Pemilihan bekas Danjen Kopassus Doni Monardo sebagai kepala baru Badan Nasional Penanggulangan Bencana diharapkan mampu meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana Indonesia. Siapa sebenarnya Doni Monardo?
Iklan
Kelak tugas menumpuk akan diemban Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang baru, kata Presiden Joko Widodo. Sebab itu presiden memilih calon dengan kepemimpinan dan penguasaan yang kuat buat menggantikan Willem Rampangilei. Doni Monardo adalah sosok yang ditunjuk Jokowi menggawangi lembaga pengawal bencana tersebut.
"Kita harus tahu dan sadar bahwa negara ini dikelilingi oleh "ring of fire" sehingga perlu sebuah manajemen dan kepemimpinan yang kuat untuk mengonsolidasi agar cepat merespons bencana yang ada. Saya lihat Pak Letnan Jenderal Doni Monardo ini orangnya," kata Presiden.
Jokowi menyatakan lebih jauh, BNPB memiliki tugas berat merehabilitasi wilayah yang terdampak bencana seperti Lombok, Palu, Banten dan Lampung. Lembaga itu juga ditugasi memperkuat kesiapan lembaga pemerintah menghadapi bencana. Menurut BNPB potensi bencana hidrometeorologi di Indonesia sedang meningkat menyusul tingginya laju deforestasi, meluasnya lahan kritis dan kerusakan lingkungan.
"Perlu sebuah manajemen yang kuat, membutuhkan sebuah kepemimpinan yang kuat untuk mengkonsolidasi, mengkoordinasi baik pemda, baik di pusat, baik di provinsi, baik TNI, pangdam, kodam, korem, dan kepolisian dalam rangka segera cepat dan respons terhadap bencana yang ada," ujar Jokowi. "Saya kira pekerjaan besar bagi Pak Doni Monardo ini masih banyak sekali."
Ketika Bumi Lombok Bergoyang
Puluhan kehilangan nyawa menyusul gempa di Lombok. BNPB meyakini jumlah korban jiwa akan terus bertambah. Lambatnya proses evakuasi lantaran minimnya personil dan alat berat mengancam keselamatan para penyintas bencana.
Foto: Getty Images/AFP/S. Tumbelaka
Terdampar di Surga
Sekitar 1.200 wisatawan sempat terdampar di Gili Trawangan. Kondisi perairan yang dangkal tidak memungkinkan penggunaan kapal besar. Akibatnya proses evakuasi berjalan lambat. Kementerian Perhubungan terpaksa menurunkan sejumlah kapal kecil yang rata-rata hanya mampu mengangkut puluhan penumpang.
Foto: Reuters/Indonesia Water Police
Nestapa di Timur dan Utara
Gempa terutama meluluhlantakkan Lombok Utara dan Timur. Najmul Akhyar, Bupati Lombok Utara, mengatakan hingga 80% wilayahnya luluh lantak akibat gempa. "Kami membutuhkan alat berat karena sebagian masjid runtuh dan kami mencurigai jemaah masih terjebak di dalam," katanya kepada Metro TV.
Foto: Reuters/Antara Foto/A. Subaidi
Rumah Beratap Tenda
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengklaim hingga 20.000 penduduk harus diungsikan dari rumah masing-masing. Kebanyakan ditampung di tenda darurat yang dibangun menyusul gempa bumi akhir Juli silam. Hingga beberapa hari lalu penduduk yang terdampak gempa pertama masih memilih bertahan di kamp pengungsian.
Foto: picture alliance/AP/A. Pranandi
Kerusakan Merajalela
Proses evakuasi dipersulit oleh kerusakan yang diakibatkan gempa bumi. BNPB melaporkan banyak ruas jalan dan jembatan yang tidak bisa dilalui. Selain itu sebagian besar pasokan listrik di Lombok terhenti, Kerusakan bahkan juga terjadi di kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Bali.
Foto: Getty Images/AFP/S. Tumbelaka
Membludak Hingga ke Lahan Parkir
Sebagian besar rumah sakit di Lombok juga kewalahan menghadapi jumlah pasien yang membutuhkan perawatan. Di beberapa tempat, pihak rumah sakit terpaksa menginapkan pasien di bagian luar lantaran fasilitas yang mengalami kerusakan. Tampak pada gambar pasien yang dirawat di pelataran parkir Rumah Sakit Umum Daerah Mataram.
