Israel Serang Kantong Jihad Islam di Gaza dan Suriah
24 Februari 2020
Jelang pemilu, tentara Israel kembali hujani jalur Gaza dan daerah Suriah dengan serangan roket. Target utamanya kali ini: organisasi Jihad Islam Palestina.
Iklan
Dalam serangan terbaru menjelang pemilihan umum tanggal 2 Maret mendatang, Angkatan Udara Israel menargetkan "situs-situs teror Jihad Islam" di seluruh Gaza dan dekat ibu kota Suriah, Damaskus, kata sebuah pernyataan militer dari pihak Israel.
Jihad Islam bersama kelompok sekutu Hamas telah terlibat perang dengan Israel sebanyak tiga kali sejak 2008. Organisasi ini beroperasi di Jalur Gaza dan Suriah.
Militer Israel mengatakan bahwa pihaknya juga telah menyerang sasaran Jihad Islam di pinggiran Damaskus, termasuk pangkalan "yang digunakan sebagai pusat" kegiatan kelompok Jihad Islam di negara itu.
Menurut pihak Israel, 20 roket sebelumnya telah ditembakkan dari Jalur Gaza ke arah Israel pada Minggu (23/02) malam. Sepuluh roket dapat diblokir oleh sistem pertahanan rudal Kubah Besi milik Israel, sedangkan roket lainnya jatuh di daerah yang tidak berpenghuni.
Kelompok Jihad Islam telah mengaku bertanggung jawab atas puluhan tembakan roket itu. Kelompok asal Palestina ini mengaku bereaksi atas terbunuhnya anggota mereka oleh tentara Israel. Namun pihak Israel mengatakan bahwa anggota tersebut sedang berusaha menempatkan bahan peledak di dekat pagar perbatasan Gaza.
"Kebijakan baru"
Jihad Islam, yang bersekutu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad, pada Senin (24/02) pagi membenarkan bahwa dua anggotanya telah tewas dalam serangan roket terbaru oleh Israel.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah lembaga pemantau perang yang berbasis di Inggris, mengonfirmasi bahwa setidaknya empat orang pendukung Assad telah tewas dalam serangan itu.
Namun, rekaman video yang beredar di media sosial terkait terbunuhnya anggota Jihad Islam ini sempat menyebabkan kegemparan di Gaza karena adanya "kebijakan baru" dari Israel terkait pemulangan jenazah orang-orang yang terbunuh.
Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennett mengatakan Israel tidak akan mengembalikan jenazah para penyerang tersebut. Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan tekanan pada Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, untuk menyerahkan jenazah dua tentara Israel yang terbunuh dalam konflik di Gaza tahun 2014.
ae/hp (afp, rtr, dpa)
Coreng Hitam Pemandangan Timur Tengah Saksi Kegagalan Proses Perdamaian
Sekarang pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina mulai dibicarakan lagi. Coreng pada pemandangan di Palestina, Dataran Tinggi Golan dan Israel jadi saksi kegagalan upaya selama ini.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Saksi bisu
Sisa-sisa bangunan yang rusak sudah jadi saksi, bahwa konflik Timur Tengah. Sejak akhir kekuasaan Inggris dan berdirinya negara Israel tahun 1948, invasi, perang, blokade jalan, pos pemeriksaan dan perang saudara sudah melahirkan pembatasan, siapa yang boleh mengadakan perjalanan ke mana dan tinggal di mana. Pada dinding ini tercoreng tulisan "militer Suriah lewat di sini."
Foto: Reuters/R. Zvulun
Peninggalan masa lalu
Di kawasan itu juga "berserakan" fragmen yang menunjukkan, siapa yang pernah ada dan sudah pergi. Pada foto tampak sebuah masjid di Dataran Tinggi Golan, di kawasan yang dianeksasi Israel dari Suriah dan diduduki dalam perang 1967. Hingga perang itu, sebuah desa Suriah yang dihuni kelompok etnis Adighe berdiri tak jauh dari masjid.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Saksi bisu
Sebuah bunker sisa perang di Dataran Tinggi Golan masih tampak berdiri di kawasan yang dianeksasi Suriah dalam perang tahun 1967. Tentara Suriah bukan satu-satunya militer yang lewat di sana. Tentara Inggaris tiba tahun 1917 dan pergi tahun 1948. Setelah mereka pergi, sejumlah negara Arab menyerang, dan militer Yordania menduduki Tepi Barat Yordan serta Yerusalem Timur.
Foto: Reuters/R. Zvulun
"Jalur Hijau" jadi pemisah
Gencatan senjata yang diadakan setahun setelahnya melahirkan "Jalur Hijau" yang memisahkan kawasan Yerusalem Barat yang dikontrol Israel dari bagian Timur yang dikuasai Yordania selama hampir dua dekade, dari 1949 hingga 1967, ketika Israel mulai menguasai Yerusalem Timur.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Kawasan berbahaya
Tanda yang menunjukkan batas kawasan yang ditanami ranjau darat tampak tergantung pada sebuah pagar di Dataran Tinggi Golan. Banyak warga Israel dan wisatawan asing melewati daerah itu dalam perjalanan menuju kawasan wisata.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Tak berfungsi dan ditinggalkan
Sebuah bangunan rusak tampak di bekas marskas militer Yordania dekat Laut Mati di kawasan Tepi Barat Yordan yang dikuasai Israel. Bangunan itu ibaratnya coreng pada pemandangan, karena ditinggal setelah perang 1967 berakhir, ketika Israel mulai menguasai kawasan itu, setelah mengalahkan Yordania.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Kekuatan militer masa lalu
Bangunan ini dulunya milik Suriah, dan berdiri di Dataran Tinggi Golan, di kawasan yang dikuasai Israel setelah mengalahkan Suriah tahun 1967. Dulu bangunan ini adalah kantor pusat militer. Ini salah satu dari banyak sisa bangunan milik Suriah yang dibiarkan kosong dan ditinggalkan sejak berakhirnya perang hampir separuh abad lalu. (Sumber: reuters, Ed.: ml/hp)