Sejumlah wilayah di ibu kota Jakarta dan sekitarnya kembali dilanda banjir. BMKG peringatkan cuaca ekstrem dan hujan lebat di Jabodetabek masih akan berlangsung.
Iklan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan perihal cuaca ekstrem. Potensi hujan lebat diprediksi masih terjadi selama sepekan ke depan di wilayah Jabodetabek.
"Saat ini dalam periode musim hujan setidaknya sampai akhir Maret atau akhir Februari perlu menjadi kewaspadaan, artinya sampai berakhirnya musim hujan ini," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam konferensi pers virtual yang disiarkan di YouTube BMKG, Sabtu (20/2/2021).
Berkaitan dengan kondisi banjir Jakarta yang terjadi pada Jumat (19/2) dan Sabtu (20/2), Guswanto mengatakan hal itu terjadi karena tiga faktor dari sisi air.
"Yang pertama hujan yang jatuh di wilayah Jabodetabek yang nanti akan bermuaranya ke Jakarta, kedua curah hujan di wilayah Jakarta itu sendiri, dan ketiga adanya pasang naik muka air laut di Jakarta," imbuhnya.
Seberapa Siapkah Anda Hadapi Banjir?
BMKG memperkirakan bahwa wilayah Jabodetabek dan sekitarnya akan mengalami hujan lebat dan berpotensi banjir pada 12-18 Januari 2020. Simak persiapan apa saja yang bisa dilakukan untuk hadapi banjir.
Foto: imago images/Pacific Press Agency
Catat dan simpan nomor telepon penting
Untuk mempermudah penyebaran informasi evakuasi dan bantuan, Anda disarankan menyimpan beberapa nomor telepon penting di ponsel, antara lain yaitu Basarnas (115), BPBD DKI Jakarta (112), Pemadam Kebakaran (113), PLN (123) dan Posko bencana alam (129). Sementara untuk bantuan khusus banjir nomor telepon penting yang bisa dihubungi yaitu: 021-3459444 dan SMS Center: 085880001949
Foto: Fotolia/brat82
Siapkan 'Tas Siaga Bencana'
Selain sebagai persiapan untuk bertahan hidup ketika bantuan belum datang, Tas Siaga Bencana (TSB) juga bertujuan memudahkan evakuasi menuju tempat aman. TSB bisa diisi dengan beberapa kebutuhan dasar seperti pakaian untuk 3 hari, makanan ringan tahan lama, air minum, obat-obatan pribadi, ponsel, charger, powerbank, alat bantu penerangan, uang tunai, masker, peluit dan surat-surat penting.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/M. Vahlsing
Amankan dokumen penting dan barang berharga
Anda disarankan untuk menyatukan seluruh dokumen penting seperti ijazah, akta kelahiran, surat tanah, sertifikat rumah, kartu keluarga dan paspor. Anda dapat menyatukannya di dalam satu tempat khusus (misalnya koper), lalu dapat dibungkus dengan plastik agar lebih aman saat terkena air. Sama seperti dokumen, barang berharga seperti perhiasan juga dapat disimpan sedemikian rupa.
Foto: AP
Miliki rencana darurat keluarga
Rencana ini mencakup analisis ancaman di sekitar, identifikasi titik kumpul, identifikasi lokasi untuk mematikan air, gas dan listrik serta identifikasi anggota keluarga yang rentan (anak-anak, lanjut usia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas).
Foto: AP
Bentuk komunitas tangguh bencana
Komunitas tangguh bencana terdiri dari beberapa warga, misalnya Karang Taruna yang akan melakukan kerja bakti, menentukan jalur evakuasi, tempat pengungsian, serta siskamling. Warga dapat berkoordinasi dengan pengurus RT/RW setempat untuk melakukan pelatihan kebencanaan bekerja sama dengan instansi resmi seperti BNPB.
Foto: picture-alliance/Xinhua/Kristian
Segera lapor ke instansi terkait!
Apabila terjadi kerusakan seperti tanggul bocor atau korsleting listrik, masyarakat disarankan untuk segera melapor ke kelurahan/kecamatan/BPBD guna mendapat bantuan lebih lanjut.
Foto: Getty Images/AFP
Pantau terus prakiraan cuaca!
Anda disarankan untuk selalu memantau prakiraan cuaca setiap harinya. Ketika hujan lebat atau badai diperkirakan akan terjadi, Anda dapat menyimak informasi terkait risiko banjir dari berbagai media, seperti radio, televisi, media online, maupun sumber lain yang resmi. (gtp/ae) (dari berbagai sumber)
Foto: picture-alliance/AP/D. Alangkara
7 foto1 | 7
"Kalau ketiganya beramplifikasi ini akan menjadi lebih jadi perhatian bagi DKI, apabila ketiganya terjadi, di samping faktor lain seperti lingkungan," sambung Guswanto.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BMKG Dwikorita menjelaskan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang berpotensi terjadi sepekan ke depan.
Iklan
Sejumlah wilayah Jabodetabek terendam banjir
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim banjir terjadi di sebagian kecil wilayah Jakarta. Selain itu, ada 300-an keluarga yang mengungsi akibat banjir tersebut.