Foto: Reuters/ANTARA FOTO
Berburu Tempat di Langit
Ketika petugas gabungan dan sukarelawan masih berupaya menemukan korban terakhir, sebagian wisatawan berusaha meninggalkan Lombok. Tidak sedikit warga lokal yang membantu mengantar turis ke bandara menyusul lumpuhnya fasilitas transportasi kota. Serbuan penumpang yang ingin mempercepat jadwal keberangkatan berusaha diantisipasi oleh pihak Bandar Udara Lombok dengan menyiagakan pesawat tambahan.
Foto: Reuters/Antara Foto/A. Subaidi
Asa di Balik Timbunan
BNPB memperkirakan jumlah korban jiwa akan terus bertambah. Pasalnya proses evakuasi di sebagian wilayah masih dilakukan secara manual, tanpa alat berat. Jurubicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho meyakini masih banyak penduduk yang tertimbun reruntuhan bangunan dan belum diselamatkan. rzn/p (rtr, dpa, ap)
Foto: picture-alliance/AA/J. Delita
7 foto1 | 7
Karir militer di Kopassus
Doni Monardo merupakan lulusan Akademi Militer angkatan 1985, serupa dengan mantan Pangkostrad Edy Rahmayadi yang kini menjabat gubernur Sumatera Utara.
Namanya sempat mencuat pada 2011 silam saat terlibat operasi pembebasan Kapal Sinar Kudus yang dibajak perompak di Somalia. Karir perwira yang sejak lulus Akademi Kemiliteran sudah mengabdi untuk Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu kemudian melejit menjadi Komandan Paspampres hingga Danjen Kopassus.
Doni lalu mengepalai dua komando daerah militer, yakni Kodam XVI Pattimura untuk wilayah Maluku dan Maluku Utara, serta Kodam III Siliwangi. Di Jawa Barat dia menebar jasa dengan menggagas program pembersihan sungai Citarum. Hingga kini prajurit Siliwangi masih diterjunkan ke lapangan, untuk membantu membersihkan sungai yang ditengarai termasuk yang paling kotor di dunia itu.
Mungkin kiprahnya mengkoordinasikan pembersihan Citarum pula yang membawa Doni ke BNPB. Meski demikian di lembaga barunya itu tugasnya tidak akan lebih ringan. Tahun 2019 pemerintah memangkas anggaran BNPB sebanyak Rp. 90 miliar menjadi Rp. 610 miliar dari yang sebelumnya Rp. 700 miliar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengklaim pengurangan tersebut tidak akan berpengaruh banyak pada kesigapan bencana lantaran pemerintah telah menyiapkan dana mitigasi siap pakai untuk 2019 sebesar Rp. 7 triliun. Dana ini nantinya akan disalurkan bergantung pada kebutuhan di lapangan.
"Kan kita tahun lalu mengeluarkan lebih dari tujuh triliun rupiah sehingga anggaran itu tidak hanya yang di BNPB, yang kita tambahkan selalu dalam bentuk pengeluaran untuk on call setiap kali ada bencana," kata dia.
Warisan pekerjaan rumah yang makin berat
Di BNPB Doni akan melanjutkan pekerjaan rumah dua pendahulunya yang juga berasal dari TNI, yakni Mayor Jenderal (Purn.) Syamsul Maarif (2008-2015) dan Laksamana Muda (Purn.) Willem Rampangilei.
Doni adalah kepala BNPB dengan karir militer paling mencolok. Namun berbeda dengan pendahulunya, Doni belum pernah berpengalaman menanggulangi bencana dalam skala besar atau memiliki kapasitas keilmuan yang sepadan.
Bekas Kepala BNPB, Syamsul Maarif, misalnya pernah terlibat menanggulangi bencana tsunami di Aceh 2004 dan Rampangilei sempat mengepalai Dinas Hidrografi dan Oseanografi di Mabes TNI AL.
Meski begitu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengklaim kepada media nasional, Doni dipilih lantaran kapasitasnya sebagai perwira aktif diharapkan lebih mampu mengkoordinasi penanggulangan bencana di daerah.
rzn/as (dari berbagai sumber)
Potret Badan SAR Nasional
Pasca kecelakaan Air Asia QZ8501, reputasi Badan SAR Nasional mulai diakui oleh dunia. Lembaga Pemerintah Non Kementrian Indonesia ini punya segudang pengalaman dalam menanggulangi bencana.
