Indonesia Jadi Mitra Pameran Industri Hannover Messe 2020
3 November 2018
Indonesia resmi menjadi negara mitra penyelenggara pameran industri dan teknologi terbesar di dunia, Hannover Messe, tahun 2020.
Iklan
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara, dan Chief Executive Deutsche Messe AG, Dr. Jochen Köckler menandatangani kontrak kerjasama Negara Mitra Penyelenggara Hannover Messe 2020. Penandatanganan yang berlangsung di Jakarta pada (01/11), disaksikan Menteri Perindustrian RI, Airlangga Hartarto, dan Menteri Ekonomi dan Energi Jerman, Peter Altmaier.
"Kita patut bangga, karena Indonesia adalah negara ASEAN pertama sebagai mitra penyelengara Hannover Messe. Ada lima sektor industri unggulan yang akan kita tonjolkan dalam pameran ini, yaitu industri makanan dan minuman, otomotif, tekstil dan produk tekstil, kimia, dan elektronika”, kata Airlangga lewat rilis yang diterima oleh DW.
Pameran yang akan berlangsung pada 20-24 April 2020 ini akan jadi panggung unjuk gigi kekuatan industri Indonesia, kekuatan kemitraan strategis Indonesia – Jerman serta kekuatan kolaborasi dan sinergi industri Indonesia-Jerman.
Sementara itu, Menteri Altmaier menganggap peluang kerja sama Indonesia dan Jerman akan semakin terbuka ke depan. Data Kantor Pusat Statistik Jerman menyebutkan, surplus ekspor Indonesia ke Jerman mencapai1,2 milyar Euro dari total perdagangan bilateral sebesar 6,5 milyar Euro pada tahun 2018.
Kuliah Teknologi Pangan di Jerman
Teknologi pangan memiliki andil besar dalam pola makan manusia. Bidang studi ini dipelajari di universitas di Jerman, baik di jenjang S1 maupun S2. Apa saja yang dipelajari pada jurusan ini?
Foto: DW/N. Ahmad
Teknologi Pangan ala Jerman
Edwin Hadrian sedang menempuh kuliah S2 di jurusan Teknologi Pangan, Universitas Bonn. Ia menamatkan jenjang S1 di Indonesia juga pada jurusan yang sama. Banyak hal menarik yang Edwin pelajari di jurusan ini, yang berbeda dengan di Indonesia. Seperti misalnya, kurikulum studi yang sangat komprehensif dan ditujukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Jerman.
Foto: DW/N. Ahmad
Akses air bersih
Salah satu hal yang paling menarik bagi Edwin tentang teknologi pangan di Jerman adalah akses air bersih yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Air keran dapat dikonsumsi langsung. Fokus riset para peneliti teknologi pangan di bidang ini adalah bagaimana mereka bisa mengembangkan teknologi pengolahan air yang selalu aman untuk masyarakat dan lingkungan.
Foto: DW/N. Ahmad
Konsep "zero waste"
Konsep teknologi pangan yang diajarkan di Jerman adalah konsep "zero waste" yakni dengan memanfaatkan seluruh sisa hasil produksi, sehingga tidak menghasilkan sampah. Limbah yang dihasilkan pun diolah sedemikian rupa hingga aman bagi lingkungan. Hal ini membuat teknologi pangan di Jerman sangat berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Foto: DW/N. Ahmad
Kebun Tanaman Pangan
Universitas Bonn memiliki kebun tanaman pangan, di mana hingga 2000 tanaman dikultivasi. Meskipun kebun ini milik universitas, kebun ini terbuka untuk umum. Di kebun ini bermacam tanaman dikultivasi untuk mencapai kriteria yang diinginkan, seperti misalnya buah yang lebih manis, tahan hama atau tahan serangga.
