Jepang: 'Hujan Terparah' Tewaskan Satu Orang di Kyushu
10 Juli 2023
Hujan lebat terus melanda pulau Kyushu di Jepang, pihak berwenang mengeluarkan peringatan siaga tertinggi hingga perintah evakuasi.
Iklan
Pihak berwenang Jepang telah memerintahkan ribuan warganya untuk meninggalkan rumah mereka, setelah tanah longsor yang dipicu oleh "hujan terparah sepanjang sejarah" melanda wilayah tersebut.
Akibat hujan lebat tersebut, sedikitnya satu orang tewas dan tiga orang dilaporkan hilang pada hari Senin (10/07).
Hujan lebat yang menyebabkan tanah longsor, yang melanda pulau Kyushu di bagian barat daya Jepang itu mendorong pihak berwenang Jepang di wilayah Fukuoka dan Oita untuk melepaskan peringatan siaga tertinggi dan perintah evakuasi.
Seorang perempuan lansia berusia 77 tahun di Fukuoka tewas saat tanah longsor menghantam rumahnya pada malam hari. Sedangkan di wilayah Saga, tiga orang dilaporkan hilang, demikian laporan lembaga penyiaran publik NHK.
Hujan lebat juga memaksa penghentian layanan kereta cepat Shinkansen, yang beroperasi di jalur Hiroshima barat hingga Fukuoka, akibat cuaca ekstrem.
Jepang dalam keadaan siaga
Badan Meteorologi Jepang (JMA) telah mendesak para penduduk untuk meninggalkan rumah mereka dan berlindung, karena hujan lebat diprediksi akan menyebabkan banjir dan lebih banyak tanah longsor di wilayah Fukuoka dan Oita.
Perintah tidak wajib untuk evakuasi dikeluarkan di beberapa bagian Fukuoka, Oita dan provinsi yang berdekatan.
"Peringatan hujan lebat telah dikeluarkan untuk kota-kota di wilayah Fukuoka. Ini adalah hujan terparah yang pernah terjadi di wilayah tersebut," kata Satoshi Sugimoto dari JMA.
Tahun 2022: Krisis Iklim Melanda Seluruh Dunia
Tahun 2022 seluruh dunia dilanda cuaca panas yang ekstrem, kekeringan, kebakaran, badai dan banjir yang terkait dengan perubahan iklim. Berikut sejumlah peristiwa cuaca yang terjadi tahun 2022.
Foto: Peter Dejong/AP Photo/picture alliance
Eropa: Lebih panas dan lebih kering dari sebelumnya
Musim panas di Eropa ditandai cuaca panas ekstrem dan kekeringan terburuk dalam 500 tahun. Lebih 500 orang tewas akibat gelombang panas di Spanyol, dengan suhu hingga 45 derajat Celsius. Di Inggris, cuaca panas juga mencapai lebih 40 derajat Celsius. Sebagian benua Eropa jadi wilayah paling kering selama lebih dari satu milenium, sehingga banyak daerah terpaksa menjatah air.
Foto: Thomas Coex/AFP
Kebakaran hutan melanda seluruh Eropa
Mulai dari Portugal, Spanyol, Prancis, Italia, Yunani, Siprus, hingga Siberia, dilanda kebakaran hutan. Bencana itu telah menghanguskan 660.000 hektar lahan pada pertengahan tahun 2022 — kebakaran terbesar sejak pencatatan iklim dimulai pada tahun 2006.
Hujan monsun yang ekstrem menenggelamkan sepertiga wilayah Pakistan. Banjir itu menewaskan lebih dari 1.100 orang, menyebabkan 33 juta orang kehilangan tempat tinggal, dan memicu penyebaran penyakit. Hujan lebat juga melanda Afganistan. Banjir besar menghancurkan ribuan hektare lahan, memperburuk bencana kelaparan yang sudah akut di negara itu.
Foto: Stringer/REUTERS
Gelombang panas ekstrem dan topan terjang Asia
Sebelum dilanda banjir, Afganistan, Pakistan, dan India alami panas dan kekeringan ekstrem. Cina juga alami kekeringan terburuk dalam 60 tahun dan gelombang panas terburuk sejak pencatatan dimulai. Awal musim gugur, 12 topan telah mengamuk di seluruh Cina. Badai besar juga melanda Filipina, Jepang, Korea Selatan, dan Bangladesh. Perubahan iklim membuat Intensitas badai semakin kuat.
Foto: Mark Schiefelbein/AP Photo/picture alliance
Krisis iklim memperburuk kondisi Afrika
Afrika memanas lebih cepat dibanding rata-rata global. Itu sebabnya benua ini secara tidak proporsional dilanda perubahan pola curah hujan, kekeringan, dan banjir. Somalia sedang menghadapi kekeringan terparah dalam 40 tahun. Krisis itu telah memaksa lebih dari satu juta orang meninggalkan kawasan mereka.
Foto: ZOHRA BENSEMRA/REUTERS
Bencana kelaparan di Afrika
Banjir dan kekeringan telah membuat pertanian dan peternakan praktis tidak mungkin dilakukan di beberapa bagian Afrika. Akibatnya, 20 juta orang mengalami kelaparan. Banyak yang meninggal karena kelaparan di Etiopia, Somalia, dan Kenya.
Foto: Dong Jianghui/dpa/XinHua/picture alliance
Kebakaran dan banjir di Amerika Utara
Badai dahsyat menerjang sejumlah negara bagian AS, seperti California, Nevada, dan Arizona. Gelombang panas menghanguskan ketiga negara bagian dengan suhu mencapai lebih dari 40 derajat Celsius di akhir musim panas. Sebaliknya, hujan lebat di awal musim panas menyebabkan banjir parah di Taman Nasional Yellowstone dan di negara bagian Kentucky.
Foto: DAVID SWANSON/REUTERS
Badai menghancurkan Amerika
Pada September lalu, Badai Ian menghancurkan Florida. Otoritas setempat menggambarkan kerusakan itu sebagai "peristiwa bersejarah." Sebelumnya, badai itu melewati Kuba, di mana penduduknya hidup tanpa listrik selama berhari-hari. Badai Fiona juga menjadi topan tropis terburuk yang melanda Kanada setelah pertama kali menghantam Amerika Latin dan Karibia, mengakibatkan kerusakan parah.
Foto: Giorgio Viera/AFP/Getty Images
Badai tropis dahsyat landa Amerika Tengah
Badai Fiona bukan satu-satunya badai yang melanda Amerika Tengah. Pada Oktober lalu, Badai Julia menghantam Kolombia, Venezuela, Nikaragua, Honduras, dan El Salvador, menyebabkan kehancuran yang meluas. Pemanasan global meningkatkan suhu permukaan laut yang memperkuat intensitas badai.
Foto: Matias Delacroix/AP Photo/picture alliance
Kekeringan ekstrem di Amerika Selatan
Kekeringan yang terus-menerus melanda hampir seluruh Amerika Selatan. Cile, mengalami merosotnya curah hujan ekstrem sejak 2007. Di banyak daerah, sungai-sungai menyusut antara 50 dan 90%. Meksiko juga hampir tidak pernah mengalami hujan selama beberapa tahun berturut-turut. Argentina, Brasil, Uruguay, Bolivia, Panama, sebagian Ekuador, dan Kolombia pun mengalami kekeringan.
Foto: IVAN ALVARADO/REUTERS
Selandia Baru dan Australia tenggelam
Curah hujan yang intens menyebabkan rangkaian banjir ekstrem di Australia. Antara Januari dan Maret, pantai timur negara itu menerima curah hujan sebanyak yang dialami Jerman dalam setahun. Selandia Baru tidak luput dari banjir. Fenomena cuaca La Nina berada di balik peristiwa ekstrem tersebut. Atmosfer yang lebih hangat menyerap lebih banyak air, membuat curah hujan lebih deras. (ha/as)
Foto: Jenny Evans/Getty Images
11 foto1 | 11
Kyushu bersiap menghadapi bencana
Diperkirakan, wilayah utara Kyushu akan menerima curah hujan tambahan hingga 200 milimeter dalam 24 jam ke depan, kata Sugimoto.
"Ada kemungkinan yang sangat besar bahwa bencana akan segera terjadi... Situasinya membuat banyak nyawa berada dalam bahaya dan keamanan harus terjamin," tambahnya.
Sebuah gugus tugas telah dibentuk untuk mengawasi dan mengkoordinasikan respon tanggap bencana yang tepat, menurut kantor perdana menteri. Kini, Jepang tengah mengalami musim hujan tahunan yang sering kali mengakibatkan curah hujan tinggi, yang menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor.