Tidak ada keluarga, teman-teman atau rekan-rekan kerja yang hadir di pemakaman. Di Jerman semakin banyak orang dikuburkan oleh dinas pemakaman, terutama di kota-kota besar.
Iklan
Tampaknya tidak ada yang merindukannya. Mayat dari lelaki berusia 46 tahun ini ditemukan lebih dari delapan bulan setelah ia meninggal di apartemennya di kota Gelsenkirchen, di wilayah industri terbesar di Jerman.
"Saya syok karena tetangganya tidak sadar apa-apa, atau bahkan mereka tidak peduli. Semakin banyak orang menghilang begitu saja dan tidak ada yang peduli. Bukan hanya kematian mereka yang tidak disadari, tetapi juga hidup mereka," ujar Zuzanna Hanussek, seorang pendeta Protestan.
Perpisahan yang sepi
Hanya dua hal yang Hanussek ketahui tentang lelaki ini: nama dan alamatnya. Tidak ditemukan teman atau saudara seorang pun. Tetangganya juga tidak bisa atau tidak bersedia memberi informasi lebih lanjut.
Bersama seorang pastor Katolik, Hanussek memakamkan abunya di sebuah pemakaman di Gelsenkirchen. Tidak ada keluarga atau teman-teman yang menghadiri. Dinas pemakaman kota membayar semua biayanya.
Pemakaman semacam ini jumlahnya semakin tinggi di kota-kota yang padat penduduk, seperti di Hamburg, Berlin dan Köln. Pada tahun 2016, 2300 orang dimakamkan di Berlin tanpa dihadiri keluarga atau kerabat.
Pemakaman Cantik di Jerman
Dari Köln ke Berlin, dari Weimar ke München - menjelajahi pemakaman cantik di Jerman
Foto: picture-alliance/Dumont
Dorotheenstädtischer Friedhof di Berlin
Pemakaman bukan hanya tempat untuk mengenang yang telah meninggal, tapi juga merupakan tempat wisata. Hal ini karena pemakaman di Jerman memiliki tata arsitektur dan pemandangan alam yang indah. Selain itu juga karena merupakan makam orang-orang terkenal contohnya di Dorotheenstädtischen Friedhof. Di sini dimakamkan orang-orang terkenal Jerman misalnya Bertolt Brecht dan Johannes Rau.
Foto: picture-alliance/ZB
Kuburan Ohlsdorf di Hamburg
Dengan luas tanah 391 hektar, taman pemakaman di Ohlsdorf, Hamburg merupakan taman pemakaman terbesar di dunia. Sejak diresmikan tahun 1877, di sini telah terjadi 1,4 juta kali pemakaman. Di sini terdapat 235.000 makam diantara merupakan makam bintang film dan sutradara terkenal Jerman Gustaf Gründgens dan seniman Wolfgang Borchert.
Foto: picture-alliance/BREUEL-BILD
Melaten-Friedhof di Köln
Pemakaman ini awalnya merupakan tempat penampungan bagi penderita penyakit kusta. Di abad pertengahan pemakaman ini sempat dijadikan tempat eksekusi. Ada sekitar 55.000 makam di sini. Ada kisah unik: Siapa pun tahu Köln begitu terkenal karena festival karnavalnya. Uniknya saking cintanya pada karnaval, makam seorang pencinta karnaval di Köln sampai mengabadikan kecintaannya itu di batu nisannya.
Foto: DW/ Maksim Nelioubin
Historischer Friedhof di Weimar
Pemakaman ini dibuka tahun 1818 dan menjadi situs warisan dunia UNESCO sejak tahun 1998. Di sini terdapat sebuah bangunan makam keluarga. Misalnya makam keluarga bangsawan Sachsen –Weimar dan Sachsen-Weimar-Eisenach, termasuk juga makam pujangga Goethe dan Schiller. Peti mati Schiller sejak tahun 2008 diketahui kosong- tes genetik menyebutkan- kerangka dalam peti itu bukan milik Schiller.
Foto: picture-alliance/DUMONT
Bergfriedhof di Heidelberg
Pemakaman ini dibuka tahun 1844 dan mempunyai panjang lebih dari 20 kilometer. Hingga kini disini telah dimakamkan lebih dari 17.400 orang – diantaranya Friedrich Ebert seorang politisi terkenal Jerman. Dua makam terkenal lainnya adalah makam Hilde Domin seorang penulis Jerman dan makam peraih nobel kimia Carl Bosch.
