1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Isyarat Obama Kepada Cina

19 Februari 2010

Keputusan Barack Obama menerima pimpinan spiritual Tibet Dalai Lama di Gedung Putih disambut sebagai isyarat yang tepat. Masalah Tibet perlu diselesaikan lewat dialog tanpa kekerasan.

Dalai Lama di Washington usai pertemuan dengan Obama (18/02)Foto: AP

Mengenai hubungan Amerika Serikat dan Cina, harian Inggris Independent menulis:

Perdagangan adalah batu loncatan penting dalam hubungan kedua adidaya ini. Penolakan terbuka yang dilakukan Cina di pertemuan puncak di Kopenhagen Desember lalu tidak membantu memperbaiki hubungan bilateral kedua negara. Apakah keputusan Obama menerima pemimpin spiritual Tibet akan membantu? Jawabannya tentu saja tidak, tapi hal itu adalah langkah penting. Dalai Lama adalah pimpinan keagamaan Tibet yang dihormati. Ia bukan pendukung separatisme tanpa kompromi, sebagaimana dikumandangkan propaganda Cina. Jika Obama menolak pertemuan dengan Dalai Lama karena tekanan dari Cina, ini sama saja artinya dengan menyerah secara moral. Terutama di bawah sorotan pelanggaran hak asasi manusia di Tibet yang terus menerus terjadi di bawah kekuasaan Cina.

Harian Italia Corriere della Sera berkomentar:

Yang lebih berarti bukan isi, melainkan bentuknya. Ini adalah contoh klasik, bagaimana suatu kejadian, dalam hal ini pertemuan dua tokoh politik, sudah merupakan pesan. Inilah yang terjadi pada pertemuan antara presiden Amerika Serikat dengan Dalai Lama. Pertemuan ini membangkitkan diskusi hangat tentang pentingnya mendukung perdamaian, hak asasi manusia dan kerukunan antar umat beragama. Namun hasil terpenting adalah, bahwa pertemuan ini bisa terlaksana. Ini merupakan sinyal keteguhan Amerika Serikat terhadap Cina, yang sebelumnya sudah mengumbar berbagai ancaman berapi-api.

Harian Italia lainnya La Repubblica menulis:

Dua penerima nobel perdamaian saling bersalaman, tapi jauh dari media, agar tidak memprovokasi reaksi lebih keras dari Cina. Presiden Amerika Serikat Barack Obama perlu memilih kata-kata dengan sangat hati-hati, karena ia tidak ingin menggusarkan sang raksasa Asia. Ini adalah pertemuan istimewa di Gedung Putih. Hubungan antara Amerika Serikat dan Cina, yang beberapa bulan lalu kelihatannya menuju kerjasama erat dan saling menguntungkan, sekarang memasuki masa-masa sulit. Keterangan Gedung Putih sehubungan dengan pertemuan itu merupakan pernyataan yang sarat dengan formulasi diplomatis. Barack Obama berusaha membatasi dampak negatif sekaligus di beberapa sektor.

Harian Austria Tages Anzeiger menilai, Obama memberi sinyal yang benar. Harian ini dalam tajuknya berkomentar:

Terperangkap dalam sebuah ideologi yang tidak mengizinkan sistem politik atau cara berpikir lain, pimpinan Cina merasa perlu bereaksi sampai hampir histeris, jika Dalai Lama diterima disuatu tempat, atau anggota minoritas lain, misalnya warga Uigur, mendapat suaka politik di negara lain. Beijing bersikap dingin dan penuh penolakan, dengan percaya diri yang hampir mencapai arogansi. Makin penting jadinya bagi Obama untuk menunjukkan keteguhan dan rasa percaya diri, sesuai dengan jabatan dan posisi negaranya. Ia perlu mengirim sinyal yang benar, apakah dengan pemasokan sistem pertahanan kepada Taiwan atau dengan menerima Dalai Lama di Gedung Putih.

HP/EK/dpa