Polisi tidak mengendurkan pengamanan Jakarta pasca kerusuhan 22 Mei silam, meski tidak ada rencana unjukrasa lanjutan. Kapolri Tito Karnavian bentuk tim investigasi buat menyelidiki penyebab kematian delapan korban
Iklan
Pasca kerusuhan pada tanggal 21 – 22 Mei 2019 kemarin, kondisi ibu kota mulai kondusif. Aktivitas warga terlihat kembali normal. Lalu lintas kembali ramai, berbeda saat hari kerusuhan warga Jakarta nampak enggan keluar rumah. Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Eddy Purnomo menyatakan suasana Jakarta saat ini dalam kondisi kondusif. Pihaknya menyebut tidak mendapat adanya surat pemberitahuan aksi unjuk rasa di depan Gedung Bawaslu RI layaknya dua hari sebelumnya.
Gatot menegaskan pihaknya tak akan mengendurkan pengamanan meski tak ada pemberitahuan aksi unjuk rasa. Untuk sementara lalu lntas di Jalan MH Thamrin hingga Jalan Merdeka Barat masih ditutup. Gatot menyampaikan lalu lintas akan kembali dibuka setelah kondisi sepenuhnya normal.
“Kita lihat perkembangan situasi, kalau situasi sudah kondusif ya tidak ada lagi kelompk-kelompok yang melakukan tindakan anarki, kita akan segera buka dan lanarkan arus lalu lintas ini,” ujar Gatot dilansir dari CNN Indonesia.
Sementara itu dari kerusuhan pada 21-22 Mei silam, Kepolisian Republik Indonesia telah menangkap sebanyak 257 tersangka dari Selasa malam hingga Rabu dini hari. Mereka ditangkap di bebeapa lokasi berbeda. Berdasarka keterangan Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol M. Iqbal dalam konferensi Pers di Kantor Kemenkopolhukam Kamis (23/05), menyebut kerusuhan yang terjadi dalam aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu disebabkan oleh 300 massa perusuh. Kelompok massa perusuh ini berbaur dengan massa aksi damai sebelum melakukan provokasi.
Pemerintah Jelaskan Alasan Pembatasan Media Sosial
05:08
"Tiba-tiba dari kelompok besar massa, ada sekira 300 massa yang bisa kita kategorikan massa perusuh yang tiba-tiba lempar molotov, lempar batu," jelas Iqbal dilansir dari Detik News.
Ia menegaskan massa perusuh tersbut berbeda dari massa aksi damai. "Massa damai, ketika ada kerusuhan tersebut yang dilakukan tiba-tiba sekira 300 massa perusuh, berlari dan membubarkan diri. Tiga ratus (massa perusuh) ini terus melakukan penyerangan yang membabi buta," tambahnya.
Diduga disusupi kelompok radikal
Pada Rabu (22/05) malam kepolisian telah kembali menangkap sebanyak 185 perusuh. Iqbal menuturkan massa perusuh tersebut diduga ada yang memobilisasi dan yang mengatur. Hingga kini pihaknya masih terus mendalami kasus ini. Di antara perusuh yang ditangkap,dua orang diduga berasal dari Kelompok GARIS yang terafiliasi dengan organisasi islam radikal Islamic State in Iraq and Syria (ISIS). Anggota dari Kelompok GARIS ini, tutur Iqbal, memang berniat berjihad pada aksi unjuk rasa 21-22 Mei. Kelompok ini juga pernah menyatakan sebagai pendukung ISIS Indonesia.
"Sama-sama kita tahu bahwa kelompok GARIS ini pernah menyatakan, membuat statement sebagai pendukung ISIS Indonesia. Dan mereka sudah mengirimkan kadernya ke Suriah," tuturnya.
Lini Masa Drama Pilpres 2019
Pesta demokrasi di tahun 2019 ini menyisakan banyak sekali kisah tak terlupakan. DW sajikan kronologi momen penting Pemilu 2019 kepada Anda.