Foto: DW/N. Ahmad
Mesin pengolah bahan pangan
Di jurusan Teknologi Pangan, Edwin juga belajar tentang prinsip-prinsip penggunaan mesin agrikultur. Pengetahuan prinsip penggunaan mesin agrikultur bermanfaat untuk mengetahui mesin mana yang tepat untuk digunakan agar produksi pangan bisa lebih cepat dan efisien. (Ed:na/ts)
Foto: DW/N. Ahmad
5 foto1 | 5
"Tren positif ini menunjukan masih banyak peluang yang terbuka bagi Indonesia dan Jerman untuk peningkatan sektor perdagangan dan begitupun untuk sektor investasi”, kata Altmaier.
Altmaier menambahkan, kompetisi industri di masa datang dipengaruhi pada kemampuan sektor industri untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan komunikasi, Oleh karena itu komponen internet dan digitalisasi dalam sektor industri menjadi sebuah keniscayaaan. yp/vlz (KBRI Berlin)
Teknologi Baterai Yang Akan Mengubah Dunia
Di masa depan, yang akan menentukan adalah energi terbarukan, seperti energi matahari, air atau angin. Elemen terpentingnya: teknologi penyimpanan energi, atau baterai. Inilah beberapa teknologi yang sudah diterapkan.
Foto: DW/G. Rueter
Teknologi baterai makin laku
Teknologi baterai sat ini berada diambang boom global. Terutama di Cina, Korea dan AS dibangun pabrik-pabrik besar untuk produksi baterai Lithium-Ion. Harga baterai dan aki juga sudah turun drastis. Baterai terutama digunakan dalam bidang transportasi dan sebagai penyuplai listrik lokal.
Foto: Viktoria Kühne/Fraunhofer IFF
Harga melorot
Selama ini, harga mobil listrik sangat mahal karena teknologi baterainya dulu memang masih mahal. Tapi dibanding 10 tahun lalu, harga baterai sudah turun drastis tinggal 10 sampai 20 persen harga dulu. Kalau dulu harga baterai untuk mobil listrik dengan jangkauan 150 km sekitar 20.000 Euro, sekarang harganya tinggal 2.500 hingga 3.000 Euro.
Foto: DW/G. Rueter
Listrik akan lebih bersih dan lebih murah
Di pulau Graciosa, Portugal, 4500 penduduknya mendapat pasokan listrik terutama dari tenaga matahari dan tenaga angin. Baterai di sini digunakan untuk stabilitas jaringan, sekaligus menampung kelebihan produksi energi. Ada juga mesin generator diesel, tapi lebih sering tidak digunakan. Jadi biaya produksi listrik turun.
Foto: Younicos
Lampu dengan listrik tenaga matahari
Sekitar 1,5 miliar manusia di dunia hidup tanpa akses terhadap jaringan listrik, terutama di Asia dan Afrika. Teknologi lampu LED yang hemat energi membuka terobosan baru, misalnya di Senegal: Lampu-lampu ini menggunakan energi matahari dan cukup untuk berfungsi sepanjang malam. Karena harga komponen-komponennya turun drastis, teknologi tenaga matahari dan LED juga makin murah dan terjangkau.
Foto: IBC
Energi dari tangki air
Tabung penyimpan panas juga sering digunakan, seperti di gedung Deutsche Welle. Dengan kolektor yang dipasang di atap gedung, panas matahari disalurkan ke tangki untuk memanaskan air. Air panas itu bisa digunakan untuk dapur dan kamar mandi. Agar panasnya tahan lama, tangki diisolasi dengan baik. Dalam tabung ada juga pemanas yang dioperasikan dengan listrik, seandainya tenaga matahari tak cukup.
Foto: DW
Air garam sebagai penyimpan panas
Pembangkit listrik di Maroko ini menggunakan garam untuk menyimpan panas. Siang hari, listrik dari tenaga matahari digunakan memanaskan tabung-tabung berisi air garam. Pada malam hari, larutan garam bisa menghasilkan panas, yang digunakan untuk menghasilkan listrik. (Teks: Gero Rueter/hp/yp)