Biasanya beberapa minggu jelang Hari Raya Kurban, sapi dan domba terjual 50%, tidak kali ini, ujar peternak di Jawa Barat. Banyak pembeli skeptis akan kesehatan hewan ternaknya.
Iklan
Umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Kurban atau Iduladha pada 9 Juli. Momen ini tidak dilewatkan seluruh umat Islam termasuk di Indonesia untuk menyembelih kambing, sapi, domba, dan unta. Kendati demikian, jelang perayaan Iduladha tahun ini ancaman penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali mengintai hewan ternak berkuku genap tersebut.
Pemerintah mencatat 155.862 ekor hewan ternak terpapar PMK per 14 Juni 2022. Menurut laman siagapmk.id di bawah naungan Kementerian Pertanian. Sedikitnya 41.993 hewan ternak yang terpapar PMK sudah sembuh dan 760 ekor dinyatakan mati. Sedangkan, 1.023 ekor ternak telah dipotong bersyarat dan 112.086 ekor belum sembuh.
Menurut laman tersebut, PMK sudah menyebar di 18 provinsi di 181 kota/kabupaten. Selain itu, 33 ekor hewan ternak telah divaksin.
Pukulan bagi peternak jelang Iduladha
Ketua Dewan Persusuan Nasional (DPN) Teguh Boediyana mengatakan bahwa meski tidak bersifat zoonosis atau tidak menular ke manusia, kerugian sosial dan ekonomi yang ditimbulkan akibat PMK cukup besar.
Teguh mencontohkan bagaimana PMK ini sangat memukul para peternak sapi perah di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Produktivitas sapi perah yang rutin menghasilkan 20 liter susu per hari pada kondisi sehat akan menurun drastis jadi lima liter susu per hari bila terjangkit PMK. Selain itu, nilai ekonomis sapi perah akan menurun meski hewan tersebut sudah sembuh dari PMK.
Teguh mengatakan harga sapi perah di kisaran harga 20 juta sampai 25 juta rupiah. Namun, sapi-sapi ini akan tidak ada nilainya bila mati atau mengalami penurunan produksi susu. Tidak hanya itu, ia mengkhawatirkan adanya peningkatan impor daging dan susu karena pasokan dalam negeri menurun akibat PMK.
Rahasia Gelap Industri Susu Sapi
Dinamika pasar susu sapi memaksa peternak lakukan praktik kejam untuk tekan ongkos produksi. Bayi sapi berusia lima hari diambil paksa dari induknya untuk dibantai. Praktik brutal itu berusaha dirahasiakan industri susu
Foto: picture alliance/Bildagentur-online/DP
Mitos dan Propaganda
Susu hampir tidak bisa dipisahkan dari nutrisi harian anak-anak atau orang dewasa. Selain dipuji sangat kaya protein dan kalsium, susu juga diyakini wajib dikonsumsi anak di usia pertumbuhan untuk mencegah kelainan. Namun tidak semua keajaiban susu diamini dunia kedokteran. Kebanyakan cuma berupa mitos atau propaganda industri susu.
Foto: Colourbox/A.Shkvarko
Manfaat Palsu
Susu sapi sejatinya produk alami untuk memenuhi kebutuhan anak sapi yang sedang dalam masa pertumbuhan. Sebab itu pula sebagian zat yang terkandung di dalamnya tidak sepenuhnya cocok untuk manusia. Kalsium pada susu sapi misalnya sulit dicerna oleh tubuh. Selain itu jenis protein susu sapi yang asing buat tubuh manusia sering berujung pada penyakit alergi atau radang kulit.
Foto: picture-alliance/dpa
Mesin Susu
Kendati begitu susu sapi tetap digemari. Untuk itu industri peternakan berupaya tingkatkan efektifitas sapi perah dengan segala cara. Buat memproduksi seliter susu, tubuh sapi mengolah 500 liter darah. Saat ini produksi susu per ekor sapi berkisar 20.000 liter per tahun. Tapi tingginya tingkat produksi memangkas usia sapi menjadi rata-rata cuma lima tahun. Padahal sapi bisa hidup hingga 20 tahun.
Foto: picture-alliance/dpa
Diperah Hingga Mati
Seperti manusia, sapi perah cuma memproduksi susu setelah melahirkan. Maka petani harus memastikan berlangsungnya reproduksi sapi lewat inseminasi buatan dengan sperma beku. Praktik ini dilakukan setiap tahun hingga sapi dianggap tidak lagi layak dijadikan hewan perah dan dikirim ke rumah jagal untuk dipotong.
