Pergi tidur pada waktu yang sama setiap malam tidak hanya baik untuk anak-anak, tetapi juga bagi orang dewasa. Penelitian baru menyoroti manfaat dari jam tidur yang reguler.
Iklan
Kurang tidur dapat menyebabkan stres, kenaikan berat badan, tekanan darah tinggi, resistensi insulin,diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Penelitian menunjukkan bahwa tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari adalah gaya hidup yang lebih sehat.
Sebuah penelitian baru di Duke University Medical Center di Durham, North Carolina, Amerika Serikat, telah menemukan bahwa manfaat tidur teratur tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga untuk orang dewasa.
Para peneliti mempelajari pola tidur dari hampir 2.000 orang dewasa yang mengenakan alat pelacak tidur selama tujuh hari dan juga harus mengisi jurnal tidur.
7 Bahaya Kelamaan Tidur
Biasanya, orang kesulitan untuk bisa tidur cukup. Orang dewasa membutuhkan waktu tidur 7-9 jam. Tetapi ternyata, jika Anda terus-terusan tidur lebih lama dari 9 jam, ini bisa menimbulkan masalah kesehatan.
Foto: Fotolia/lafota
Depresi
Studi terhadap kembar dewasa di tahun 2014 menunjukkan, durasi tidur yang lama meningkatkan resiko terkena gejala depresi. Peserta studi yang tidur antara 7-9 jam memiliki 27 persen sifat bawaan gejala depresi, sementara yang tidur 9 jam atau lebih memiliki 49 persen sifat bawaan gejala depresi.
Foto: Fotolia
Merusak Otak
Studi tahun 2012 yang meneliti perempuan berusia lanjut menemukan, dalam periode enam tahun otak fungsi otak memburuk bagi mereka yang tidur terlalu lama (atau terlalu sebentar). Perempuan yang tidur selama lebih dari 9 jam (atau kurang dari 5 jam) mengalami perubahan pada otak seakan usia mereka dua tahun lebih tua.
Foto: Fotolia/fabioberti.it
Sulit Hamil
Tahun 2013 tim riset Korea menganalisa kebiasaan tidur lebih dari 650 orang yang tengah menjalani proses bayi tabung. Hasilnya, tingkat kehamilan paling tinggi ditemukan pada perempuan yang tidur selama 7-9 jam dan paling rendah pada perempuan yang tidur selama 9-11 jam.
Foto: picture alliance/dpa Themendienst
Diabetes
Di Quebec, peneliti menemukan dalam periode enam tahun, warga yang tidurnya lebih dari 8 jam beresiko dua kali lipat terkena diabetes tipe 2 atau toleransi glukosa terganggu, dibandingkan yang tidurnya 7-8 jam.
Tambah Gemuk
Peneliti di Quebec juga memantau pertambahan berat badan dan kadar lemak selama enam tahun. Mereka yang tidur 9-10 jam, 25 persen lebih mungkin beratnya naik 5 kilo, walau sudah memperhitungkan pola makan dan aktivitas fisik.
Foto: Fotolia/Africa Studio
Masalah Jantung
Hasil riset yang dipresentasikan tahun 2012 di pertemuan American College of Cardiology menunjukkan, tidur selama 8 jam atau lebih berhubungan dengan bertambahnya resiko terkena masalah jantung. Peneliti menganalisa data dari lebih 3000 orang. Peserta yang tidurnya lama, dua kali lebih besar resikonya terkena angina dan 1,1 kali beresiko terkena penyakit arteri koroner.
