1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jembatan Paris Terbebani Cinta

Andrea Nierhoff14 Agustus 2014

Pemerintah kota Paris mengeluarkan imbauan bagi siapapun yang dimabuk cinta untuk tidak lagi mengikatkan gembok di jembatan-jembatan Paris. Lambang cinta ini dinilai merusak jembatan.

Foto: PATRICK KOVARIK/AFP/Getty Images

Balai kota Paris pertengahan Agustus 2014 merilis permohonan kepada pasangan yang dimabuk asmara untuk tidak mengikuti tren mengikatkan gembok yang diukir nama mereka ke jembatan-jembatan di Paris.

Pihak berwenang mengatakan jembatan-jembatan di Paris hancur akibat beban ekstra. Pemerintah kota juga meluncurkan kampanye baru yang mengajak orang untuk mengambil 'selfie,' dan menulis twit dengan hashtag #lovewithoutlocks.

Mereka juga dapat mempostingnya melalui situs love without locks.

Pemkot Paris ingin turis memahami konsekuensi aksi mereka. "Idenya adalah memberi pasangan sebuah alternatif dalam bentuk selfie ketimbang gembok cinta, dan menjelaskan bahwa gembok-gembok itu membebani jembatan-jembatan Paris," tulis pernyataan dalam situs tadi.

Gembok-gembok cinta yang membebani jembatan-jembatan ParisFoto: PATRICK KOVARIK/AFP/Getty Images

Cinta abadi

Asal-usul 'gembok cinta' yang sebenarnya tidak jelas. Ada yang menyebut kisah Serbia mengenai seorang calon pengantin perempuan yang diputuskan cintanya tanpa aba-aba, dan kemudian perempuan-perempuan muda mengikatkan gembok di jembatan tempat pasangan itu biasa bertemu. Ada juga yang menyalahkan penulis Italia, Federico Moccia, karena memulai kegilaan gembok cinta. Dalam sebuah adegan bukunya 'I Want You,' pasangan utama dalam buku mengikatkan gembok ke tiang lampu jalanan di jembatan Ponte Milvio di bagian utara Roma, mendorong pasangan-pasangan lokal untuk menyontek aksi ini. Begitu tiang lampu penuh, pasangan muda mulai mengikatkan gembok ke ruang kosong manapun di jembatan.

Di Paris, tren ini dipercaya mulai digandrungi tahun 2008, dengan turis dari berbagai penjuru dunia menambahkan gembok ke dalam koleksi jembatan, dan melemparkan kunci gemboknya ke sungai Seine.

'Gembok cinta' kini bisa ditemui di jembatan-jembatan di seluruh belahan bumi.

Bulan Maret 2014, dua warga Amerika yang tinggal di Paris menggagas petisi yang menyerukan pencabutan gembok-gembok cinta dari jembatan Pont des Arts, menyebut simbol cinta tersebut merusak pemandangan dan mengklaim kerumunan logam itu merusak jembatan. Lalu bulan Juni sekelompok turis harus dievakuasi dari jembatan yang sama, ketika sebagian pagarnya runtuh akibat berat ribuan gembok. Kalangan pencinta lingkungan juga telah melayangkan kekhawatiran akan kerusakan akibat kunci-kunci gembok yang dilempar ke dalam sungai.

Di Jerman, jawatan kereta Deutsche Bahn memicu kontroversi saat mengancam akan mencabut gembok-gembok yang memadati jembatan Hohenzollern di Köln, namun terpaksa mengurungkan niat karena dihadang perlawanan sengit publik.

Bagian dari pagar jembatan Pont des Arts di Paris yang runtuh bulan Juni 2014 akibat diganduli ribuan 'gembok cinta'Foto: JACQUES DEMARTHON/AFP/Getty Images

Terlalu banyak cinta?

Pemkot Paris yakin langkah mereka akan dihargai oleh para pasangan sebagai upaya untuk melindungi arsitektur Paris yang tersohor.

"Ini langkah pertama menuju rencana aksi yang lebih luas. Upaya komunikasi awal untuk memberitahu orang bahwa gembok cinta tidak baik bagi warisan budaya Paris, dan sebenarnya bukan cara yang ideal untuk melambangkan cinta," demikian pernyataan mereka.

Namun mereka juga memastikan bahwa tidak akan ada hukuman bagi pasangan yang membandel dan tidak menuruti imbauan pemerintah kota Paris.

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait