Israel Serang Gudang Senjata Iran di Suriah dengan Rudal
21 Juli 2020
Pesawat tempur Israel menyerang sasaran di selatan Damaskus dengan rudal, kata sumber di Suriah. Beberapa milisi non-Suriah tewas dan sekitar 11 lainnya luka-luka dalam serangan itu, lapor kelompok pengamat di London.
Iklan
Setidaknya tujuh tentara dan milisi terluka ketika pasukan pertahanan Suriah menangkis serangan rudal Israel di daerah di selatan dan barat Damaskus Senin malam (20/7), lapor sebuah sumber militer Suriah kepada kantor berita AFP. Peluru kendali itu diluncurkan oleh pesawat tempur dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
“Serangan itu menimbulkan kerusakan materi berat”, kata sumber itu tanpa memberikan rincian. Pertahanan darat Suriah mampu menembakkan sejumlah rudal menangkis serangan militer Israel di sekitar wilayah Sahnaya dan daerah sekitar Al-Kiswa di selatan ibukota.
Warga yang tinggal di daerah selatan Damaskus mengatakan kepada kantor berita DPA, ledakan keras terdengar Senin malam, diikuti suara ambulans dengan sirene meraung yang menggema di daerah itu.
Depot senjata Iran dihantam rudal
Organisasi Syrian Observatory for Human Rights. di London mengatakan, serangan rudal pada Senin malam menghantam depot senjata diduga milik milisi Iran dan menewaskan lima orang. Kelima orang yang tewas adalah serdadu non-Suriah, kata kelompok itu.
Iran adalah sekutu utama Presiden Suriah Bashar al-Assad sejak terjadi pemberontakan kelompok yang menuntut demokrasi tahun 2011.
Organisasi itu lebih lanjut melaporkan, ada 11 tentara lain yang terluka, empat tentara non-Suriah dan tujuh tentara pemerintah Suriah, dua di antaranya dalam kondisi kritis.
Sebulan sebelumnya, pada 23 Juni, Israel juga melakukan serangan udara ke pedesaan barat daya dan timur Suriah, yang menewaskan dua serdadu Suriah.
Seorang juru bicara militer di Israel mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pihaknya "tidak mengomentari laporan asing".
Siapa Yang Berperang di Konflik Suriah?
Konflik di Suriah memasuki babak baru setelah militer Turki melancarkan serangan terhadap posisi milisi Kurdi di timur laut Suriah. Inilah faksi-faksi yang berperang di Suriah.
Foto: Atta Kenare/AFP/Getty Images
Perang Tiada Akhir
Suriah telah dilanda kehancuran akibat perang saudara sejak 2011 setelah Presiden Bashar Assad kehilangan kendali atas sebagian besar negara itu karena berbagai kelompok revolusioner. Sejak dari itu, konflik menarik berbagai kekuatan asing dan membawa kesengsaraan dan kematian bagi rakyat Suriah.
Foto: picture alliance/abaca/A. Al-Bushy
Kelompok Loyalis Assad
Militer Suriah yang resminya bernama Syrian Arab Army (SAA) alami kekalahan besar pada 2011 terhadap kelompok anti-Assad yang tergabung dalam Free Syrian Army. SAA adalah gabungan pasukan pertahanan nasional Suriah dengan dukungan milisi bersenjata pro-Assad. Pada bulan September, Turki meluncurkan invansi militer ketiga dalam tiga tahun yang menargetkan milisi Kurdi.
Foto: picture alliance/dpa/V. Sharifulin
Militer Turki
Hampir semua negara tetangga Suriah ikut terseret ke pusaran konflik. Turki yang berbatasan langsung juga terimbas amat kuat. Berlatar belakang permusuhan politik antara rezim di Ankara dan rezim di Damaskus, Turki mendukung berbagai faksi militan anti-Assad.
Foto: picture alliance/dpa/S. Suna
Tentara Rusia
Pasukan dari Moskow terbukti jadi aliansi kuat Presiden Assad. Pasukan darat Rusia resminya terlibat perang 2015, setelah bertahun-tahun menyuplai senjata ke militer Suriah. Komunitas internasional mengritik Moskow akibat banyaknya korban sipil dalam serangan udara yang didukung jet tempur Rusia.
Sebuah koalisi pimpinan Amerika Serikat yang terdiri lebih dari 50 negara, termasuk Jerman, mulai menargetkan Isis dan target teroris lainnya dengan serangan udara pada akhir 2014. Koalisi anti-Isis telah membuat kemunduran besar bagi kelompok militan. AS memiliki lebih dari seribu pasukan khusus di Suriah yang mendukung Pasukan Demokrat Suriah.
Foto: picture-alliance/AP Images/US Navy/F. Williams
Pemberontak Free Syrian Army
Kelompok Free Syrian Army mengklaim diri sebagai sayap moderat, yang muncul dari aksi protes menentang rezim Assad 2011. Bersama milisi nonjihadis, kelompok pemberontak ini terus berusaha menumbangkan Presiden Assad dan meminta pemilu demokratis. Kelompok ini didukung Amerika dan Turki. Tapi kekuatan FSA melemah, akibat sejumlah milisi pendukungnya memilih bergabung dengan grup teroris.
Foto: Reuters
Pemberontak Kurdi
Perang Suriah sejatinya konflik yang amat rumit. Dalam perang besar ada perang kecil. Misalnya antara pemberontak Kurdi Suriah melawan ISIS di utara dan barat Suriah. Atau juga antara etnis Kurdi di Turki melawan pemerintah di Ankara. Etnis Kurdi di Turki, Suriah dan Irak sejak lama menghendaki berdirinya negara berdaulat Kurdi.
Foto: picture-alliance/AA/A. Deeb
Islamic State ISIS
Kelompok teroris Islamic State (Isis) yang memanfaatkan kekacauan di Suriah dan vakum kekuasaan di Irak, pada tahun 2014 berhasil merebut wilayah luas di Suriah dan Irak. Wajah baru teror ini berusaha mendirikan kekalifahan, dan namanya tercoreng akibat genosida, pembunuhan sandera serta penyiksaan brutal.
Foto: picture-alliance/dpa
Afiliasi Al Qaeda
Milisi teroris Front al-Nusra yang berafiliasi ke Al Qaeda merupakan kelompok jihadis kawakan di Suriah. Kelompok ini tidak hanya memerangi rezim Assad tapi juga terlibat perang dengan pemberontak yang disebut moderat. Setelah merger dengan sejumlah grup milisi lainnya, Januari 2017 namanya diubah jadi Tahrir al-Sham.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Nusra Front on Twitter
Pasukan Iran
Iran terlibat pusaran konflik dengan mendukung rezim Assad. Konflik ini juga jadi perang proxy antara Iran dan Rusia di satu sisi, melawan Turki dan AS di sisi lainnya. Teheran berusaha menjaga perimbangan kekuatan di kawasan, dan mendukung Damaskus dengan asistensi startegis, pelatihan militer dan bahkan mengirim pasukan darat.
Foto: Atta Kenare/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Israel telah meluncurkan ratusan serangan ke Suriah sejak terjadinya konflik dan perang saudara di negara itu. Israel terutama menarget pasukan pemerintah Suriah, sekutu pasukan Iran dan satuan kelompok militan Syiah Lebanon, Hizbullah. Israel mengatakan tujuannya adalah mengakhiri kehadiran militer Teheran di Suriah.
Konflik sembilan tahun di Suriah telah menewaskan lebih dari 380.000 orang dan memaksa lebih dari setengah populasi negara itu harus mengungsi.