1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikJepang

Jepang Ingin Perkuat Aliansi Militer Melawan Cina

4 Januari 2023

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, akan melawat ke negara anggota G7 demi memperdalam aliansi militer. Kebijakan itu adalah bagian dari doktrin pertahanan baru yang semakin menjauh dari tradisi pasifisme Jepang.

PM Jepang, Fumio Kishida
PM Jepang, Fumio KishidaFoto: David Mareuil/AP Photo/picture alliance

PM Fumio Kishida menemui wartawan setelah melawat ke Kuil Ise, Rabu (4/1), menjelang tur kunjungan ke negara-negara anggota G7 yang akan dimulai Senin (9/1) depan lawatan ke Washington, AS. 

Kishida mengaku, dalam lawatannya itu dia ingin memperdalam hubungan dengan AS, searah dengan Strategi Keamanan Nasional baru yang diadopsi pemerintah Jepang Desember silam

Jepang akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi G7 di Hiroshima pada pertengahan Mei mendatang. Dia mengatakan pertemuan dengan Presiden AS, Joe Biden, akan bersifat "sangat penting” dan "lebih signifikan ketimbang cuma sekedar bertatap muka sebagai presiden G7,” ujarnya.

"Kami akan demonstrasikan kepada dunia sebuah aliansi yang semakin kuat dan menjadi pondasi kebijakan keamanan dan diplomasi Jepang,” kata Kishida. "Kami juga akan membuka diri terhadap kerja sama demi mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.”

Belanja alutsista

Dalam cetak biru pertahanan Jepang yang baru, Tokyo mencabut pembatasan dalam konstitusi Jepang yang melarang militer membangun kapasitas serang, seperti memiliki rudal interkontinental atau rudal hipersonik. 

Jepang kini mencanangkan pembelian ratusan peluru kendali jarak jauh Tomahawks dan sejumlah rudal berdaya jelajah tinggi lain dari AS.  Sistem itu diniatkan untuk memperkuat garis pertahanan di pesisir barat daya yang bersebrangan langsung dengan Taiwan. 

Media-media Jepang melaporkan Kishida juga akan berkonsultasi dengan Biden terkait langkah bersama merespons skenario invasi Cina di Taiwan.

Kedua kepala pemerintahan juga akan bertemu dalam rapat konsultasi ekonomi dan keamanan antara AS dan Jepang pada 13 Januari mendatang.

Kishida selanjutnya dijadwalkan melawat ke Prancis, Italia, Inggris dan Kanada dalam safari politik yang berlangsung antara tanggal 9 dan 15 Januari, menurut kemenlu di Tokyo.

Perang teknologi

Biden dan Kishida juga diagendakan melakukan pembahasan program nuklir dan rudal balistik Korea Utara. Keduanya terutama mengkhawatirkan prospek uji coba senjata nuklir oleh Pyongyang. 

"Presiden Biden akan menegaskan dukungan kuatnya bagi Strategi Keamanan Nasional yang baru diadopsi Jepang,” kata juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre. 

Sejak era Presiden Donald Trump, AS memindahkan fokus keamanan dari Timur Tengah ke Selat Taiwan dan Semenanjung Korea.  

"Mereka juga akan fokus membahas keamanan ekonomi terkait Cina, termasuk kerja sama dalam pembatasan ekspor bagi teknologi sensitif seperti semikonduktor,” kata Christopher Johnstone, direktur program Jepang di Center for Strategic and International Studies di Washington.

Pada Desember silam, Kementerian Perdagangan AS menempatkan 36 perusahaan Cina dalam daftar hitam transfer teknologi. 

Keputusan itu diambil untuk membatasi "upaya Cina mengembangkan teknologi tinggi, termasuk kecerdasan buatan, untuk modernisasi militernya dan juga terkait pelanggaran HAM lain,” tulis kementrian perdagangan AS seperti dilansir AFP. 

Penempatan dalam daftar hitam mengharamkan perusahaan Cina membeli desain atau teknologi semikonduktor milik AS. Dari 36 perusahaan yang dikenai sanksi, 21 di antaranya bergerak di sektor riset dan desain chip kecerdasan buatan yang berkaitan dengan industri pertahanan Cina.

rzn/as (ap,afp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait