Berbagai tes, sejumlah ujicoba, obat yang baru akan dipasarkan telah melampaui jalan yang panjang.
Iklan
Biaya untuk membuat sebuah obat baru mencapai antara 1 – 1,6 milyar dolar AS, bila seluruh percobaan yang gagal turut diperhitungkan. Tingginya biaya ini, menjadi alasan mengapa hanya perusahaan kimia swasta yang meluncurkan obat-obat baru. Namun ada juga universitas dan lembaga penelitian yang mengembangkan pengetahuan dasar tentang itu.
Kencing Nanah Berpotensi 'Tidak Terobati'
Jawatan kesehatan publik di Inggris menyatakan, penyakit gonore berisiko menjadi penyakit tidak terobati. Setidaknya 16 kasus "super-gonore" telah terdeteksi oleh Public Health England (PHE) sejak Maret 2015.
Foto: picture-alliance/dpa/Klett GmbH
Penyakit menular seksual
Gonore atau gonorrhea atau kencing nanah, adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, berupa infeksi pada lapisan dalam uretra, leher rahim, rectum , tenggorokan dan bagian putih mata (konjungtiva).
Foto: picture-alliance/Gladden W. Willis/OKAPIA
Munculnya kekebalan terhadap antibiotika
Pakar kesehatan di Inggris memperingatkan, Gonore berisiko menjadi penyakit tidak dapat diobati karena munculnya terus resistensi yang kebal terhadap antibiotika. Jenis itu ditemukan Maret 2015 di Leeds, Inggris. Strain itu tidak bisa lagi diobati antibiotik azitromisin, yang biasanya diberikan bersama ceftriaxone.
Foto: picture-alliance/Gladden W. Willis/OKAPIA
Obat harus tepat
Para dokter dan apotek harus memastikan pemberian obat yang tepat bagi pasien. Asosiasi Kesehatan Seksual dan HIV Inggris memperingatkan sejumlah apotek hanya menawarkan pengobatan secara oral. Menggunakan hanya satu dari dua obat tersebut membuat bakteri gonore lebih mudah mengembangkan kekebalan.
Foto: Fotolia
Mengancam nyawa
Tanpa pengobatan yang tepat, gonore dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang yang serius, termasuk kemandulan dan penyakit radang panggul yang berpotensi mengancam nyawa.
Foto: Fotolia
Berdampak bagi bayi
Jika ibunya mengidap penyakit ini, sang anak yang akan dilahirkan kemungkinan juga bisa terancam kebutaan permanen.
Foto: Colourbox
Pengidap
Hampir 35.000 kasus gonore dilaporkan di Inggris tahun 2014, dan menjadi jenis infeksi bakteri menular seksual kedua paling banyak di Inggris setelah klamidia.
Foto: Fotolia
Pencegahan
Sebagai pencegahan, lakukan hubungan seks monogami dengan memastikan pasangan tak terinfeksi,atau penggunaan kondom, menggunakan toilet higienis, dan berobat ke dokter jika mengalami gejala gangguan.
Foto: MNStudio - Fotolia
7 foto1 | 7
Penelitian : langkah awal
Para periset mengidentifikasi sejumlah hal, yang bisa digunakan untuk menguji suatu obat. Misalnya, protein tertentu dalam metabolisme. Kemudian dicari zat aktif yang bisa digunakan untuk pengujiannya. Perusahaan kimia besar biasanya menggunakan mesin besar atau robot, sehingga bisa melakukan tes massal atas sekaligus ribuan zat.
Setelah para periset mengidentifikasi zat-zat yang berpotensi, maka zat itu diubah agar menjadi senyawa yang sesuai untuk memproduksi obat. Senyawa itu masih harus diteliti apakah dapat diresap dan dikeluarkan lagi oleh tubuh, dan tidak beracun.
Metode Baru Pengobatan Kanker
Para peneliti pengobatan kanker di Jerman dan Swiss mengembangkan obat yang memicu aktifitas sistem kekebalan tubuh. Tapi pengobatan yang mengubah sistem kekebalan tubuh juga bisa memicu dampak fatal.
Foto: Fotolia/S. Bähren
Tambahkan Oksigen
Memutus suplai oksigen ke sel tumor adalah salah satu cara untuk mencegah pertumbuhan sel. Tapi para dokter di rumah sakit universitas Zürich mengujicoba hal sebaliknya. Pembuluh darah yang diserang kanker dinormalisasi kemudian dibanjiri oksigen. Para ilmuwan mengharapkan, dengan cara itu bisa meningkatkan keampuhan kemotherapi dan radiasi.
Percikan Jeruk Limau
Metode baru lainnya menggunakan jeruk limau untuk meredam penyebaran kanker hati. Peneliti dari Universitas Ruhr di Bochum memanfaatkan komponen aromatik atsiri dari buah limau sebgai semacam kunci untuk membuka sel kanker. Akibatnya kadar kalsium dalam sel kanker meningkat dan mencegah penyebarannya.
Foto: picture alliance/David Ebener
Terapi Kekebalan Tubuh
Yang paling menarik adalah riset di bidang terapi kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh harus belajar memerangi sendiri pertumbuhan sel kanker. Masalahnya: sistem kekebalan tubuh lazimnya mengkategorikan 99,9 persen protein kanker sebagai aman. Para ilmuwan harus mengajari sistem kekebalan rubuh untuk menyerang protein yang disasar tanpa berlebihan untuk menghindari reaksi auto-immune.
Foto: bzga
Mutasi Protein.
Salah satu metodenya dengan vaksinasi. Targetnya: mengaktifkan sistem kekebalan tubuh agar mengenali protein yang mengalami mutasi. Professor Michael Platten dari Universitas Heidelberg sukses mengujicoba metode ini pada tikus yang memiliki sistem imunitas mirip manusia. Tumor mengecil atau hilang samasekali. Tahun ini dimulai fase ujicoba pada 39 pasien kanker.
Foto: Forschungszentrum Jülich
Terapi Antibody
Dalam metode terapi kekebalan tubuh, antibody memainkan peranan penting. Profesor Helmut Salih dan timnya dari Universitas Tübingen mengujicoba terapi antibody kepada tujuh pasien kanker. Antibody mencegah sel sehat terinfeksi sel kanker. Hasilnya, mula-mula sel kanker menghilang tapi tidak lama kemudian muncul kembali.
Foto: Universität Tübingen
Kisah Sukses Terapi Imunitas
Georgios (27) adalah contoh sukses terapi kekebalan tubuh. Ia pergi ke dokter karena pembengkakan kelenjar getah bening dan menduga terserang flu. Diagnosa dokter: kanker paru-paru stadium empat yang sudah menyebar. Dengan terapi kekebalan tubuh ia sembuh. Tapi terapinya dirahasiakan, karena dibiayai sebuah industri farmasi. Georgios mengatakan terapinya jauh lebih nyaman ketimbang kemoterapi.
Foto: NCT Heidelberg
Harapan Terakhir Pasien Kanker
Terapi eksperimental sistem kekebalan tubuh sering jadi harapan terakhir pasien kanker yang dinyatakan tak bisa disembuhkan. Prosedur pengobatan diberikan jika semua metode terapi standar gagal. Dokter dan pasien di Jerman bisa menghubungi Pusat Informasi Kanker untuk dapat menjalin kontak dengan ilmuwan yang sedang mengujicoba metode baru atau obat kanker eksperimental.
Foto: picture-alliance/dpa
7 foto1 | 7
Karenanya dalam langkah berikutnya ada sejumlah ujicoba yang harus dilakukan. Antara lain, dalam tes laboratorium dan pada hewan. Zat-zat yang terbukti berpotensi dan tidak menunjukkan efek buruk biasanya langsung dipatenkan.