Foto: picture alliance/blickwinkel
Kematian Dini
Di tahun 2010 dari 16 studi yang berbeda, peneliti menemukan peningkatan resiko kematian dini pada mereka yang tidur terlalu sebentar dan terlalu lama. Tidur lebih dari 8 jam dikaitkan dengan 1,3 resiko lebih besar mengalami kematian dini diantara 1.382.999 peserta studi. Sumber: huffingtonpost.com
Foto: Fotolia/lafota
7 foto1 | 7
Hasilnya menunjukkan bahwa waktu tidur yang teratur membuat jantung dan metabolisme tetap sehat. Orang-orang yang pergi tidur pada waktu yang tidak teratur lebih beresiko kelebihan berat badan, memiliki gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi. Mereka juga lebih mungkin mengalami serangan jantung atau stroke daripada ynag memiliki pola tidur teratur.
Para peneliti percaya bahwa tidur, kesehatan jantung dan metabolisme saling mempengaruhi. Tetapi mereka tidak yakin apakah kehilangan waktu tidur lah yang menyebabkan kenaikan berat badan, atau justru sebaliknya.
"Dengan penelitian lebih lanjut, kami berharap dapat memahami apa yang terjadi secara biologis, dan mungkin kemudian kita bisa mengatakan apa yang datang lebih dulu atau yang mana adalah ayam dan mana telurnya," kata Jessica Lunsford-Avery, penulis utama studi ini. (vlz/yf)
Kenapa Perempuan Butuh Tidur Lebih Banyak Ketimbang Pria?
Perempuan cenderung membutuhkan lebih banyak tidur daripada pria karena "kompleks"-nya kerja otak, demikian menurut penelitian.
Foto: Colourbox/D. Drobot
Otak bekerja lebih keras
Para ilmuwan menemukan bahwa perempuan membutuhkan sekitar 20 menit lebih banyak tidur dibandingkan pria. Penyebabnya: otak perempuan bekerja lebih keras di siang hari. Penelitian dilakukan pada sekelompok sampel 210 pria dan wanita setengah baya.
Foto: Colourbox
Memulihkan otak
"Salah satu fungsi utama tidur adalah membiarkan otak pulih dan memperbaiki dirinya sendiri," demikian papar penulis studi Jim Horne, seorang pakar yang sebelumnya direktur Pusat Penelitian Tidur di Universitas Loughborough. "Saat tidur nyenyak, korteks - bagian otak bertanggung jawab atas memori pikiran, bahasa dan sebagainya.
Foto: Sergey Nivens/Fotolia.com
Semakin keras kerja otak, butuh tidur lebih
Prof Horn mengatakan kebutuhan tidur itu disebabkan kompleksitas dan intensitas aktivitas otak di siang hari: "Semakin banyak otak Anda yang Anda gunakan di siang hari, semakin banyak yang perlu dipulihkan dan akibatnya, semakin banyak tidur yang Anda butuhkan.
Foto: Colourbox/Andrey Armyagov
Sekitar 20 menit lebih lama, bisa kurang, bisa lebih
"Wanita cenderung multi tugas - mereka banyak melakukan sekaligus dan fleksibel - dan karena itu mereka menggunakan lebih banyak otak daripada pria. Karena itu, kebutuhan tidur mereka lebih besar. "Rata-rata 20 menit lebih, tapi beberapa perempuan mungkin memerlukan sedikit lebih banyak atau lebih sedikit dari perkiraan ini."
Foto: imago/P. von Stroheim
Bisa juga pada pria
Namun, perlu dicatat, pria yang memiliki pekerjaan kompleks yang melibatkan banyak "pengambilan keputusan dan pemikiran lateral" juga cenderung membutuhkan lebih banyak tidur daripada rata-rata pria.
Foto: picture-alliance/dpa/beyond
Efek psikologis
Studi tersebut juga menemukan bahwa kualitas tidur buruk yang dialami di antara perempuan berkaitan dengan sejumlah efek samping. Meningkatnya tingkat tekanan psikologis dan perasaan permusuhan, depresi, dan kemarahan yang lebih besar semuanya ditemukan kebanyakan pada perempuan yang tidurnya kurang nyenyak, bukan pada pria. (ed: ap/hp/independent/brighside)