Foto: Reuters/W. Kurniawan
Dua kandidat di Pilpres 2019
Pada 20 September 2018, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan nama pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk Pemilu 2019. "Hasil rapat menetapkan bahwa 2 calon yang mendaftarkan ke KPU, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dinyatakan memenuhi syarat," ujar Ketua KPU Arief Budiman dalam jumpa pers di kantor KPU, seperti dikutip dari Detik.
Foto: picture-alliance/AP Photo/T. Syuflana
Kampanye akbar Prabowo-Sandi
Masa kampanye untuk Pemilu 2019 berlangsung dari 23 September 2018 hingga 13 April 2019. Pasangan 02 melaksanakan kampanye terakhirnya di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada Minggu, 7 April 2019. Prabowo menyebutkan bahwa satu juta pendukungnya hadir dalam kampanye itu. Badan Pemenangan Nasional (BPN) mengklaim kampanye akbar pasangan 02 adalah kampanye terbesar di Pilpres 2019.
Foto: Getty Images/E. Wray
Kampanye akbar Jokowi-Ma'ruf
Kampanye terbesar pasangan 01, yang diselenggarakan di GBK pada 13 April 2019, diberi tajuk "Konser Putih Bersatu". Acara tersebut didukung oleh ratusan artis kondang tanah air, seperti Slank, Glenn Fredly dan Ruth Sahanaya. Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir meyakini jumlah peserta yang hadir lima kali lipat lebih banyak dari massa kampanye akbar Prabowo-Sandi.
Foto: DW/R. Akbar Putra
TPS unik meriahkan pemilu
Setelah masa tenang pada 14-16 April 2019, masyarakat pun merayakan pesta demokrasi terbesar di Indonesia pada 17 April. Banyak panitia pemilu memanfaatkan momentum ini untuk menyalurkan kreatifitas mereka. Di foto tampak tempat pemungutan suara (TPS) dihiasi dengan gambar pahlawan super dari Marvel. TPS ini berlokasi di Kelurahan Sempidi, Kabupaten Badung, Bali.
Foto: DW/K. Surya Sanjaya
Pemilu yang kompleks
Pemilihan presiden yang dibarengi dengan pemilihan anggota legislatif menyisakan duka untuk para pejuang demokrasi. Lebih dari 500 petugas pemilu meninggal dunia dan ribuan dirawat di rumah sakit. Dalam keterangan resminya, Kementerian Kesehatan menyatakan beragam penyakit dalam, seperti gagal jantung, hipertensi dan stroke, menjadi penyebab utama meninggalnya para petugas.
Foto: Reuters/W. Kurniawan
Jokowi menang
KPU mengumumkan hasil pemilu pada Selasa (21/05) dini hari. KPU menyatakan pemenang Pilpres 2019 adalah pasangan 01, Jokowi-Ma'ruf dengan perolehan suara sekitar 55,5 persen (85.607.362 suara). Sementara Prabowo-Sandi berhasil mendulang sekitar 44,5 persen suara (68.650.239 suara). Jokowi menyampaikan pidato kemenangannya di depan warga Kampung Deret, Johar Baru, Jakarta Pusat.
Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Massa rusuh
Prabowo-Sandi menyatakan menolak hasil Pilpres 2019 dan berniat mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. Para pendukung pasangan 02 menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat. Bentrok antara massa dengan aparat keamanan pecah pada Selasa (21/05) malam hingga Rabu (22/05) dini hari. Delapan orang meninggal dan ratusan luka dalam kerusuhan ini.
Foto: AFP/B. Ismoyo
Jokowi tanggapi kericuhan
Pada konferensi pers 22 Mei di Istana Merdeka, Presiden Jokowi menegaskan bahwa ia tidak akan memberikan toleransi pada siapa pun yang mengganggu keamanan dan persatuan negara. Dalam keterangannya, Presiden Joko Widodo menjamin bahwa situasi dapat dikendalikan dan masyarakat tidak perlu merasa khawatir. Jokowi juga mengajak semua pihak untuk kembali menjaga kerukunan bersama.
Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
Ratusan perusuh ditangkap
Saat terjadi bentrok 21-22 Mei, aparat gabungan TNI-Polri berhasil menangkap ratusan pendemo yang menjadi provokator aksi. Ditemukan bahwa kebanyakan perusuh yang ditangkap berasal dari luar Jakarta dan adalah massa bayaran karena polisi juga menemukan puluhan amplop berisi uang sejumlah 200 ribu hingga 500 ribu rupiah. Bersama mereka juga didapati senjata tajam, bom molotov dan busur panah.
Foto: Reuters/W. Kurniawan
Demo selesai, pasukan oranye beraksi
Kamis (23/05) kondisi di sekitar Gedung Bawaslu, Jakarta, telah steril dari massa unjuk rasa. Tidak ada kerumunan orang yang berkumpul di sana seperti hari-hari sebelumnya. Pasukan oranye dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta pun turun ke jalan membersihkan sampah dan sisa-sisa benda yang dibakar dalam demonstrasi dua hari itu.(Teks: Zakia Ahmad/hp)
Foto: Reuters/W. Kurniawan
10 foto1 | 10
Menurut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyampaikan terdapat delapan orang yang meningeal dunia dari aksi keusuhan ini. Mereka adalah Farhan Syafero (31), M. Reyhan Fajari (16), Abdul Ajis (27), Adam Nooryan (19), Widianto Rizky Ramadhan (17), Sandro (31), Bachtiar Alamsyah, dan lelaki tanpa identitas yang meninggal di RS Dharmais.
Atas tewasnya delapan terduga perusuh tersebut, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian memerintahkan untuk membentuk tim internal guna menyelidiki penyebab kematian delapan terduga perusuh, yang dipimpin oleh Inspektur Pengawasan Umum Polri Komisaris Jenderal Moechgiyarto.
Suasana damai
Kamis (23/05) malam, Wakil Presiden Republi Indonesia Jusf Kalla mengundang sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat ke rumah dinasnya di Jalan Dipnegoro, Jakarta Pusat. Nampak hadir dalam pertemuan ini wakil presiden ke-6 RI Try Sutrisno, Ketua Umum PBNU Said Ail Siroj, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Dewan Petimbangan MUI Din Syamsuddin, dan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
Pertemuan yang berlangsung lebih kurang tiga jam lamanya merupakan upaya lobi politik guna menjga persatuan dan kesatuan bangsa. Lobi politik juga dilakukan untuk mewujudkan pertemuan antara dua calon presiden yang bersaing dalam kontetasi Pilpres 2019, yakni Joko Widodo serta Prabowo Subianto.
Kisruh Berdarah Protes Hasil Pilpres
Eskalasi kekerasan memuncak 21 Mei malam dan menyisakan sejumlah korban tewas. Presiden Joko Widodo mengatakan tidak akan menolerir para perusuh dan memerintahkan penangkapan atas mereka yang terlibat pelanggaran hukum.
Foto: AFP/B. Ismoyo
Eskalasi Berawal Dari Lemparan Batu
Sedikitnya enam orang meninggal dunia dan ratusan luka-luka saat massa pendukung Prabowo Subianto bentrok dengan aparat keamanan saat memrotes hasil penghitungan suara di depan gedung Bawaslu, Jakarta. Kisruh diklaim berawal ketika pendemo melempar batu ke arah barisan kepolisian.
Foto: AFP/B. Ismoyo
Api di Jalan Raya
Para pendemo mengamuk saat hendak dibubarkan polisi. Sebagian lalu merusak asrama Brigade Mobil Kepolisian dan membakar sejumlah kendaraan. Polisi menangkap sejumlah orang yang diduga sebagai provokator kerusuhan. Kabarnya sebuah mobil ambulans milik partai Gerindra juga ikut diamankan setelah kedapatan membawa batu untuk demonstran.