Ujicoba Klinis Tahap Awal: Di labor dan pada hewan
Zat berpotensi yang berhasil menerobos hingga tahap ini, masih akan menjalani sejumlah tes penting. Selain harus lolos ujicoba dalam tabung reaksi laboratorium dan pengembangbiakan sel, zat itu juga dites pada hewan untuk memastikan apakah dapat menyebabkan kanker, membahayakan embrio dan berdampak negatif lainnya.
Ujicoba Klinis Tahap Kedua: Ujicoba pada manusia
Tahapan yang menentukan ini terbagi dalam tiga fase:
Di fase 1, obat tersebut dites pada sejumlah relawan yang sehat. Saat itu akan dievaluasi, sejauh apa zat tersebut bisa diterima oleh tubuh manusia, dan apakah tingkat persapan, penyebaran dan dikeluarkannya sisa zat itu kembali, sesuai dengan kesimpulan yang dihasilkan dari ujicoba pada binatang sebelumnya.
Tanaman Obat Semakin Langka
Tanaman obat sudah dimanfaatkan manusia sejak ribuan tahun. Di era pengobatan modern, tanaman masih memainkan peran penting. Namun, kini 4000 tanaman obat terancam punah.
Foto: Fotolia/StefanRiedmüller
Pengobatan Tradisional dan Modern
Kebutuhan akan tanaman obat berdampak buruk. Menurut Serikat Perlindungan Alam se-dunia, sekitar 4000 dari 70.000 tanaman obat terancam punah. Organisasi lingkungan menuntut penanaman jenis tanaman tertentu.
Foto: picture-alliance/dpa
Enak dan Sehat
Artichoke sudah dimakan sejak jaman Mesir kuno dan menyebar ke Eropa melalui orang Yunani dan Romawi. Sayur ini membantu mengatasi keluhan pada lambung. Ini karena kelopaknya mengandung flavonoid dan rasa pahit yang digunakan sebagai ekstrak kering atau jus sayur.
Foto: CC-BY-SA-Brunswyk
Lindungi Kandung Kemih dan Ginjal
Bagian atas dan pinggir daun nettle ditumbuhi bulu-bulu halus yang hanya nampak bila dilihat dari jarak sangat dekat. Bila bulu-bulu ini tersentuh dapat menimbulkan rasa gatal, perih dan panas yang cukup menyengat. Tapi tanaman ini bermanfaat untuk mengobati penyakit kandung kemih, rematik, dan batu ginjal.
Foto: CC-BY-SA- Adampauli
Penguat Kekebalan Tubuh
Pengobatan tradisional Cina mengenal akar ginseng sejak lebih dari 2000 tahun. Di Eropa boom ginseng baru dimulai abad 20. Ginseng berasal dari Asia Timur mayoritas diimpor dari Korea. Tumbuhan ini memperkuat kekebalan tubuh, mengatasi rasa lelah, stres dan influenza.
Foto: CC-BY-SA-Lohrie
Jaga Lambung dan Usus
Kamomil berasal dari Eropa. Kuntum dan minyak eteriknya bisa mengobati keluhan lambung dan usus, serta infeksi pada kulit. Teh kamomil mempunyai efek menenangkan.
Foto: Fotolia/chulja
Penyelamat Hati
Dandelion tumbuh di daerah beriklim sedang di Eropa, Asia, dan Amerika Utara. Akar tanaman Dandelion diyakini memiliki efek pencahar ringan dan sering digunakan untuk memperbaiki pencernaan. Dalam pengobatan tradisional, akar dan daun Dandelion digunakan untuk mengobati masalah hati.
Foto: picture-alliance/dpa
Cantik dan Menenangkan
Bunga markisa (passifloraceae), salah satu suku anggota tumbuhan berbunga, bermanfaat bagi pengobatan. Khasiatnya untuk mengatasi ketegangan, depresi ringan, gangguan tidur dan menopause.