"RT yang terdampak jumlahnya 200 RT, dari total 30.070 RT. Jadi ada 0,6 persen tempat yang terdampak. Ini data per 09.00 WIB pagi tadi. Kemudian, ada 26 lokasi pengungsian, dengan total 329 KK dari total 2,4 juta KK yang ada di Jakarta," ucap Anies kepada wartawan di Pintu Air Manggarai, Jakarta, Sabtu (20/2/2021).
10 Fenomena Cuaca Ekstrem
Hujan deras, periode kekeringan, badai besar. Situasi ekstrem cuaca semakin sering terjadi. Tapi tepatnya di mana? Berikut 10 fenomena cuaca paling mengejutkan.
Foto: picture-alliance/dpa
Hari Paling Panas
Hari paling panas dalam sejarah adalah tanggal 10 Juli 1913 di Death Valley, AS. Di dekat Furnace Creek di negara bagian Kalifornia, suhu maksimal mencapai 56,7°C.
Foto: gemeinfrei
Rekor Suhu Rendah
Sebaliknya, desa Oimjakon di dataran tinggi Sakha atau Yakutia di Sibiria jadi daerah paling dingin yang didiami di dunia. Menurut pengukuran yang dilakukan 1926, suhu rekor mencapai minus 71,2°C. Stasiun Wostok di kutub Selatan bahkan mencatat minus 89,2°C tahun 1983. Foto: musim dingin di Sibiria.
Foto: Reuters
Matahari Bersinar
Kota Yuma di Arizona adalah kota yang paling disinari matahari. Hampir sepanjang tahun, yaitu 313 hari, kota itu diterangi matahari. Yang paling kekurangan matahari adalah kutub selatan. Di sana, hampir setengah tahun matahari tidak bersinar.
Foto: Reuters
Badai es yang mematikan
1986 badai es yang paling dasyat yang pernah terjadi menyebabkan 92 orang tewas di Gopalganj, Bangladesh. Bongkah es bisa mencapai berat 1,02 kg. Sejak 2010, AS menyimpan bongkah es yang paling besar, yang lingkarnya sampai setengah meter.
Foto: NWS Aberdeen/public domain
Curah Hujan Tinggi
Cherrapunji, India mencatat rekor jumlah curah hujan tertinggi dalam 48 jam. Mulai 15-16 Juni 1995, jatuh hujan 2.493 milimeter. Jumlah hari di mana hujan turun dalam setahun dicatat di atas gunung berapi yang telah padam di pulau Kauai, Hawaii, yaitu hingga 350 hari.
Foto: picture-alliance/dpa
Fase Kekeringan Lama
Sebaliknya, warga Arica, Chili menderita akibat fase kekeringan paling lama antara 1903 hingga 1918. Dalam 173 bulan tidak turun hujan sama sekali. Foto: tanah yang kering.
Foto: picture-alliance/dpa
Taifun Akibatkan Kesengsaraan
Taifun paling mematikan menghantam Myanmar Mei 2008. Taifun Nargis menyebabkan 138.000 orang tewas. Taifun Haiyan tidak terlalu fatal, tapi lebih kuat, yaitu 310 km per jam. Taifun ini menghantam Filipina November 2013.
Foto: Hla Hla Htay/AFP/Getty Images
Salju di Kairo?
Memang benar, Desember 2013 salju turun di ibukota Mesir, Kairo, untuk pertama kalinya dalam 112 tahun. Di tahun sama, salju paling tebal yang pernah diukur menutupi ibukota Rusia, Moskow, yaitu 65 cm.
Foto: picture-alliance / World Pictures/Photoshot
Petir Menyambar
Petir dalam jumlah paling banyak dicatat di danau Maracaibo, Venezuela. Di mana sungai Catatumbo bermuara di danau itu, kilat tampak 18 sampai 60 kali per menit, dan hingga 3.600 kali per jam.
Foto: picture-alliance/dpa
Tertutup Kabut
Di Jerman juga terjadi rekor cuaca, yaitu 330 hari tertutup kabut. Ini tercatat tahun 1958, di puncak gunung Brocken di pegunungan Harz. Jumlah jam terpanjang, di mana kabut menutupi sebuah daerah Jerman, dicatat di Thüringer Wald (hutan negara bagian Thüringen). Yaitu 242 jam atau sekitar 10 hari, di tahun 1996.
"Saat ini, kita sudah menyiapkan dapur umum, tenda untuk mereka mengungsi sementara, dan tenda isolasi mandiri COVID bagi mereka yang memiliki gejala atau terdeteksi dari tes antigen terpapar COVID. Obat-obatan dan prasarana juga kita siapkan. Jadi Pemprov DKI Jakarta sejak awal sudah bersiaga," katanya.
Menurut Anies, banjir terjadi karena curah hujan ekstrem di Jakarta namun kapasitas daya tampung drainase yang tidak memadai. Sehingga air yang tak bisa tertampung meluap ke jalan dan permukiman.
"Sejak tadi malam, Jakarta dan sekitarnya mengalami hujan yang cukup intensif di Pasar Minggu, ini catatan dari BMKG, curah hujan sampai 226 milimeter, di Sunter Hulu 197 milimeter, di Halim sampai 176 milimeter, Lebak Bulus 154 milimeter, semua angka di atas 150 adalah kondisi ekstrem," kata Anies.