Foto: picture-alliance/Burkhard Juet
Alter Friedhof di Bonn
Pemakaman bersejarah ini merupakan situs yang dilestarikan di kota Bonn sejak awal abad 18. Makam pertama di kuburan ini dibuat tahun 1715. Banyak seniman terkenal dimakamkan disini seperti pasangan komponis terkenal Clara und Robert Schumann atau filusuf terkenal August Wilhelm Schlegel.
Foto: picture-alliance/Hans-Joachim
München-Bogenhausen: Friedhof St.Georg
Siapa yang ingin dimakamkan di sini harus memenuhi persyaratan tertentu. Karena pemakaman kecil ini merupakan tempat pemakaman yang sangat diminati oleh para seniman terkemuka - 208 makam yang ada disini merupakan saksi sejarah budaya Jerman dan Bayern. Di samping makam penulis terkenal Erich Kästner, di sini juga terdapat makam sutradara Rainer Werner Fassbinder dan produser film Bernd Eichinger.
Foto: picture-alliance/dpa
Waldfriedhof di München
Sejumlah tokoh terkenal dimakamkan di sini- diantaranya adalah dramawan Frank Wedekind, sutradara Fritz Kortner dan penulis Michael Ende. Münchner Waldfriedhof didirikan tahun 1905 dan merupakan kompleks pemakaman hutan pertama di Jerman. Area seluas 170 hektar ini merupakan tempat bagi 59.000 makam.
Foto: picture-alliance/dpa
Hauptfriedhof di Frankfurt am Main
Dengan luas lebih dari 70 hektar, pemakaman ini termasuk satu dari area pemakaman terbesar di Jerman. Tempat ini menjadi makam ahli filsafat dan penulis terkenal Jerman seperti Arthur Schopenhauer, Theodor W. Adorno und Ricarda Huch. Pemakaman ini adalah perpaduan antara gaya tata taman yang indah dan monumen seni bersejarah Reichenbach-Lessonitz-Mausoleum.
Foto: picture-alliance/Udo Bernhart
Waldfriedhof di Stuttgart
Pemakaman yang didirikan tahun 1913 ini, terkenal unik karena terletak di ketinggian 100 meter. Untuk bisa mencapai pemakaman ini, sejak tahun 1929 telah dibangun “Seilbahn“ atau kereta kabel. Disini dimakamkan mantan presiden federal Jerman Theodor Heuss, pelukis dan pematung Oskar Schlemmer dan penemu Robert Bosch.
Foto: picture-alliance/dpa
Jüdischer Friedhof di Berlin-Weißensee
Pemakaman ini merupakan satu di antara pemakaman terkenal di Jerman. Alasannya karena semua orang yang dimakamkan di sini, dimakamkan menggunakan ritual pemakaman Yahudi. Pemakaman ini berdiri sejak tahun 1880 dan merupakan pemakaman Yahudi terbesar di Eropa. Di pemakaman ini terdapat 11.600 makam yang satu diantaranya adalah makam penulis terkenal Stefan Heym.
Foto: DW/R. Pelzl
"Heiliger Sand" di Worms
Pemakaman ini merupakan pemakaman Yahudi tertua di Jerman. Pemakaman ini didirikan tahun 1034, tahun yang sama dengan tahun pendirian sinagog pertama di Worms. Di pemakaman ini terdapat sekitar 2000 makam. Makam tertua berasal dari tahun 1058.
Foto: picture-alliance/Dumont
12 foto1 | 12
Isolasi dan kemiskinan
"Jumlah ini naik antara lain karena penduduk Jerman mencapai usia yang semakin tinggi dan mereka sering hidup sendiri ketika meninggal," papar Stephan Neuser, pimpinan Ikatan Pengurus Pemakaman Jerman kepada DW.
Ia juga mengatakan, masalah keuangan juga semakin mendesak sejak tahun 2004, ketika asuransi kesehatan pemerintah berhenti memberi sokongan untuk pemakaman. Keluarga bertanggung jawab untuk membayar biaya pemakaman di Jerman.
Pemakaman yang dibiayai oleh dinas pemakaman kota dilakukan untuk menguburkan atau mengkremasi jenazah yang meninggal dalam keadaan sendiri dan diklaim oleh keluarga dalam jangka waktu tertentu atau jika keluarga tidak bersedia mengatur pemakamannya.
"Kadang orang tidak bisa mengatasi semua ini," kata Hanussek. Ia menjelaskan, sanak keluarga yang sangat miskin kadang malu untuk mengajukan permohonan bantuan dari departemen sosial, karena dibutuhkan banyak waktu dan semua bukti keuangan harus diperiksa."
Potret Kemiskinan di Jerman
Kehilangan tempat tinggal, tidak cukup uang untuk membeli makanan dan anak-anak yang kekurangan - secara statistik hampir 30 persen warga Jerman terancam kemiskinan. Foto-foto Shamsan Anders tentang kemiskinan di Jerman.
