1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jelang KTT G-20, Eropa dan Cina Harapkan Hasil Nyata

24 September 2009

Para pemimpin negara-negara terbesar dunia berjumpa Kamis ini (24/09) untuk mencari jalan keluar bagi pemulihan resesi terparah sejak dasawarsa 30-an dan guna menemukan antisipasi kemungkinan krisis nantinya.

Foto: DW

Presiden AS Barack Obama, yang untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah KTT G-20, akan memaparkan agenda besar yang melingkupi penyelesaian krisis ekonomi global. Misalnya menyeimbangkan ekspor Cina dengan Amerika Serikat yang terlilit hutang besar.

Selain itu, dalam KTT G-20 yang diselenggarakan di kota Pittsburgh, Amerika Serikat mulai Kamis ini (24/09), juga akan membahas ketimpangan model perkembangan global dalam perbaikan perubahan iklim, regulasi lebih ketat bagi keuangan, dan pembatasan gaji serta bonus para bankir. Itu berarti, hampir tidak ada harapan dalam penyelesaian masalah-masalah tersebut dalam waktu dekat ini.

Menjelang KTT G-20, Uni Eropa ingin agar krisis keuangan global menjadi pelajaran dalam pengawasan perbankan, asuransi atau bursa, dengan menetapkan hak-hak keputusan di tingkat Eropa. Tiga institusi Uni Eropa dan dewan pengawas bank sentral Eropa yang baru di masa depan sebaiknya mengawasi stabilitas sistem keuangan dan dalam kasus tertentu menyusun peraturan bagi badan-badan nasional. Rabu kemarin (23/04), Komisi Eropa di Brussel mengusulkan sejumlah peraturan.

Udo Bullmann, anggota parlemen Eropa dari Jerman menyambut rencana tindakan tersebut. Tapi Bullmann juga mendesak agar langkah berikutnya segera dilaksanakan. Katanya, Ini sudah merupakan langkah menuju arah yang tepat, kami harus lebih ketat mengawasi bank-bank besar dan institusi keuangan, yang melewati batas negara dan juga mengingatkan munculnya risiko. Kami juga harus mengatur pembayaran bonus para manajer. Kami tidak ingin menempatkan kapten industri mabuk ke dalam di kokpit perekonomian.“

Sementara itu, sejumlah pihak berpendapat bahwa krisis ekonomi global merupakan hasil dari ketidakseimbangan antara simpanan dan investasi di ekonomi utama, yang mengakibatkan defisit besar-besaran saat ini. Amerika Serikat menanggung defisit dan surplusnya dinikmati Cina. Gedung Putih memperkirakan, defisit negaranya mencapai sembilan triliun dollar selama lebih dari sepuluh tahun.

Pemerintah di Beijing merupakan yang pertama menyerukan mata uang global yang baru sebagai alternatif dari dollar Amerika Serikat, karena defisit besar yang diderita AS. Perdana Menteri Cina Wen Jiabao mengungkapkan kekhawatirannya bulan Maret lalu mengenai keamanan kepemilikan surat utang AS dalam jumlah besar. Saat ini Cina memiliki surat utang AS senilai lebih dari 800 miliar dollar, menjadikan Cina sebagai kreditor terbesar AS.

Waktu itu, gubernur bank sentral Cina Zhou Xiaochuan, yang mengawasi lebih dari dua triliun simpanan dollar, menyarankan para stakeholder atau para pemilik kepentingan untuk mencari mata uang pengganti dollar.

Zhou ingin unit penyimpanan dana yang baru berbasis SDR atau hak khusus penarikan dana. SDR merupakan buatan Dana Moneter Internasional (IMF) dan menarik dukungan segera dari Rusia, Brazil dan beberapa negara lainnya.

Saat ini ketika badai resesi di beberapa negara tampaknya sudah berlalu, G-20 tampaknya masih harus mempertahankan urgensi KTT sebelumnya April lalu di Inggris. Waktu itu 20 negara maju dan berkembang sepakat untuk menyelamatkan perekonomian dunia dan meminta bantuan dana senilai ratusan miliar dollar untuk membiayai proyek bantuan krisis IMF.

KTT G-20 di Pittsburgh tampaknya akan dibayangi berbagai gangguan. Obama saat ini tengah dipusingkan oleh dorongannya untuk mereformasi sistem kesehatan AS, sementara kanselir Jerman Angela Merkel akan menghadapi pemilu akhir pekan ini.

Upaya perbaikan perubahan iklim juga akan dibicarakan dalam KTT G-20 di Pittsburgh. Kanselir Jerman Merkel mengungkapkan kekecewaannya terhadap kurangnya persiapan menuju KTT Iklim di Kopenhagen Desember mendatang. Merkel mengatakan, hanya Jerman dan Eropa yang mempersiapkan diri dengan baik mengenai tema perubahan iklim dalam KTT G-20.

LS/AR/rtr/afp