1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel Tunjukkan Sikap Keras, Roket Hamas Tembaki Israel

30 Desember 2008

Pada hari keempat serangan udaranya ke target Hamas di Jalur Gaza, pemerintah Israel menolak semua imbauan untuk melakukan gencatan senjata. Meski jumlah korban meningkat, Hamas tidak juga mau melakukan kompromi.

Gedung Hamas setelah serangan udara Israel 30/12Foto: AP

Sebuah pemancar televisi Israel melaporkan, sepertiga dari jumlah keseluruhan roket Hamas berhasil dihancurkan dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza. Sedangkan Hamas masih terus menembakkan roket-roketnya ke wilayah Israel.

Pejuang Palestina setiap hari menembakkan roketnya ke target yang semakin jauh. Mereka menggunakan gencatan senjata pada bulan-bulan terakhir untuk mengimpor persenjataan baru. Hari Selasa (30/12) sebuah roket menghantam Rahat, desa Beduin di padang pasir Negev, sekitar 30 kilometer di sebelah selatan Gaza. Belum pernah sebelumnya sebuah roket dari Gaza yang dapat menerobos jauh ke tengah-tengah wilayah Israel. Pada hari-hari terakhir ini roket-roket Hamas juga mencapai jarak terjauhnya di sebelah utara. Di Ashdod, 35 kilometer sebelah utara Jalur Gaza, seorang perempuan tewas kena terjangan roket.

Setelah serangan udara Israel di utara Jalur Gaza 30/12Foto: AP

Wahabe: Hamas harus hentikan tembakan roket

Selama pejuang Palestina terus menembakkan roketnya, Israel juga akan meneruskan serangan ke Jalur Gaza. Demikian dikemukakan wakil Menteri Luar Negeri Israel, Majali Wahabe. Ia mendesak agar Hamas mengakhiri serangan roket Kassam. Hanya dengan persyaratan itu gencatan senjata akan dapat dilaksanakan:

"Jika Hamas benar-benar melaksanakan gencatan senjata, bila Hamas dengan jelas menyatakan akan menaatinya, kami akan bersedia untuk mempertimbangkan gencatan senjata."

Menhan Israel tetap tunjukkan sikap keras

Namun, tawaran semacam itu, sama sekali tidak terdengar dari Menteri Pertahanan Ehud Barak yang masih menunjukkan sikap keras. Hari Selasa (30/12) ia mengunjungi lokasi serangan roket di Aschkelon:

"Saya pikir, kita akan menghadap hari-hari dan saat yang berat. Ketahanan dan kepemimpinan dari administrasi kota ini dan tentunya juga dari para warga yang berani, sedang menghadapi tantangan. Angkatan bersenjata memusatkan pasukannya di sekitar Jalur Gaza. Kami akan beraksi dengan sarana yang ada agar ketenangan dan keamanan dapat dicapai."

Rumah-rumah sakit kewalahan

Menurut angkatan bersenjata Israel, hari Selasa (30/12) angkatan udara membomi gedung-gedung pemerintah dan rumah seorang komandan Hamas di Jalur Gaza. Sekitar 360 warga Palestina tewas pada empat hari serangan Israel tersebut. Menurut keterangan PBB, di antaranya terdapat 64 warga sipil.

Dua anak terluka dibawa ke RS setelah serangan Israel 27/12Foto: AP

Saksi mata Palestina berulang kali melaporkan, pesawat tempur Israel tidak hanya menyerang posisi Hamas, melainkan juga warga sipil. Di Beit Hanoun di utara Jalur Gaza, dua anak perempuan bersaudara, usia empat dan 11 tahun, tewas akibat serangan udara Israel, ketika mereka membuang sampah di luar. Sebelumnya rumah seorang pekerja pemancar radio Jerman ARD di Jalur Gaza juga rusak terkena serangan. Rumah-rumah sakit di Gaza membludak. Chalil Nahal, dokter di RS Shifa di Gaza-City menuturkan:

"Situasi saat ini benar-benar sangat sulit, karena banyak yang luka-luka dan kami kekurangan obat-obatan serta peralatan medis. Dua hari yang lalu, mesjid di sebelah dibom dan ini mengakibatkan kerusakan berat di beberapa bagian RS. Semua jendela rusak dan beberapa pasien yang sudah cedera kembali terluka. Saya merasa tidak enak jika melihat pasien yang tidak dapat ditolong karena tidak ada peralatan."

Israel izinkan transpor barang bantuan

Sejak hari Senin (29/12) Isreal memang mengizinkan transpor barang bantuan ke Jalur Gaza. Namun belum diketahui apakah obat-obatan dan peralatan medis dapat diterima para dokter.

Sementara itu, Selasa malam (30/12) para menteri luar negeri UE melakukan pertemuan darurat di Paris untuk membicarakan konflik di Jalur Gaza. Para menlu UE merembukkan kemungkinan untuk mengupayakan 'gencatan senjata demi kemanusiaan'. (cs)