Jepang Ajak Negara Demokrasi Bersatu Hadapi Autoritarianisme
6 Januari 2023
Jelang safari diplomasi PM Fumio Kishida ke negara-negara G7, Jepang ajak negara-negara demokrasi di dunia untuk membentuk “tatanan dunia baru,” berdasarkan prinsip kebebasan, hak asasi manusia dan negara hukum.
Iklan
Imbauan pembentukan “tatanan dunia baru” tersebut disampaikan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, Yasutoshi Nishimura dalam sebuah pidato di Center for Strategic and International Studies - CSIS di Washington, AS.
Menurutnya, rejim perdagangan bebas dan kebergantungan ekonomi yang dominan saat ini, justru memperkuat kekuasaan para diktatur di dunia. ”Negara-negara autoriter berhasil menghimpun kekuatan yang sangat besar, baik secara ekonomi atau militer,” kata Nishimura.
"Kita harus membuat tatanan dunia baru yang berdasarkan nilai-nilai fundamental seperti kebebasan, demokrasi, hak asasi manusia dan negara hukum.”
Nishimura bertolak lebih dulu ke Washington sebelum kunjungan resmi Perdana Menteri Jepang, Fumi Kishida, Senin (9/1) depan. Lawatannya merupakan bagian dari safari diplomasi Jepang ke negara-negara G7 menjelang konferensi tingkat tinggi di Hiroshima, Mei mendatang.
Japanese military
03:40
Selama giliran jabatan presidensi G7, Jepang mengutamakan agenda keamanan, antara lain terkat invasi Rusia di Ukraina, program nuklir Korea Utara dan provokasi militer Cina di Selat Taiwan.
Pada Desember silam, Tokyo mengadopsi strategi keamanan nasional baru yang menghalalkan agresi militer di luar negeri. Jepang sendiri sudah memesan peluru kendali jarak jauh dari AS. Kemampuan menyerang negara lain selama ini adalah hal terlarang dalam konstitusi Jepang.
Kishida memastikan akan membahas strategi pertahanan yang baru dengan Presiden AS, Joe Biden, di Washington. Demi menangkal ancaman Cina, Jepang ingin melakukan modernisasi militer terbesar sejak Perang Dunia II.
Iklan
Poros demokrasi
Menko Nishimura menegaskan negara-negara demokrasi harus melindungi keunggulan teknologi dan industri, agar tidak jatuh ke tangan pemimpin autoriter dan digunakan untuk memperkuat militernya.
Sebabnya dia mengajak AS agar mau memperluas kerja sama supaya tidak terbatas hanya pada teknologi tinggi seperti semikonduktor, bioteknik, kecerdasan buatan dan komputer quantum.
Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki
Di wilayah Pasifik Perang Dunia II masih berkecamuk. Walaupun secara strategis sudah kalah, akan tetapi Jepang menolak untuk menyerah. Pihak sekutu sepakat menggunakan bom atom untuk membuat Jepang bertekuk-lutut.
Foto: AP
Apocalypse
6 Agustus 1945 jam 08:16 waktu Jepang. 580 meter di atas pusat kota Hiroshima meledak bom atom. 80 persen wilayah kota luluhlantak akibat ledakan ini. Gelombang panas yang diakibatkan bola api nuklir membakar penduduk, hewan serta tanaman. Dari puing-puing kota yang porakporanda menguak satu simbol mimpi buruk peradaban manusia: awan cendawan bom atom.
Foto: picture-alliance/dpa
Pemegang Keputusan
Jerman telah dikalahkan sekutu. Pada bulan Juli 1945 Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman, Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan pemimpin Uni Sovyet Josef Stalin mengadakan pertemuan di Potsdam, Jerman, untuk membicarakan langkah-langkah selanjutnya. Di wilayah Pasifik Perang Dunia II masih berkecamuk. Walaupun secara strategis sudah kalah, akan tetapi Jepang menolak untuk menyerah.
Foto: Bundesarchiv-sa
Little Boy
Ketika berada di Potsdam, Presiden AS Truman menerima informasi: percobaan bom atom di gurun New Mexico telah berhasil dan bom atom ke dua yang diberi nama Little Boy sedang dalam perjalanan menuju Pasifik. Truman dan Churchill sepakat menggunakan bom ini untuk melawan Jepang, jika Jepang tetap menolak untuk menyerah tanpa syarat dengan segera.
Foto: gemeinfrei
Enola Gay
Korban dan kerugian besar ditelan pihak Amerika Serikat ketika berusaha menggempur tentara Jepang yang gigih di kepulauan di Pasifik. Para awak pesawat Enola Gay juga merasa yakin dengan misi mereka. Bom atom ini akan menghentikan laju invasi Jepang. Walaupun akan mengorbankan puluhan ribu manusia, tapi bom ini akan menyelamatkan ratusan ribu lainnya. Demikian pendapat awak Enola Gay.
Foto: gemeinfrei
Kerusakan Total
70.000 sampai 80.000 dari jumlah 255.000 penduduk Hiroshima diperkirakan tewas seketika. Gedung-gedung rata dengan tanah, tidak kuat menahan kekuatan bom atom ini. Hanya beberapa bangunan tradisonal yang terbuat dari kayu yang mampu tetap berdiri.
Foto: AP
Saksi Kehancuran
Satu dari sedikit bangunan beton yang masih bertahan adalah gedung kamar dagang dan industri kota Hiroshima. Gedung yang hancur terbakar ini masih menyisakan kubahnya yang tetap berdiri. Di sekitar gedung ini berdiri, 150 meter dari pusat ledakan, tidak ada seorangpun yang selamat.
Foto: picture-alliance/dpa
Korban
Di sekitar pusat ledakan, hampir tidak ada kesempatan bagi penduduk Hiroshima untuk melepaskan diri dari maut. Sebagian besar dari mereka yang berhasil selamat menderita luka bakar yang mengerikan. Dalam beberapa hari, minggu dan bulan setelah pengeboman ini, ribuan orang menyusul menjadi korban tewas akibat radiasi nuklir yang ditimbulkan ledakan bom atom ini.
Yang Tertinggal
Perempuan ini berhasil selamat, luput dari inferno Hiroshima. Gelombang panas yang diakibatkan bola api nuklir telah membakar pakaian yang dikenakannya dan menyisakan corak kimono di kulit tubuhnya.
Foto: AP
Pukulan ke Dua
Hiroshima memang telah hancur lebur, tetapi para panglima perang Jepang belum juga bersedia untuk menyerah tanpa syarat. Penolakan ini kemungkinan dikarenakan, para pemimpin di Tokyo tidak menyadari sepenuhnya kerusakan yang diakibatkan bom atom di kota Hiroshima. Setelah ditunda selama dua hari akibat cuaca buruk, pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom ke dua, Fat Man, dijatuhkan di Nagasaki.
Foto: picture-alliance/dpa
Berakhir
Kota Nagasaki pun hancur bersama 20.000 warganya yang tewas seketika. Dalam beberapa bulan kemudian, 40.000 orang menyusul tewas, 75.000 orang menderita luka parah. Tanggal 10Agustus 1945, Kaisar Jepang Hirohito mengeluarkan perintah kepada panglima perangnya untuk menyerah kepada Sekutu, dengan satu syarat bahwa kedaulatan kekaisaran harus dipertahankan.
Foto: picture-alliance/dpa
Menyerah
Amerika Serikat tidak menerima syarat ini, dan terus melanjutkan serangan udaranya. Tanggal 14 Agustus, dalam pidato yang disiarkan melalui radio, Kaisar Hirohito menyatakan: mengingat senjata baru yang 'tidak manusiawi’ yang dimiliki lawan, bangsa Jepang akan hancur total jika terus melanjutkan peperangan. Karena itu, Kaisar menyatakan kapituasi Jepang tanpa syarat sesuai yang diminta Sekutu.
Foto: gemeinfrei
Hibakusha
Dengan menyerahnya pasukan Jepang terakhir pada tanggal 12 September 1945, maka berakhirlah Perang Dunia ke 2. Tapi bagi para "Hibakhusa", korban selamat dari bom Hirosima dan Nagasaki, penderitaan belumlah berakhir.
Foto: AP
Korban Selamat
Foto yang diambil pada bulan Juni 2009 ini memperlihatkan salah seorang korban bom atom yang selamat, Tsutomu Yamaguchi, sedang menceritakan kisahnya dalam satu acara di Nagasaki yang diselenggarakan oleh sebuah organisasi perdamaian. Yamaguchi meninggal dunia akibat kanker perut, tanggal 4 Januari 2010, pada usia 93 tahun.
Foto: picture-alliance/dpa
Monumen
Gedung kamar dagang dan industri kota Hiroshima yang selamat dari sapuan bom atom 6 Agustus 1945 kini dijadikan monumen untuk mengenang kengerian akibat bom atom.
Foto: picture-alliance/ZB
Peringatan
Sepasang wisatawan di Museum Monumen Perdamaian di Hiroshima berdiri di depan foto raksasa yang memperlihatkan kota Hiroshima yang hancur akibat bom atom 6 Agustus 1945.
Foto: AP
15 foto1 | 15
Kerja sama terutama dibutuhkan demi mengamankan rantai pasokan industri yang saat ini masih banyak bergantung kepada Rusia atau Cina. "Kita mungkin harus lebih dulu mengidentifikasi titik cekik di masing-masing negara dan mengambil langkah balasan jika diperlukan,” kata dia.
Di Washington, Nishimura ditemani Menteri Pertahanan, Yasukazu Hamada, dan Menteri Luar Negeri, Yoshimasa Hayashi. Bersama rekan sejawat di AS, Lloyd Austin dan Antony Blinken, keduanya akan membahas detail kerja sama keamanan bilateral.
"Kami ingin memperkuat daya gertak dan kemampuan respons aliansi Jepang dan AS dalam rangka Strategi Keamanan Nasional yang baru,” kata Menhan Jepang, Hamada.
Pemerintah di Washington menyambut postur baru militer Jepang dan kesediaan Tokyo mengambil alih peran yang lebih agresif di kawasan. "Perubahan ini juga mempermudah kerja sama militer antara Jepang dan Australia", menurut sejumlah analis AS.
Namun begitu, pakta pertahanan AS dan Jepang yang berlaku saat ini masih mengikat Tokyo dalam peran yang lebih defensif. Soal ini, Hamada mengatakan masih menunggu keputusan resmi dari kedua pemerintahan.