Israel Siapkan Serangan Terhadap Hamas
25 Desember 2008Ia tidak bertolak ke Kairo guna meminta ijin di sana, untuk dilaksanakannya operasi militer. Demikian keterangan Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni Kamis (25/12) kemarin, tentang kunjungan singkatnya ke Mesir menemui Presiden Husni Mubarak. Israel akan bertindak untuk menghentikan serangan roket dari kelompok-kelompok militan Palestina di Jalur Gaza yang menurut Livni „tidak dapat ditolerir". Di depan pendukung Partai Kadima Tzipi Livni menekankan, saat ini penting untuk melakukan serangan. Dengan merujuk pada penarikan sepihak Israel dari Jalur Gaza musim panas tahun 2005, dimana ketika itu pemerintahan Perdana Menteri Sharon dapat dikatakan tidak melakukan koordinasi dengan siapapun dari pihak Palestina, Menteri Luar Negeri Livni menekankan
"Kami meninggalkan Jalur Gaza, tapi nasib dan masa depan kami tidak akan kami serahkan kepada Hamas. Kamilah yang melakukan keputusan untuk masa depan negara Israel dan kesejahteraan warganya. Bukan Hamas atau organisasi teror manapun, atau sebuah negara ekstremis atau seseorang yang memiliki ideologi kebencian yang sama. Kami akan bertanggung jawab untuk apa yang terjadi di sini dan kamilah yang akan bertindak."
Menurut laporan media Israel, kabinet pertahanan dari pemerintahan Olmert hari Rabu (24/12) sudah memberikan lampu hijau untuk pelaksanaan operasi militer memerangi Hamas di Jalur Gaza. Rencana itu terutama meliputi serangan udara besar-besaran, terhadap apa yang disebut "sasaran strategis" kelompok-kelompok militan Palestina, juga pertempuran pasukan di darat. Sementara Perdana Menteri Israel Ehud Olmert memanfaatkan wawancara dengan stasiun televisi Al-Arabiya sebagai seruan kepada penduduk Gaza, untuk meminta Hamas menghentikan serangan roket Hamas terhadap Israel. Saya mengatakan kepada Anda dalam seruan pada menit-menit terakhir, hentikan. „Hentikan itu wahai penduduk Gaza, you can stop it". Demikian Olmert dalam wawancara tersebut.
Presiden Mesir Husni Mubarak sementara ini meminta Israel dan Hamas untuk menahan diri dan mengusahakan tercapainya gencatan senjata baru antara kedua pihak yang bertikai. Presiden Mubarak juga menyatakan khawatir tentang situasi humaniter di Gaza. Sementara itu Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang sejak 18 bulan tidak memiliki lagi otoritas pengawasan di kawasan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, juga meminta agar Israel dan Hamas bersikap menahan diri
„Adanya eskalasi akan sangat disesalkan dan menyulitkan. Kami memperkirakan, rakyat kami melihatnya sebagai bahaya yang lebih besar. Kami tidak ingin melihat diri kami diserang ataupun hidup dalam blokade. Kami melakukan segala upaya untuk mencapai terciptanya gencatan senjata sepenuhnya dan stabilisasi situasi keamanan." (dk)