Foto: Fotolia/StefanRiedmüller
7 foto1 | 7
Kemudian pada periset akan menetapkan bentuk yang paling cocok untuk pemakaian obat itu, misalnya sebagai pil, kapsul atau salep.
Selanjutnya dalam fase 2, obat itu diujicoba pada sekitar 100 hingga 500 relawan yang sakit. Pada tahap inilah, para periset akan menyelidiki dampak obat tersebut, dalam besaran dosis yang berbeda-beda. Pada fase ketiga, obat itu diuicobakan pada 1000 orang pasien.
Apabila efek sampingannya terlalu berbahaya atau kemanjuran obat itu terbatas, maka penelitian itu bisa diakhiri kapan saja.
Nobel Kedokteran: Pengetahuan Yang Menolong dan Mengobati
Sejak 1901, ketika Hadiah Nobel kedokteran diberikan pertama kali, penelitian semakin berkembang. Upaya para peneliti masih dinikmati manfaatnya oleh pasien.
Foto: picture-alliance/ZB
1902: Penyebabnya Nyamuk Malaria
Peneliti Inggris Ronald Ross menemukan, bahwa nyamuk menyebarkan penyakit tropis malaria. Ia menunjukkan, bahwa nyamuk Anopheles membawa parasit bersel satu, yang menyebabkan Malaria. Hari ini, masih sekitar 300 juta orang tertular Malaria setiap tahunnya, dan hampir tiga juta meninggal. Tetapi berkat upaya Ross, peneliti bisa mengembangkan obat penyembuhnya.
Robert Koch menemukan penyebab penyakit TBC, yaitu Mycobacterium tuberculosis. Sekarangpun TBC adalah penyakit menular yang tersebar di mana-mana, yang pengobatannya sangat sulit dan lama, walaupun dengan antibiotik yang tepat. Sekarang ada vaksinasi untuk mencegah penularan, tapi hanya melindungi anak kecil, tidak orang dewasa.
Foto: AP
1912: Transplantasi Organ Manusia
Berkat penelitian ahli bedah Alexis Carrel asal Perancis transplantasi pembuluh darah dan seluruh organ mungkin dilakukan. Misalnya: ia mengembangkan teknik jahit, yang bisa menghubungkan pembuluh darah yang terputus. Ia juga menemukan, bagaimana cara menyimpan organ tubuh yang telah diambil dari tubuh manusia. Jaman sekarang, dokter mentransplantasikan sekitar 100.000 organ.
Foto: picture-alliance/dpa
1924: Melihat Bagaimana Jantung Berdetak
Warga Belanda Willem Einthoven mengembangkan Elektrokardiogram (EKG) sebegitu jauh, sehingga bisa digunakan di rumah sakit dan praktek dokter. EKG mendata aktivitas elektrik pada jantung. Dengan EKG, dokter misalnya bisa mengenali gangguan ritme jantung dan penyakit jantung lainnya. Ini jadi proses yang banyak digunakan di jaman sekarang.
Foto: Fotolia
1930: Empat Golongan Darah
Peneliti Austria Karl Landsteiner menemukan, jika darah dari dua orang dicampur, akan terjadi penggumpalan. Sering, tapi tidak selalu. Dalam waktu singkat ia tahu penyebabnya: golongan darah ada tiga macam A, B dan 0. Landsteiner tidak menyebut 0, melainkan C. Belakangan, rekan-rekannya menemukan golongan darah ke empat, AB. Dengan demikian transfusi darah bisa dilakukan.
Foto: picture-alliance/dpa
1939, 1945 dan 1952: Obat Yang Membunuh Bakteri
Hadiah Nobel dari tiga tahun ini diperoleh penemu dan pengembang antibiotik. Di antaranya Alexander Fleming, yang menemukan Penicillin. Saat inipun antibiotik adalah obat yang paling sering digunakan dan kerap menyelamatkan nyawa. Namun macam antibiotik harus terus diperbanyak, karena semakin lama, bakteri makin resisten.
