1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikAsia

Israel Setujui Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Kieran Burke sumber: AP, dpa, Reuters
10 Oktober 2025

Kesepakatan fase pertama berfokus pada pembebasan sandera dan penarikan pasukan Israel. Amerika Serikat akan menempatkan 200 tentara untuk memantau pelaksanaannya.

Israel Tel Aviv 2025 | Warga Israel rayakan pengumuman gencatan senjata di Hostages Square
Perdana Menteri Israel Netanyahu mengatakan pemerintahnya menyetujui kesepakatan terkait pembebasan semua sanderaFoto: Mostafa Alkharouf/Anadolu Agency/IMAGO

Pemerintah Israel menyetujui kerangka kesepakatan untuk membebaskan semua sandera yang ditahan kelompok militan Hamas di Gaza. Kesepakatan ini juga mencakup penarikan pasukan militer Israel hingga ke garis yang telah disepakati di wilayah Palestina.

"Kabinet baru saja menyetujui kerangka pembebasan semua sandera, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal,” tulis kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di media sosial X.

Kesepakatan tersebut sebagian dimediasi Amerika Serikat, dan termasuk pembebasan semua sandera serta penarikan tentara Israel ke garis tertentu di Gaza.

Persetujuan pemerintah Israel ini datang setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui fase pertama dari rencana Gaza. Fase pertama tersebut berisi pembebasan sandera dan gencatan senjata, sementara fase berikutnya akan membahas soal tata kelola Gaza.

Berapa banyak sandera yang masih di Gaza?

Menurut pemerintah Israel, masih ada 48 sandera Israel yang ditahan Hamas di Gaza. Namun, hanya sekitar 20 orang yang diyakini masih hidup.

Sebagai catatan, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyebabkan 251 orang disandera. Serangan itu memicu operasi militer Israel di Gaza.

Sejak perang dimulai, lebih dari 67.000 warga Palestina tewas dan hampir 170.000 orang terluka, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.

Sekitar separuh korban disebut perempuan dan anak-anak, meski angka itu tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.

AS kirim tim militer untuk "mengawasi” gencatan senjata Gaza

Pejabat senior AS mengatakan, sebuah tim militer berisi 200 personel akan dikirim ke Timur Tengah untuk "mengawasi" gencatan senjata di Gaza.

Menurut salah satu pejabat yang dirahasiakan identitasnya, tim tersebut akan menjadi inti dari satuan tugas yang juga melibatkan perwakilan militer Mesir, Qatar, Turki, dan kemungkinan Uni Emirat Arab.

Laksamana Brad Cooper, kepala Komando Pusat Militer AS, akan memimpin misi ini. "Awalnya akan ada 200 personel di lapangan. Tugasnya mengawasi, memantau, memastikan tidak ada pelanggaran,” katanya, seperti yang dikutip kantor berita AFP.

Namun, seorang pejabat lain juga menegaskan kepada kantor berita AP, "Tidak ada tentara AS yang akan masuk ke Gaza.”

Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Ausirio Ndolu/ Adelia Dinda Sani

Editor: Yuniman Farid

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait