diterima dengan sikap tidak percaya oleh kelompok perlawanan Hamas, yang juru bicaranya Sami Abu Zuhri menyerukan warga Gaza agar menyikapinya dengan hati-hati.
“Gencatan sepihak diumumkan oleh Israel sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari pembantaian yang mereka lakukan,” kata dia.
Militer Israel mengatakan yang mereka sasar sebetulnya tiga jihadis di atas sebuah sepeda motor ”yang berada di dekat sekolah UNRWA milik PBB di Rafah”.
Sekjen PBB Ban Ki-moon menyebut serangan atas sekolah yang menjadi tempat penampungan sekitar 3.000 warga Palestina yang mengungsi dari rumah mereka akibat konflik itu “menunjukkan amarah moral dan sebuah tindakan kriminal”. (Baca: Israel Kerahkan Ribuan Pasukan Cadangan ke Gaza)
Dalam pernyataan Senin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ”serangan Israel tidak ditujukan kepada warga sipil dan meminta maaf jika ada serangan yang secara tidak sengaja mengenai warga,“ tanpa langsung menyebut soal serangan atas sekolah PBB tersebut.
Sejak serangan Israel dimulai 8 Juli lalu, jumlah total korban tewas telag mencapai lebih dari 1.820 jiwa, demikian menurut sumber medis
Dalam pernyataan hari Senin, Netanyahu mengatakan operasi Gaza “akan terus berlanjut sampai tujuannya tercapai: mengembalikan ketenangan dan keamanan bagi warga Israel untuk jangka waktu panjang sambil secara signifikan menghancurkan infrastruktur teror.“