Foto: AFP/D. Krisnadhi
Arus Balik di Media Sosial
Sebelum aksi protes, Prabowo Subianto sempat meminta massa pendukungnya agar tetap berlaku damai dan tenang. Namun himbauan itu tidak digubris sebagian pendemo. Akibatnya tagar #TangkapPrabowo menggema di Twitter dengan lebih dari 220 ribu cuitan. Netizen juga menyoroti pidato Amien Rais yang menyamakan aksi polisi layaknya PKI dengan menyerukan penangkapan tokoh Partai Amanat Nasiona (PAN) itu.
Foto: AFP/B. Ismoyo
Mempermasalahkan Angka, Menggoyang Negara
Massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) menuntut agar penghitungan suara diulang lantaran mencurigai kecurangan sistematis. Prabowo Subianto sendiri berniat mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. Namun gugatan sebelumnya ke Bawaslu ditolak lantaran BPN hanya mengirimkan tautan berita online sebagai barang bukti.
Foto: Reuters/W. Kurniawan
Manuver SBY dari Singapura
Koalisi Prabowo-Sandiaga Uno mulai mengalami keretakan. Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono yang sebelumnya mendukung capres 02 berbalik badan mengakui hasil penghitungan suara dan memberikan ucapan selamat atas kemenangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Ucapan serupa sebelumnya sudah dilayangkan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan kepada Joko Widodo.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Tudingan Miring Kepolisian
Polisi mengklaim demonstrasi di Jakarta bukan aksi spontan, melainkan telah direncanakan. Sejumlah demonstran diklaim mengaku mendapat bayaran untuk ikut bergabung dalam aksi protes. Pemerintah sebelumnya berusaha meredam demonstrasi dengan menebar isu makar kepada kubu oposisi.
Foto: DW/R.A. Putra
Pukulan Balik Pemerintah
Menteri Koordinasi Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto, mengaku pemerintah memblokir akses media sosial demi menghadang penyebaran kabar palsu. Hal ini dipicu oleh maraknya fitnah kepada kepolisian yang diposisikan berhadapan dengan "umat Islam." Wiranto juga mengklaim telah mengantongi daftar berisikan nama-nama terduga provokator kerusuhan.
Foto: DW/R.A. Putra
Manuver Hukum Jelang Pelantikan
BPN Prabowo-Sandiaga memiliki waktu hingga 11 Juni untuk mengajukan gugatan terkait hasil penghitungan suara kepada Mahkamah Konstitusi. Seusai jadwal yang telah ditetapkan KPU, proses hukum tersebut akan berakhir pada 24 Juni saat pembacaan keputusan. Sementara presiden dan wakil presiden terpilih akan dilantik pada bulan Oktober 2019. (rzn/rap/hp: dari berbagai sumber)
Foto: DW/R.A. Putra
8 foto1 | 8
"Dalam kejadian di Ibu Kota ini, tentu kita harapkan masyarakat lebih tenang dan sesuai dengan aturan kepolisian bahwa kita pisahkan antara pengunjuk rasa yang damai dengan pelaku ricuh," tutur JK dilansir dari Antara.
JK meminta masyarakat untuk tetap tenang menyikapi ketegangan politik yang ada dan menghimbau para simpatisan Prabowo-Sandi untuk bersabar menunggu proses penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) yang diajukan pasangan calon tersebut.
"Kita menghargai keputusan Paslon 02 untuk membawa masalah ini ke MK. Mari kita semua mendukung proses ini dengan mengharapkan MK menjalankannya dengan transparan, prosesnya, dengan adil, dan independen. Dan harapan kita untuk menyelesaikan ini ialah memang akhirnya ke MK," imbuh JK.
Sementara Try Sutrisno meimnta masyarakat agar selalu menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa. Menurutnya Pemilu bukanlah melulu tentang mencari siapa yang menang dan yang kalah. “Bangkitlah kita semua, taka da kalah dan menang. Karena itu, jangan diperpanjang hal yang tidak bermanfaat,” tutur Try.