Foto: DW/Shamsan Anders
Perspektif buram
Perumahan Grohner Düne adalah salah satu kawasan miskin di kota Bremen. Penduduk di kota ini menurut statistik yang punya "resiko kemiskinan" paling tinggi. Lebih 20% penduduk kota terancam kemiskinan. Yang dianggap "miskin" di Jerman adalah mereka yang pendapatannya masih di bawah 60% pendapatan rata-rata.
Foto: DW/Shamsan Anders
Pembagian makanan
Di kota Bremen ada tiga tempat pembagian makanan bagi warga miskin. Di tempat pembagian Burg, setiap hari ada sekitar 125 orang yang datang. Makanan yang dibagikan di sini sebagian besar berasal dari supermarket atau toko roti yang menyumbangkan bahan makanan yang hampir kadaluwarsa atau tidak bisa dijual lagi.
Foto: DW/Shamsan Anders
Bertoleransi dan bersyukur
Yang datang ke tempat pembagian makanan adalah keluarga, pensiunan, warga migran atau pengungsi. "Bremen tempat yang multikultural", kata koordinator pembagian makanan, Hannelore Vogel. "Di sini tidak ada konflik. Suasananya dipenuhi toleransi dan rasa bersyukur."
Foto: DW/Shamsan Anders
Para relawan yang rajin
Pekerjaan sosial ini dilaksanakan oleh tenaga relawan, seperti Werner Dose, pensiunan berusia 80 tahun. Selain itu ada juga tenaga bantuan yang sedang magang dan tenaga kerja yang dikirim dari Dinas Kerja.
Foto: DW/Shamsan Anders
Penjualan murah
Di "toko sosial" di kota Halle ditawarkan bahan makanan, perabot rumah, pakaian dan banyak barang-barang keperluan sehari-hari dengan harga rendah. Tempat ini hanya bisa dikunjungi warga yang kekurangan. Toko ini terutama menawarkan keperluan anak-anak dan orang berusia lanjut. Halle adalah salah satu kota termiskin di Jerman.
Foto: DW/Shamsan Anders
Perabotan rumah tangga
"Toko sosial" seperti ini makin banyak dikunjungi orang. Barang-barang di sini berasal dari sumbangan warga. "80 persen pelanggan di sini adalah warga asing, banyak dari mereka pengungsi", kata pegawai toko Gabi Croll. "Orang Jerman yang miskin segan datang ke sini, mungkin karena mereka malu," tambahnya.
Foto: DW/Shamsan Anders
Makin banyak warga tunawisma
Di Berlin diperkirakan ada sekitar 6000 warga tunawisma. Di kota-kota besar Eropa, jumlahnya bertambah dari tahun ke tahun. Sekitar 60 persen tunawisma di Berlin adalah warga asing. Kebanyakan berasal dari negara-negara Eropa timur.
Foto: DW/Shamsan Anders
Memimpikan masa depan yang lebih baik
Jörg adalah tukang mesin yang sejak 6 tahun hidup di jalan. Dia kehilangan satu kaki dalam sebuah kecelakaan. Dia mengatakan, makin banyak warga tunawisma sekarang di Berlin, sehingga "persaingan jadi makin ketat". Impian besar pria berusia 38 tahun ini adalah sekali waktu bisa bermain drum lagi. "Itu sangat menyenangkan," katanya. (Teks: Viola Röser/hp/yf)
Foto: DW/Shamsan Anders
8 foto1 | 8
'Bantulah orang lain'
Pendeta Hanussek mendirikan sebuah organisasi bernama Ruhesteine, yang ingin agar orang-orang yang meninggal dalam keadaan seperti ini tidak dilupakan begitu saja. Organisasinya juga menyumbang agar nama yang meninggal diukir di batu nisan mereka.
"Kami menyerukan kepada semua untuk ikut mengurus orang-orang lain di lingkungannya," kata Hanussek. Semua orang bisa turut membantu menghancurkan tembok isolasi dan menghindarkan tragedi seperti kematian lelaki di Gelsenkirchen ini, lanjutnya. Ini dimulai dari hal-hal sederhana seperti menyapa dan berbincang dengan tetangga.
Proyek lain dari Zuzanna Hanussek adalah sebuah cafe gratis bagi orang-orang yang tidak punya cukup uang untuk pergi ke cafe biasa. Warga setempat bisa mengunjungi cafe ini dua kali seminggu.
"Ini tidak akan menyelamatkan dunia, tetapi ini sebuah upaya untuk membantu orang-orang untuk keluar dari kesendirian mereka."