Foto: picture-alliance/ZB
Anak Haram Industri Sapi
Karena tidak menguntungkan dan memakan biaya, anak sapi jantan biasanya dibuang dan dibunuh. Praktik kejam ini misalnya legal di Australia. Padahal seperti manusia, induk sapi memiliki insting keibuan yang tinggi. Sapi selalu mengalami tekanan mental ketika bayinya diambil paksa. Peternak berdalih, pemisahan induk dan anak sapi di usia lanjut sulit dilakukan karena hubungan emosional yang kuat
Foto: picture-alliance/dpa/M. Balk
Pembantaian Massal
Bayi sapi membutuhkan perhatian induknya untuk tumbuh. Sebab itu mereka selalu menempel induknya kemanapun ia pergi. Hubungan alami itu menghilang di industri susu. Setiap tahun sekitar 700.000 ekor anak sapi di Australia dibunuh ketika baru berusia lima hari. Cara-cara yang dipakai pun tergolong kejam. Bayi sapi dikumpulkan dan dibantai satu per satu dalam antrian panjang.
Foto: AP
Logika Sinis Peternak Sapi
Setelah menuai protes, peternak sapi di Eropa mulai merawat bayi sapi dengan susu buatan untuk dijadikan sapi potong. Tapi induk tetap dipisahkan dari bayinya. Regulasi bisnis makanan dan minuman yang ketat memaksa peternak sapi menjadi sinis. Ketika harga susu menukik tajam, maka peternak membunuh lebih banyak bayi sapi untuk mencegah membengkaknya ongkos produksi.
Foto: DANIEL GARCIA/AFP/Getty Images
Tanpa Solusi
Solusi yang ditawarkan untuk memperbaiki kondisi sapi perah jarang dipraktikkan oleh peternak. Pasalnya dengan metode non industrial, peternak akan kesulitan memproduksi volume susu yang cukup untuk menutupi biaya produksi. Sebab itu di peternakan organik sekalipun sapi tetap diperlakukan sama seperti di peternakan biasa. Bedanya, sapi perah organik rata-rata hidup setahun lebih lama
Foto: picture alliance/Bildagentur-online/DP
8 foto1 | 8
Teguh berujar bahwa pada tahun 2002 pemerintah pernah mensimulasikan seandainya terjadi wabah PMK pada tahun itu, kerugian yang akan muncul sekitar 16 triliun rupiah. "Kalau sekarang (kerugian) kira-kira 25 triliun," kata Teguh.
Menurut Teguh, Kementerian Pertanian dengan badan karantina harus melindungi hewan ternak dari segala penyakit yang masuk. Selain itu, ia menyerukan pemerintah untuk memberikan ganti rugi kepada para peternak yang sapinya menjadi korban PMK. "Masyarakat kehilangan kesempatan berusaha. Lapangan kerja hilang," kata Teguh kepada DW Indonesia.
Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) pernah menyatakan Indonesia bebas PMK pada tahun 1990. Namun kemunculan PMK di Indonesia sejak akhir Mei 2022 ini kembali menimbulkan tanda tanya.
Iklan
Dari lockdown lokal hingga jamu sapi
Faisal Islami, manajer operasional Ananta Farm, memiliki cara untuk mencegah virus Picornaviridae penyebab PMK menyerang hewan ternaknya. Peternakan yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ini memelihara setidaknya sekitar 100 ekor sapi dan 500 ekor domba.
"Antisipasi pertama, kami me-lockdown (hewan ternak) dari luar. Kedua, orang yang dari luar jangan sampai masuk ke kandang kami," kata Faisal kepada DW Indonesia. Dia juga mewajibkan karyawan atau pembeli untuk mencuci tangan dan kaki saat berkunjung ke peternakannya.
Penurunan penjualan pun juga mulai dirasakan Faisal jelang Iduladha. Faisal mengatakan bahwa semua hewan ternaknya sehat. Namun demikian, sejumlah pelanggan mulai mempertanyakan hal ini. "Sangat terasa dampak dari PMK, harusnya saat ini terjual 50% tapi saat ini belum," ujar Faisal kepada DW Indonesia.
Teguh Boediyana dari Dewan Persusuan Nasional mengatakan ada cara yang bisa dilakukan oleh peternak untuk mencegah penularan PMK, yakni menyiapkan ramuan herbal dari kunyit untuk asupan sapi. "Ada penambahan nafsu makan untuk menahan serangan (PMK)," kata Teguh.
