Italia Butuh Resep Manjur Tersendiri
10 November 2011Sampai dua pekan lalu, PM Italia Silvio Berlusconi masih menyangkal gentingnya situasi keuangan Italia. Dalam KTT di Brussel mengenai krisis Euro, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy berusaha menyadarkan Berlusconi, bahwa pemerintahannya harus berhemat.
Berlusconi kemudian tampil di depan wartawan dan menjelaskan, bahwa situasi keuangan Italia bagus. Tepatnya ia mengatakan, "Data-data fundamental Italia stabil. Jika utang negara dan swasta dijumlah, Italia adalah negara paling stabil di Eropa." Italia hanya berada di bawah Jerman, dan masih lebih baik daripada Swedia, Inggris, Perancis dan lainnya. Begitu kata Berlusconi.
Meskipun demikian, beberapa waktu kemudian ia menjanjikan serangkaian langkah penghematan dan reformasi. Ia juga mengundang para pemeriksa dari komisi Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) ke Roma, agar yakin bahwa Italia akan memenuhi janji-janjinya. Jadi situasinya hampir seperti Yunani? Tidak. Belum seburuk itu. "Situasi di Italia tidak sama." Begitu dikatakan Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schäuble. Sementara Menteri Keuangan Austria Maria Fekter mengatakan, "Di Italia ada perekonomian besar yang berdiri di belakangnya."
Dampak Jelas Berlusconi
Memang Italia selama 10 tahun jadi teladan. Itu juga pendapat Daniel Groß, kepala institut Pusat untuk Studi Politik Eropa (ZEPS) di Brussel. Dalam masalah investasi dalam infrastruktur, pendidikan dan inovasi, juga dalam reformasi pasaran tenaga kerja, Italia mendapat nilai bagus. Bahkan kadang lebih baik daripada Jerman. Tetapi 10 tahun masa jabatan Berlusconi ternyata meninggalkan dampak jelas di Italia.
Daniel Groß menjelaskan, "Masalah utama adalah semakin buruknya kualitas aparat negara, yang berjalan perlahan tetapi terus-menerus. Jadi masalah bagaimana negara itu diperintah, undang-undang yang sering dilanggar, dan korupsi. Semua ini meningkat tanpa disadari rakyat maupun negara lain."
Italia Butuh Resep Manjur Lain
Pendapat kepala tangki pemikir tersebut didasari analisa Bank Dunia. Institusi internasional itu mencatat dan membandingkan selama bertahun-tahun, bagaimana situasi korupsi di setiap negara. Juga menilai kualitas kehakiman dan apa yang dihasilkan administrasi negara dan para pegawai negeri. Menurut data Bank Dunia, posisi Italia terus merosot dalam tahun-tahun belakangan ini. Sekarang Italia bahkan berada di bawah Yunani.
Oleh sebab itu para pakar khawatir, resep manjur yang kemungkinan berhasil di Yunani atau Portugal, yaitu penghematan, reformasi dan privatisasi, tidak akan menolong Italia. Menurut Daniel Groß, pertama-tama negara itu harus sadar terlebih dahulu. "Situasi seperti saat ini tidak bisa terus berlangsung. Negara bukan hanya perlu pemerintahan baru, tetapi juga lebih baik. Lebih baik dalam arti bersih. Pemerintah harus mematuhi undang-undang, memberantas korupsi dan sebagainya. Itu tidak dapat diperintahkan dari Brussel. Melainkan harus datang dari negara itu sendiri."
Andreas Reuter / Marjory Linardy
Editor: Renata Permadi