Foto: Fotolia/Nenov Brothers
1948: Racun terhadap Nyamuk Malaria
Senyawa kimia DDT mematikan serangga, tapi tidak beracun bagi binatang menyusui. Itu ditemukan Paul Hermann Müller. Dalam beberapa dasawarsa setelahnya, DDT jadi pembunuh serangga yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Namun kini orang mengetahui, racun itu merugikan lingkungan hidup, terutama bagi burung. Sekarang penggunaannya dikecam, tapi masih digunakan untuk membasmi nyamuk malaria.
Foto: picture-alliance/dpa
1956: Kateterisasi Jantung
Peneliti Jerman Werner Forßmann mendapat hadiah Nobel bagi pengembangan kateterisasi jantung. Forßmann bahkan menggunakan penemuannya bagi dirinya sendiri. Caranya, selang plastik dimasukkan lewat siku, tangan atau daerah lipat paha ke dalam pembuluh darah dan didorong hingga jantung. Dengan cara itu dokter meneliti jantung dan melaksanakan operasi.
Foto: picture-alliance/Andreas Gebert
1979 dan 2003: Melihat ke dalam Tubuh
Dulu, jika orang ingin melihat bagian tubuh manusia, jalan satu-satunya hanya lewat Röntgen. Sekarang dokter sudah punya metode jauh lebih baik. Salah satunya adalah Computertomografie (CT), yang juga menggunakan sinar Röntgen, tetapi menghasilkan gambaran bagian dalam tubuh secara detail. Metode itu disusul dengan Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI), yang sepenuhnya tidak merugikan tubuh manusia.
Foto: picture-alliance/dpa
2008: Kanker Yang Diakibatkan Virus
Penelitian Harald zur Hausen dari Pusat Penelitian Kanker Jerman menemukan, bahwa virus bisa menyebabkan kanker leher rahim. Berdasarkan penelitiannya tercipta vaksin yang menangkal virus itu. Sekarang perempuan dan anak perempuan bisa mendapat vaksinasi terhadap jenis kanker ini.
Foto: AP
2010: Bayi dari Tabung Percobaan
Robert Edwards mengembangkan metode fertilisasi "in-vitro," yaitu pembuahan dalam tabung percobaan. Bayi pertama yang tercipta lewat metode ini lahir tahun 1978 di Inggris. Pengembangan lebih jauh memperbaiki peluang sukses metode ini. Sekarang, di seluruh dunia lebih dari lima juta bayi lahir lewat pembuahan ini.
Foto: picture-alliance/ZB
11 foto1 | 11
Akhirnya: Urusan Perizinan
Bila obat itu sukses melampaui setiap tahap penelitian, maka produsennya akan mulai mengurus perizinannya, pada badan nasional yang berwenang atau pada badan yang lebih tinggi, seperti di Agentur Obat-obatan Eropa, EMA di London.
Permohonan perizinan itu diserahkan dengan informasi lengkap mengenai kemurnian dan masa berlaku obat tersebut, dan seluruh ujicoba tahap awal dan ujicoba klinis tahap kedua. Bila pemeriksaan seluruh materi itu selesai, maka 13 bulan kemudian perusahaan itu akan mendapatkan ijin untuk memproduksi dan menjual obat tersebut.
Hewan Mengerti Obat-Obatan?
Anjing, monyet dan bahkan lebah menggunakan obat, misalnya yang diperoleh dari tumbuhan untuk melindungi diri dari parasit. Ilmuwan berharap, pengetahuan medis dari hewan juga berguna bagi manusia.
Foto: Fotolia/nekop
Resep Lawan Parasit
Apa yang dilakukan monyet seperti simpanse, jika mereka diserang parasit, diare atau malaria? Mereka gunakan khasiat tumbuhan. Peneliti menemukan, bahwa simpanse menempuh perjalanan jauh untuk menemukan tumbuhan Aspilia, dari keluarga Asteraceae.