Foto: AP
Mencari Hingga ke Ujung Bumi
Badan SAR Nasional adalah alamat pertama yang disambangi jika terjadi bencana atau insiden penerbangan. Basarnas jugalah yang pertamakali bereaksi ketika pesawat Air Asia QZ8501 dinyatakan hilang di kawasan laut Jawa akhir Desember 2014.
Foto: J. Kriswanto/AFP/Getty Images
Pengalaman Berharga
Sejumlah pakar penerbangan mendaulat Basarnas sebagai yang terbaik di Asia, lapor harian AS, Wall Street Journal. Menurut mereka selain jam terbang yang tinggi dalam menanggulangi bencana, Basarnas juga harus menghadapi kondisi geografis yang sulit, karena tidak jarang bertugas di hutan, pegunungan atau laut.
Foto: Reuters
Profesionalitas Terjaga
Khususnya dalam kasus kecelakaan Air Asia QZ 8501, Basarnas membuktikan profesionalitas kerja yang jarang ditemukan di lembaga pemerintah lain. Mereka misalnya menunjukkan empati dengan langsung mendatangi keluarga korban dan melarang publikasi gambar jenazah.
Foto: Reuters/Antara Foto/F. Octavianus
Kontribusi Pencarian MH370
Tim SAR Nasional Indonesia bereaksi cepat ketika mendapat permintaan dari pemerintah Malaysia buat mencari pesawat MH370 milik maskapai Malaysia Air yang hilang. Sebanyak tiga Kapal, satu helikopter dan 90 personel diterjunkan ke perairan Selat Malaka dan Samudera Hindia hingga pencarian dihentikan Maret 2014.
Foto: Reuters
Kerjasama Internasional
Menurut jurnal penerbangan FlightGlobal, Basarnas sering bekerjasama dengan instansi serupa dari seluruh dunia, antara lain dengan US National Transportation Safety Board. Lembaga pimpinan Marsdya Henry Bambang Soelistyo itu juga cepat mempublikasikan laporan lapangan yang vital untuk penyidikan lanjutan. Basarnas cuma butuh waktu tiga bulan untuk mengeluarkan laporan kecelakaan Sukhoi Mei 2012
Foto: Reuters
Letusan Sinabung
Ketika Sinabung meletus, Basarnas tidak cuma menurunkan regu penyelamat buat mengevakuasi korban dari wilayah bencana, tetapi juga aktif membantu pengungsi yang melarikan diri ke perkotaan. Uniknya, kendati dibentuk dari tiga kekuatan TNI, Basarnas sejak awal berdirinya belum pernah dipimpin oleh perwira Angkatan Darat.
Foto: Reuters
Avignam Jagat Samagram...
Adalah moto tim SAR Indonesia yang kira-kira berarti "Selamatlah Alam Semesta". Sejak bencana yang merebak dalam beberapa tahun terakhir, Basarnas terus menambah kapasitasnya sebagai regu penyelamat gerak cepat untuk situasi bencana, misalnya ketika gunung Merapi menyemburkan abu vulkanik November 2010 lalu.
Foto: picture alliance/dpa
Memantau Potensi Bencana dari Langit
Tercatat enam negara yang sudah menjalin kerjasama dengan tim SAR Indonesia, yakni Singapura, Malaysia, Filipina, Australia, Amerika Serikat dan Papua Nugini. Melalui kerjasama itu Basarnas bisa menggunakan fasilitas satelit NOAA yang membantu dalam proses pencarian, atau juga sebagai sarana penginderaan dan peringatan dini yang antara lain digunakan dalam kasus Merapi.
Foto: AP
Bersama Menanggulangi Bencana
Basarnas jarang bekerja sendirian. Dalam banyak kasus seperti bencana longsor di Banjarnegara misalnya, lembaga ini membentuk tim gabungan yang terdiri dari berbagai elemen Polri/TNI, serta relawan sipil. Namun begitu Basarnas tetap memegang komando koordinasi, seperti juga dalam kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501 yang melibatkan angkatan laut Singapura dan Amerika Serikat.
Foto: Reuters/Antara Foto/I. Zakaria
Sigap di Tempat
Sejak 2007 status Basarnas menjadi lembaga pemerintah non departemen yang bertanggungjawab langsung kepada presiden. Selama lima tahun terakhir lembaga ini jarang bersantai, lantaran jumlah bencana yang terus meningkat. 2013 silam misalnya, Basarnas mengkoordinasi 617 operasi bantuan dan penanggulangan bencana, antara lain bencana lumpur Sidoarjo yang tidak pernah tuntas sejak 2011.