Menanggapi hal itu, Nur Widodo, dosen peternakan Universitas Negeri Jember (UNEJ), mengatakan bahwa kunyit memiliki kandungan curcumin. Kunyit bisa bermanfaat sebagai antioksidan dan menambah nafsu makan, kata Widodo sekaligus meyakinkan bahwa hal tersebut bisa dibuktikan secara medis.
"Pemberian tanaman obat pada sapi bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan. Saluran pencernaan juga bisa lebih sehat," terang Widodo kepada DW Indonesia.
Kurban virtual untuk redam transmisi PMK
Nur Widodo mengatakan bahwa virus Picornaviridae adalah virus yang mudah menular di antara hewan ternak. Ia mengatakan virus tersebut bisa bertahan selama 50 hari di air. Bahkan, virus ini bisa menempel di baju atau alas kaki sampai tujuh atau 10 hari.
"Di udara (virusnya) bisa sampai (radius) 10 kilometer. (Oleh karena itu) ternak yang terpapar PMK sebaiknya tidak dipindahkan, disembukan di mana terdeteksi," kata Widodo kepada DW Indonesia.
Sisa Sayuran Bisa Jadi Sumber Nutrisi Bagi Sapi
Kacang panjangnya dimakan, daunnya yang tak kamu makan jangan dibuang. Sisa dari berbagai sayuran ini bisa jadi amat bermanfaat bagi sapi. Peneliti Indonesia di Jerman ini meneliti kandungan nutrisi pakan sapi.
Foto: DW/A. Purwaningsih
Di Eropa, informasi pakan ternak bernutrisi datanya lengkap
Pakan yang mengandung nutrisi seimbang amat baik untuk ternak berkontribusi pula pada kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Di negara-negara beriklim sedang, seperti di Eropa, sudah ada pendataan yang lengkap mengenai nutrisi hijauan makanan ternak. Sementara di negara-negara beriklim tropis seperti Indonesia, pendataan informasi terkait hijauan pakan ternak ini masih terbatas.
Foto: DW/A. Purwaningsih
Jadi yang pertama meneliti untuk kawasan tropis
Untuk itu peneliti nutrisi ternak asal Indonesia Risma Rizkia Nurdianti, melakukan studi fraksinasi serat pada hijauan pakan ternak di daerah beriklim sedang seperti di Eropa. Lewat studi itu, ia mencari tahu pemecahan senyawa serat pada hijauan makanan ternak di kawasan tropis seperti di Indonesia. Di Universitas Hohenheim di Stuttgart, Jerman, perempuan Indonesia ini melakukan penelitiannya.
Foto: DW/A. Purwaningsih
Bersiap ke kandang sapi
Risma meneliti fraksinasi serat yang terdapat pada hijauan makanan ternak dari beberapa negara tropis melalui teknologi in vitro dan mengevaluasi pengaruhnya terhadap ternak ruminansia misalnya produksi susu dan kecernaan ternak melalui metode in vivo di Indonesia. Untuk itu ia harus bersiap ke kandang sapi.
Foto: DW/A. Purwaningsih
Mengambil cairan pada sapi
Untuk metode in vitro, Risma membutuhkan cairan dari lambung sapi. Di sini dilakukan simulasi pencernaan sapi melalui inkubasi pakan ternak menggunakan lambung sapi dalam jangka waktu tertentu dalam tabung reaksi. Cairan ini nanti akan dijadikan media utama untuk proses inkubasi.
Foto: DW/A. Purwaningsih
Menggabung cairan dari lambung sapi
“Dengan metode in vitro ini saya gunakan simulasi lambung sapi, kemudian cairan dari lambung sapi yang diambil dari kandang tadi digabungkan dengan campuran hijauan pakan ternak," demikian Risma menjelaskan metodenya. Ia menggunakan botol khusus sebagai tempat inkubasi pakan ternak dan cairan rumen.
Foto: DW/A. Purwaningsih
Mulai mengukur nutrisi ternak
Inkubasi ini harus dilakukan selama 10 hari lalu dilanjutkan dengan uji lainnya. Tujuannya adalah untuk mengukur nilai nutrisi pakan ternak dengan menggunakan mokroorganisme dari cairan lambung sapi segar. Risma sang peneliti adalah anggota Komunitas Intelektual Indonesia Terpadu di Jerman, ICONIC.
Foto: DW/A. Purwaningsih
Apa saja manfaat nutirsi yang baik?
Kandungan serat pada hijauan sangat dibutuhkan ternak untuk merangsang gerakan otot saluran pencernaan. Pada ternak ruminansia atau ternak memamah biak, serat kasar digunakan sebagai sumber energi. Salah satu kelemahan serat pada ternak ruminansia yakni dapat menyebabkan turunnya lemak susu. Manfaat serat lainnya adalah mendukung pertumbuhan dan fungsi mikroorganisme pencerna serat.
