Lebih dari 90 jasad korban kecelakaan pesawat AirAsia masih belum ditemukan. Kini diberitakan penemuan jasad teknisi AirAsia di perairan Majene, Sulawesi Barat.
Iklan
Jasad tanpa kepala dan lengan ditemukan seorang nelayan di Pamboang, Sulawesi Barat, Rabu (28/01/15). Menurut Kepala Satuan Reskrim Kepolisian Resor Majene Ajun Komisaris Jubaedi, saat ditemukan kondisi korban tanpa kepala dan lengan.
Namun, jasad masih mengenakan sepatu dan celana panjang. Pada jasad juga ditemukan dompet berisi kartu identitas atas nama Saiful Rakhmad. Berdasarkan manifes, Saiful Rakhmad adalah salah satu penumpang pesawat QZ8501. Ia bekerja sebagai teknisi pesawat AirAsia.
Hingga kini baru 70 jasad korban AirAsia yang ditemukan. Tim penyelamat pada awalnya berharap sebagian besar jasad penumpang dan kru pesawat berada di main body.
Tapi setelah berhari-hari menyelidiki badan pesawat, mereka mengatakan tidak ada jasad lagi yang ditemukan di sana. Direktur Operasional Basarnas Marsekal Pertama S.B. Supriyadi menambahkan, "Korban bisa berada di dasar laut atau hanyut terbawa ombak dan arus."
TNI Angkatan Laut yang menyediakan bantuan personil dan peralatan bagi operasi pencarian telah menarik diri dari upaya tersebut, Selasa (27/01).
Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh ke laut dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura 28 Desember 2014. Menteri Perhubungan Indonesia Ignasius Jonan telah mengatakan, pesawat Airbus A320-200 itu naik dengan kecepatan 6.000 kaki atau 1.800 meter per menit, sebelum mengalami "stall" dan kemudian jatuh. Ketika itu pesawat yang berada dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapur terbang dalam cuaca buruk.
Kecelakaan Pesawat Akibat Kelalaian Manusia
Peralatan mutakhir tidak selalu menjamin keselamatan penerbangan. Pilot yang handal dan mampu menguasai keadaan dalam situasi darurat juga jadi faktor penting dalam penerbangan.
Foto: picture-alliance/dpa
Adam Air
Awal 2007 pesawat Adam Air jatuh di perairan Sulawesi Selatan. KNKT salahkan pilot sebagai salah satu faktor penyebab kecelakan. Menurut KNKT, kecelakaan terjadi karena kedua pilot sibuk memperbaiki kerusakan pada sistem navigasi atau IRS dan salah memasukkan kode instrumen pengendali otomatis, sehingga tidak sadar bahwa pesawat telah kehilangan kendali sebelum menghujam ke laut.
Foto: picture-alliance/dpa/epa J. Sukarno
AirAsia
Menurut hasil analisa kotak hitam, pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 jatuh di dekat Pangkalan Bun tanggal 28 Desember 2014 saat berusaha menghindari badai ketika terbang dari Surabaya ke Singapura. Pesawat diduga naik terlalu cepat sehingga mengalami "stall" dan akhirnya jatuh ke laut.
Foto: imago/Xinhua
Air France
1 Juni 2009, pesawat Air France tipe Airbus A330 jatuh ke Samudra Atlantik. Pesawat terjebak badai di malam hari, saat menempuh perjalanan dari Rio de Janeiro ke Paris. Akibat kecelakaan 228 penumpang dan awak tewas. Kecelakaan pesawat AirAsia 28 Desember 2014 dinilai mirip dengan kecelakaan pesawat ini. Pesawat terbang melalui kawasan badai dan pilot mengambil langkah salah.
Foto: AP
Bhoja Air
20 April 2012 pesawat Boeing 737 yang dioperasikan Bhoja Air jatuh di dekat ibukota Pakistan, Islamabad, ketika berusaha mendarat saat terjadi badai. Hasil penyelidikan menunjukkan penyebab kecelakaan adalah pilot yang mengabaikan peringatan co-pilot, bahwa pesawat terbang terlalu rendah. 127 penumpang dan awak pesawat tewas dalam kecelakaan.
Foto: Reuters
Air India
22 Mei 2010, Air India Express rute Dubai-Mangalore keluar landas pacu saat mendarat dan jatuh ke jurang. 152 penumpang dan awak tewas. Menurut hasil penyelidikan, pilot melakukan kesalahan. Sementara keluarga pilot balik menuding manajemen maskapai penerbangan, menugasi pilot yang sudah kelelahan.
Foto: picture-alliance/dpa
Afriqiyah Airways
12 Mei 2010, pesawat milik Afriqiyah Airways yang sedang terbang menuju Tripoli dari Johannesburg, jatuh di kawasan gurun pasir yang terletak sekitar 2 km dari bandara. Kecelakaan itu menewaskan seluruh 103 penumpang dan awak. Dinyatakan penyebab jatuhnya pesawat adalah pilot yang lelah dan kesalahan teknis.
Foto: AP
Yemen Airways
30 Juni 2009, pesawat Airbus 310 milik Yemenia atau Yemen Airways jatuh ke Samudra Hindia ketika dalam perjalanan menuju pulau Comoro. 153 penumpang dan awaknya tewas. Hasil investigasi penyebab kecelakaan menunjukkan, pilot melakukan kesalahan dalam memasukan data pengendali sehingga menyebabkan masalah pada aerodinamik pesawat. Di samping itu, peringatan bahaya diabaikan oleh awak pesawat.