1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Bencana

Italia Umumkan Situasi Darurat di Genoa

16 Agustus 2018

PM Italia Giuseppe Conte mendeklarasikan keadaan darurat 12 bulan di Genoa setelah runtuhnya Jembatan Morandi. 39 orang dinyatakan tewas, tapi penyebab keruntuhan masih belum jelas.

Italien Genua | Einsturz Autobahnbrücke Morandi | Rettungsarbeiten
Foto: Imago/Xinhua/Z. Huansong

Tim penyelamat Italia di kota Genoa masih terus mencari korban di reruntuhan jembatan Morandi sampai Rabu malam (15/8) dengan harapan menemukan yang  selamat. Hingga saat ini masih belum jelas apa sebenarnya yang menyebabkan bagian jembatan sepanjang 100 meter itu runtuh dari ketinggian 45 meter. Insiden maut itu terjadi di tengah hujan lebat pada hari Selasa (14/8)

Menteri Dalam Negeri Matteo Salvini tidak mau berspekulasi tentang berapa banyak orang yang masih terperangkap di bawah reruntuhan. Ia hanya  mengatakan bahwa sekitar 1.000 pekerja penyelamat ikut ambil bagian dalam pencarian korban.

Pihak berwenang menyatakan, jumlah sementara korban tewas mencapai 39 orang, 16 orang lain luka-luka, sembilan di antaranya berada dalam kondisi serius. Sekitar 630 yang tinggal di apartemen terdekat dievakuasi, karena kekhawatiran tentang stabilitas sisa jembatan itu.

Menteri transportasi Italia meminta manajer senior perusahaan Autostrade per l'Italia yang mengoperasikan jembatan itu untuk mengundurkan diri. Namun perusahaan mengatakan mereka sudah melakukan pemeriksaan rutin sebelum keruntuhan terjadi dan hasilnya cukup baik dan telah disetujui oleh Kementerian Transportasi.

Penyebab runtuhnya jembatan Morandi masih belum jelasFoto: Getty Images/AFP/V. Hache

Penyelidikan fokus pada "kesalahan manusia"

Jaksa Genoa Francesco Cozzi mengatakan kepada wartawan; "Penyelidikan penyebab keruntuhan jembatan akan fokus pada kesalahan manusia. Khususnya setiap kemungkinan cacat desain dalam konstruksi jembatan atau pemeliharaan yang tidak memadai." Cozzi mengatakan lebih lanjut, dia tidak tahu siapa yang mungkin bertanggung jawab, namun menambahkan bahwa tragedi itu "bukan kecelakaan."

Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte menyebut tragedi itu "tidak dapat diterima dalam masyarakat modern." Dia mengatakan bahwa "semua infrastruktur" di seluruh negeri perlu dicek ulang. "Kita tidak boleh membiarkan tragedi lain seperti ini terjadi lagi," katanya.

Menteri Infrastruktur dan Transportasi Danilo Toninelli juga menyalahkan Autostrade per l'Italia, perusahaan swasta yang mengoperasikan banyak jaringan jalan tol Italia, atas terjadinya insiden itu.

Perusahaan itu bersalah karena "kurang serius" dan bisa menghadapi ancaman denda hingga setinggi150 juta Euro (sekitar 170 juta USD), tulis Toninelli di Facebook. Selain itu, konsesi untuk menjalankan jaringan jalan tol bisa ditarik. PM Giuseppe Conte hari Rabu juga menegaskan niat pemerintah untuk mencabut kontrak perusahaan tersebut.

Jembatan Morandi adalah salah satu arteri lalu lintas utama

Uni Eropa turut bertanggung jawab

Menteri Dalam Negeri Matteo Salvini menyalahkan Uni Eropa karena membuat Italia tidak aman. "Dana yang akan dibelanjakan untuk kesehatan dan keselamatan tidak diperbolehkan digunakan, itu menurut aturan ketat ... yang diberlakukan oleh Eropa," katanya kepada radio lokal Radio24. "Anda harus selalu meminta izin untuk membelanjakan uang," kata Salvini.

Presiden Italia Sergio Mattarella menyerukan agar kondisi jalan-jalan di Italia diperbaiki. "Warga Italia punya hak atas infrastruktur modern dan efisien yang menyertai mereka dengan aman menjalani kehidupan sehari-harinya," tegas Mattarella.

Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Rusia Vladimir Putin termasuk di antara para pemimpin dunia yang mengirimkan ucapan belasungkawa atas insiden maut runtuhnya jembatan Morandi.

hp/as (afp, rtr, dpa)