Foto: picture-alliance/dpa
Obat Anti Cacing
Daun kasar tumbuhan Aspilia meningkatkan aktivitas pencernaan dan membantu simpanse agar bisa lebih mudah menyingkirkan cacing tambang dan cacing perut lainnya. Di Tansania orang juga menggunakan khasiat tumbuhan ini.
Foto: Mauricio Mercadante /CC BY-NC-SA 2.0
Prem Ajaib
Prem hitam Vitex Doniana juga disukai monyet. Buah ini katanya bisa menolong jika digigit ular. Selain itu, pada manusia buah ini juga mendorong kesembuhan setelah serangan virus seperti demam kuning, dan mengurangi rasa sakit di masa haid.
Foto: Ema974/CC-BY-SA-3.0
Belajar dari Orang Tua
Domba memperhatikan kebiasaan makan ibunya dan memperhatikan tip makanan yang berguna. Jika diserang cacing, binatang berkuku genap ini makan tumbuhan yang berkadar tanin tinggi. Demikian hasil penelitian Universitas Utah State. Jika infeksi sudah berhasil diatasi, mereka kembali mengkonsumsi makanan biasa.
Foto: Fotolia/wyssu
Obat Alamiah bagi Ulat
Ulat jenis "beruang berburu wol" juga punya obat sendiri. Ulat ini senang makan tumbuhan yang mengandung alkaloid, jika diserang parasit.
Foto: picture alliance/ZUMA Press
Bunga Beracun sebagai Tempat Bersarang
Kupu-kupu raja melindungi anak-anaknya dengan cara menempatkan telur di tumbuhan Asclepiadoideae. Tumbuhan ini mengandung kardenolin dalam jumlah besar, yang menjadi racun bagi musuh-musuhnya.
Foto: imago/INSADCO
Madu Anti Bakteri
Lebah madu memproduksi propolis atau lem lebah, yang sangat penting bagi eksistensi koloninya. Mereka menempatkan propolis di jalan masuk menuju sarang. Dengan cara itu mereka melindungi diri dari bibit penyakit. Ini juga bagus bagi manusia, karena bersifat anti bakteri, mengurangi rasa sakit dan mencegah infeksi.
Foto: picture-alliance/dpa
Punya Puntung Rokok?
Di Meksiko, burung gereja dan burung jenis Haemorhous Mexicanus menempatkan puntung rokok di sarang mereka. Nikotin dari puntung rokok berkhasiat dalam memerangi tungau. Tapi peneliti memperkirakan, puntung rokok juga membahayakan kesehatan burung itu sendiri.
Foto: ISNA
Pemakan Daging juga Suka Rumput
Banyak pemilik anjing dan kucing mengenal kebiasaan hewan peliharannya untuk makan rumput. Penyebabnya adalah gangguan pada pencernaan yang bisa diatasi dengan rumput. Karena rumput jadi obat alamiah untuk merangsang muntah.
Foto: Fotolia/Discovod
Batang Eukaliptus dan Tanah
Koala memakan ratusan jenis Eukaliptus. Jika mereka memakan tumbuhan yang salah, mereka segera memakan tanah. Dengan cara itu racun yang mungkin ada di tumbuhan tersebut bisa dinetralisir.
Foto: Getty Images/Afp/Greg Wood
Kosmetik di Hutan Rimba
Monyet capuchin tidak punya kelambu. Jadi mereka punya cara lain untuk melindungi diri dari gigitan serangga. Mereka mengoles diri dengan bahan spesial anti nyamuk...
Foto: Mauricio Lima/AFP/Getty Images
Kosmetik Yang Merayap
... yang berasal dari racun dari hewan kaki seribu. Tujuannya, mencegah nyamuk hinggap di kulit. Itu pengetahuan medis, yang dipelajari hewan lewat pengamatan selama ribuan tahun, dan diberikan ke generasi berikutnya.