Jelang KTT Perdamaian Gaza, Trump: Perang Gaza Telah Usai
13 Oktober 2025
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa perang di Gaza telah berakhir. Pernyataan itu disampaikan kepada para wartawan sebelum keberangkatannya menuju Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian di Mesir.
Hanya saja, Trump juga menambahkan bahwa Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu belum sepenuhnya menyatakan kalau perang melawan Hamas telah berakhir.
"Perang telah berakhir," tegas Trump. "Perang telah berakhir," ulang Trump. "Kalian mengerti?"
Trump juga mengatakan ia yakin gencatan senjata akan bertahan karena menurutnya, "orang-orang sudah lelah."
Perang bermula dari serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Sebagai balasan, Israel melakukan serangan selama dua tahun yang menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina di Gaza, menurut pejabat kesehatan setempat. Meskipun banyak yang memperkirakan jumlah korban jauh lebih banyak dari data tersebut.
Dalam perjalanannya ke Mesir, Trump akan lebih dulu berkunjung ke Israel untuk bertemu dengan keluarga pada sandera. Kemudian, pada Senin (13/10) sore, Trump akan diagendakan untuk menghadiri KTT Perdamaian yang menandai kesepakatan antara Hamas dan Israel.
Israel menyatakan bahwa mereka berharap semua 20 sandera yang masih hidup akan dibebaskan pada Senin (13/10), sebagai imbalan atas pembebasan sekitar 2.000 tahanan Palestina. Selain itu, Tel Aviv juga meminta sebanyak 28 jenazah sandera lainnya untuk diserahkan.
Jerman kucurkan dana miliaran euro untuk bangun kembali Gaza
Menteri Pembangunan Jerman, Reem Alabali-Radovan, mengatakan bahwa Jerman akan mengalokasikan setidaknya €100 juta (sekitar Rp1,92 triliun) untuk membantu membangun kembali Gaza. Jumlah pastinya belum ditentukan, tapi dipastikan bernilai ratusan juta euro.
Kepada televisi publik Jerman ARD, Reem Alabali mengatakan kalau bantuan Jerman untuk Gaza yang sebelumnya dibekukan setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, kini kembali tersedia.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Selama hampir dua tahun konflik, banyak infrastruktur Gaza seperti rumah sakit dan sekolah hancur. Badan PBB (UNDP) menyebut kehancuran di Gaza sebagai yang terburuk sejak Perang Dunia II.
Jerman sebelumnya mendukung Israel dalam kampanye militernya, termasuk menyetujui ekspor senjata senilai hampir €500 juta (sekitar Rp9,63 triliun), antara 7 Oktober 2023 dan 13 Mei 2025. Data tersebut berasal dari Kementerian Ekonomi Jerman.
Reem Alabali menegaskan bahwa biaya total rekonstruksi Gaza akan sangat tinggi dan Jerman tidak dapat menanggungnya sendirian. "Kita harus mencapainya bersama-sama sebagai bagian dari komunitas internasional," ujarnya.
Bersama Mesir, Jerman berencana mengundang peserta ke konferensi rekonstruksi dan "akan digelar dalam beberapa minggu ke depan," paparnya, sambil menambahkan bahwa dia mengharapkan rincian lebih lanjut dalam beberapa hari ke depan.
Iran tolak hadir di KTT Gaza, apa alasannya?
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menegaskan bahwa baik dia maupun Presiden Masoud Pezeshkian tidak akan menghadiri KTT Gaza di Mesir.
"Iran mengucapkan terima kasih atas undangan Presiden El-Sisi untuk menghadiri KTT Sharm El-Sheikh," kata Araghchi dalam sebuah posting di X.
"Meskipun mendukung keterlibatan diplomatik, baik Presiden Pezeshkian maupun saya tidak dapat berinteraksi dengan pihak-pihak yang telah menyerang Iran dan terus mengancam serta menjatuhkan sanksi terhadap kami,"
Perlu diketahui, AS bergabung dengan Israel dalam melancarkan serangan yang menargetkan fasilitas nuklir Iran pada bulan Juni lalu.
Araghchi mengatakan Teheran tetap mendukung setiap inisiatif "untuk mengakhiri genosida Israel di Gaza" dan untuk mempertahankan hak dasar rakyat Palestina "untuk menentukan nasib sendiri."
Saat ini, Iran tidak mengakui Israel dan Teheran telah berulang kali menyerukan penghancuran negara tersebut.
Iran juga diyakini mendukung sejumlah kelompok proksi di Timur Tengah, termasuk Hamas di wilayah Palestina dan kelompok milisi di Irak.
Selain Hamas di Gaza, Iran juga bersekutu dengan Hizbullah di Lebanon dan milisi Houthi di Yaman.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Levie Wardana dan Muhammad Hanafi
Editor: Hani Anggraini