Teleskop luar angkasa James Webb akan mulai beroperasi akhir 2021. Dengan teleskop ini orang akan bisa merekonstruksi apa yang terjadi miliaran tahun lalu.
Teleskop James WebbFoto: picture-alliance/dpa/NASA
Iklan
Teleskop James Webb mampu melihat lebih jauh ke angkasa dibanding teleskop Hubble. Cermin dinginnya berdiameter 6,5 meter, dan jauh lebih besar dari cermin Hubble. Teleskop James Webb terdiri dari 18 segemen, yang di lapisi emas sangat tipis.
Pakar astrofisika Dominika Wylezalek beserta timnya dari Institut Astrofisika Universitas Heidelberg menjadi salah seorang yang pertama akan mengadakan penelitian dengan teleskop itu. Mereka segera akan memulai penelitian setelah teleskop baru itu mulai beroperasi.
"Kalau mendalami astronomi, orang makin sadar bahwa apa yang kita lihat di langit dengan mata telanjang hanya bagian kecil saja dari apa yang ada di angkasa,” kata Wylezalek, dan menambahkan, "bulu kuduk saya berdiri, setiap kali saya menyadarinya."
James Webb Bantu Melihat ke Masa Lalu
03:44
This browser does not support the video element.
Dominika Wylezalek tertarik tentang lubang hitam yang ada di pusat semua galaksi. Jika lubang hitam melahap materi, setelahnya pasti melepas angin radiasi yang kuat. Angin ini bisa mendorong pembentukan bintang-bintang di galaksi, atau menghentikannya, kata Wylezalek.
Lubang hitam pengaruhi galaksi
Di bidang astrofika orang meneliti bagaimana kaitan lubang hitam dengan galaksi.
"Kalau melihat perbedaan ukuran antara lubang hitam yang bermassa besar, dengan galaksi tempat ia berada, perbedaan ukurannya sangat besar."
Seperti membandingkan uang koin dengan bulan, papar Wylezalek. "Dalam fase pertumbuhannya, lubang hitam punya pengaruh sangat besar atas seluruh galaksi." Itulah yang ingin diketahui pakar astrofisika.
Teleskop baru James Webb akan membantu penelitian galaksi-galaksi, dan bisa memandang ke masa lalu sejauh 12 miliar tahun cahaya, ketika lubang hitam masih melahap lebih banyak lagi materi, dan menyebabkan angin radiasi lebih kencang lagi.
Target Utama Misi Ruang Angkasa 2021
Planet Mars jadi target utama misi ruang angkasa 2021. Tiga wahana akan sekaligus meneliti planet merah tetangga Bumi itu untuk mencari jejak kehidupan. Misi lainnya adalah peluncuran teleskop ruang angkasa terbaru.
Foto: picture-alliance/dpa
Amerika Serikat Luncurkan Robot Perseverance
Lembaga antariksa AS, NASA kirimkan wahana riset ilmiah Perseverance yang akan mendarat 18 Februari 2021 di delta sungai purba Jezero Crater. Kawasan ini diperkirakan menyimpan potensi kehidupan mikro organisme dalam lapisan tipis berlumpur di dasar kawah. Unruk pertama kalinya, AS juga kirimkan helikopter kecil untuk mendukung misi riset ilmiah Perseverance.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Cina Siap Daratkan Tianwen-1
Cina mengirim orbiter dan wahana peneliti rover permukaan Mars yang diberi nama Tianwen-1 yang berarti “pertanyaan bagi surga“ dalam bahasa Mandarin. Robot akan mendarat Mei 2021 dan menjelajah permukaan Mars selama tiga bulan untuk melakukan analisis tanah serta atmosfer Mars. Selain itu, akan membuat foto, peta, serta menyelidiki kemungkinan adanya kehidupan di masa lalu di planet merah itu.
Foto: Reuters/China Daily
Wahana AMAL Uni Emirat Arab
Wahana orbiter UEA diberi nama Amal, yang berarti harapan dalam bahasa Arab, diluncurkan dari Jepang. Ini merupakan misi antar planet pertama dari dunia Arab. Dikendalikan dari Dubai, stasiun cuaca luar angkasa itu akan mengorbit setinggi 22.000 hingga 44.000 kilometer di atas Mars. Misinya meneliti atmosfir bagian atas dan perubahan iklim di planet merah itu mulai pertengahan tahun 2021.
Foto: Emirates Mars Mission/MBRSC
Teleskop Ruang Angkasa James Webb
NASA akan luncurkan teleskop ruang angkasa James Webb sekitar Oktober 2021, setelah tertunda berkali-kali. Ini adalah proyek sains terbesar dan termahal dalam sejarah. Para ilmuwan berharap bisa memecahkan misteri tata surya, melihat jejak bintang di kedalaman alam semesta setelah dentuman besar dan mengungkap rahasia struktur dan asal usul jagat raya.
Foto: picture-alliance/dpa/NASA
Indonesia Ikut Mencari E.T
Apakah ada kehidupan lain di luar bumi? Untuk pertama kalinya Indonesia ikut serta dalam riset mencari exoplanet alias planet mirip Bumi di kedalaman jagad raya dengan Observatorium Nasional gunung Timau di Kupang yang akan selesai dibangun 2021. LAPAN mengklaim, ini observatorium terbesar di Asia Tenggara. Data dari NASA menyebutkan, sejauh ini sudah ditemukan 3000 planet mirip Bumi.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Program Artemis-1 Teliti Asal-Usul Bulan
Program Artemis-1 NASA akan meluncurkan roket dan kapsul Orion milik perusahaan Space-X November 2021, kali ini tanpa awak. Mulai 2023 sebanyak 18 astronot akan bergantian pulang pergi ke bulan, sebagai ujicoba persiapan pendaratan di bulan tahun 2024. Target misi: memahami karakter dan asal usul bulan, serta meneliti kemungkinan cadangan air di kutub selatan bulan. (as/vlz)
Foto: flickr/NASA Orion Spacecraft
6 foto1 | 6
Bagaimana dampaknya atas lingkungan sekitarnya, akan dapat dilihat dari data-data yang dikumpulkan dengan bantuan teleskop. Dominika Wylezalek menjelaskan, "Itu bukan data-data dua dimensi, dan bukan potongan gambar langit. Melainkan data tiga dimensi. Artinya, di balik setiap piksel terdapat spektrum waktu tertentu."
James Webb siap luncur akhir 2021
Akhir 2021 teleskop baru itu akan memulai misinya. "Tanggalnya semakin dekat, mungkin saya akan mulai bermimpi. Sekarang saya selalu mimpi buruk, teleskopnya meledak." Demikian tutur Dominika Wylezalek sambil tertawa.
Belum pernah sebelumnya, sebuah satelit dikirim dengan mengangkut begitu banyak benda. Untuk mempersiapkan teleskop hingga siap pakai akan perlu dua minggu, dan tidak boleh ada langkah salah. Setengah tahun setelah itu, teleskop akan siap untuk menyingkap rahasia alam semesta. (ml/yp)