Foto: DW/A. Purwaningsih
Ternak tak hanya butuh protein
Bersama rekan-rekannya sehari-hari ia bekerja di laboratorium ini demi masa depan sektor peternakan di tanah air: “Kita sering lupa bahwa ternak tidak hanya butuh protein. Produk ternak yang sehat yang nantinya dikonsumsi manusia juga butuh asupan serat yang seimbang. Lewat penelitian saya ini, diharapkan para peternak bisa menyuplai ternaknya dengan nutrisi termasuk serat yang baik,” tandasnya.
Foto: DW/A. Purwaningsih
Dari Indonesia, bisa jadi sisa sayuran yang kita konsumsi bisa diamnfaatkan
Banyak sumber pakan ternak yang berasal dari limbah hasil pertanian, misalnya jerami. Jerami mengandung serat yang sangat tinggi. Tapi apakah serat itu sepenuhnya merugikan atau malah menguntungkan bagi ternak? Itulah yang Risma teliti. Hal ini berlaku juga pada limbah pertanian atau sisa makanan manusia lainnya, misal daun kacang panjang, kacang tanah, kacang hijau, dan lain-lain.
Foto: DW/A. Purwaningsih
Pemutakhiran informasi nutrisi pakan ternak.
Hasil dari penelitian ini adalah pemutakhiran informasi fraksinasi serat pada hijauan makanan ternak di daerah tropis khususnya Indonesia. "Kalau kita makan kacang panjang kan daunnya dibuang, bisa jadi ini sangat dibutuhkan sapi," ujar Risma. Penanggung jawab kandang di Universitas Hohenheim, Raoul von Schettow banyak membantu Risma dalam penelitiannya.
Foto: DW/A. Purwaningsih
Bermanfaat bagi sektor industri peternakan di Indonesia
Ia berharap nantinya penelitian ini dapat bermanfaat bagi sektor industri peternakan Indonesia. Risma adalah kandidat doktor pertama di institutnya yang ingin menginisisasi kerja sama dengan kelompok riset di Asia Tenggara khususnya di Indonesia. Sebelumnya institut ini hanya berfokus pada Asia Tengah/Timur/Barat, Afrika Utara dan Amerika Selatan.
Foto: DW/A. Purwaningsih
11 foto1 | 11
Widodo mengatakan bahwa sudah sangat sulit untuk mengubah keadaan secara cepat di tengah cepatnya proses penularan. Widodo menawarkan sebuah solusi agar PMK tidak makin tersebar namun masih bisa merayakan hari raya Iduladha.
"Kondisi seperti ini bisa dibuat 'qurban virtual'. Orang yang akan melaksanakan kurban di Jakarta, tapi ternaknya di Jawa Timur kemudian bisa diserahkan ke pondok pesantren atau masjid," terang Widodo kepada DW Indonesia seraya menambahkan bahwa daging sapi yang tertular PMK masih aman dikonsumsi manusia.
Bagaimana menurut MUI?
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa nomor 32 tahun 2022 untuk rujukan umat Islam agar dapat melaksanakan ibadah Iduladha. Fatwa tersebut mengenai Hukum dan Panduan Pelaksanaan Ibadah Kurban Saat Kondisi Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
MUI menyatakan bahwa hewan yang terkena PMK dengan gejala klinis kategori ringan, seperti lepuh ringan pada celah kuku, kondisi lesu, tidak nafsu makan, dan keluar air liur berlebih dari biasanya hukumnya sah dijadikan hewan kurban.
Sementara Kementerian Pertanian telah mengimpor vaksin ternak yang rencananya tiba di minggu kedua Juni sebanyak 3 juta dosis.
Walaupun virus PMK yang menyerang kali ini belum diketahui sumbernya, Widodo mengingatkan bahwa belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan PMK. kalaupun diobati sifatnya hanya mengurangi gejala yang ditimbulkan, tambahnya.
Menurut Widodo, hewan ternak yang sudah pernah terpapar PMK memiliki antibodi alami, berbeda halnya bagi hewan ternak yang belum tertular.
Dia menyarankan peternak sapi untuk menyediakan vitamin dan pakan yang baik untuk hewan ternaknya. Sedangkan obat yang diberikan sifatnya untuk mendukung daya tahan tubuh ternak. Hal ini dapat dilalukan agar hewan ternak tidak bergejala parah bila di kemudian hari tertular, ujar Widodo. (ae)