1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BencanaAsia

Longsor Lumpur Jepang: 3 Orang Tewas, 80 Orang Masih Hilang

5 Juli 2021

Sedikitnya masih ada 80 orang yang hilang akibat longsor di distrik Izusan, kota Atami, Jepang. Hingga Senin (05/07) tim penyelamat terus berjuang keras mencari korban yang kemungkinan tertimbun lumpur dan puing-puing.

Bencana longsor di kota Atami, Jepang
Distrik Izusan, kota Atami, Prefektur Shizuoka, Jepang yang dilanda hujan lebat dan tanah longsor pada Sabtu (03/07) pagiFoto: Kyodo News/AP/dpa/picture alliance

Petugas penyelamat bekerja keras mencari puluhan korban yang masih tertimbun lumpur dan puing-puing di distrik Izusan, Atami, Jepang, pada Senin (05/07). Longsor lumpur besar terjadi di kota resor tepi laut itu, dan menewaskan sedikitnya tiga orang.

"80 orang masih belum ditemuka", menurut pejabat manajemen bencana prefektur Shizuoka, Takamichi Sugiyama.

Pihak berwenang sedang bersiap untuk merilis nama-nama orang yang hilang dengan harapan mendapat informasi bahwa mungkin ada beberapa orang yang tidak terperangkap dalam tanah longsor.

Awalnya, pihak berwenang merilis ada 147 orang-orang yang belum berhasil diselamatkan, tetapi jumlah itu direvisi setelah pejabat kota memastikan beberapa orang telah dievakuasi dengan aman atau sedang pergi ketika bencana melanda.

Bencana ini menjadi cobaan tambahan saat Jepang sedang menyiapkan perhelatan Olimpiade Tokyo yang akan dimulai dalam waktu kurang dari tiga minggu di tengah pandemi virus corona.

Sulit menentukan jumlah korban hilang

Pihak berwenang masih kesulitan menentukan jumlah korban hilang karena Atami adalah kota liburan, dengan banyaknya apartemen dan rumah yang kosong sepanjang tahun, sementara penduduk kota yang terdaftar tinggal di tempat lain.

Lainnya mungkin sedang pergi mengunjungi kerabat dan teman atau tidak menjawab telepon, kata para pejabat.

Mereka berharap bisa mendapat informasi lebih banyak tentang korban yang mungkin tidak terhitung pada Senin (05/07).

Longsor terjadi pada Sabtu (03/07) setelah beberapa hari hujan lebat. Saksi mendengar raungan keras saat arus deras membawa membawa lumpur hitam, pohon, batuan dan puing-puing dari bangunan yang terseret longsor. 

Tim penyelamat berusaha keras mencari korban hilang yang kemungkinan tertimbun lumpurFoto: The Yomiuri Shimbun via AP Images/picture alliance

Orang-orang yang berada di lokasi terdengar berteriak dan terengah-engah dalam rekaman video yang tersebar di media sosial.

Seperti banyak kota tepi pantai dan gunung di Jepang, Atami dibangun di daerah yang terjal di lereng bukit dan jalan nya berkelok-kelok menembus hutan.

Bagaimana proses evakuasi korban longsor di Jepang?

Tiga kapal penjaga pantai, dan enam drone militer diterjunkan guna mendukung upaya pencarian korban selamat oleh  ratusan pasukan pemadam kebakaran dan pekerja penyelamat lainnya di tengah hujan lebat dan kabut tebal.

Tanah longsor melanda distrik Izusan di Atami, kawasan yang dikenal karena air panasnya, kuil dan perbelanjaannya. Atami berada sekitar 100 kilometer barat daya dari Tokyo.

Naoto Date, seorang aktor yang mengunjungi area Izusan setelah syuting, mendengar suara sirine saat dia berada di rumahnya yang terletak di sebelah rumah ibunya di sekitar lingkungan itu.

Baik Date dan ibunya selamat, namun dia meyakinkan ibunya mengevakuasi diri ke pusat evakuasi. Date langsung mengecek kondisi kerabat dan temannya untuk meyakinkan mereka selamat.

''Saya tumbuh di sini bersama teman sekelas saya dan teman-teman lainnya. Saya sangat sedih melihat lingkungan saya, tempat saya biasa bermain dengan teman-teman, sekarang hancur,'' ujar Date kepada kantor berita The Associated Press dalam sebuah video wawancara di rumahnya di Atami.

Sejauh ini, Date mengatakan semua teman-temannya telah dievakuasi dengan aman, dan ibunya pindah ke hotel di lokasi yang lebih aman.

Date yang tinggal di Tokyo mengatakan dia tidak pergi diri ke pusat evakuasi karena khawatir penularan virus corona.

Meskipun rumahnya terletak di area bahaya, namun dia tidak pernah menyangka daerah itu akan terkena bencana.

''Saya dulu tidak menganggapnya terlalu serius dan saya menyesalinya,'' katanya.

Dia membuat rekaman video yang menggambarkan lingkungannya rusak akibat lumpur, dan penyelamat yang bekerja mengevakuasi korban sembari menembus lumpur setinggi lutut. 

Pembangunan lahan di hulu mungkin jadi faktor penyebab longsor

Date pergi mengecek ke area laut dan melihat mobil- mobil terbawa arus bersama puing-puing dari rumah-rumah yang hancur. ''Banyak orang melihat rumah mereka, barang-barang dan semuanya hanyut hilang. Mereka tidak akan bisa kembali rumah, dan itu butuh usaha yang berat untuk pulih."

Tiga orang tewas pada Senin (05/07), menurut Badan Manajemen Kebakaran dan Bencana Manajemen Badan dan pejabat lokal.

Dua puluh tiga orang yang terdampar oleh tanah longsor berhasil diselamatkan, termasuk tiga orang yang terluka.

Gubernur Shizuoka, Heita Kawakatsu mengatakan lewat konferensi pers pada Minggu (04/07) bahwa pembangunan lahan di hulu mungkin menjadi faktor penyebab longsor. Mengutip laporan pendahuluan pemeriksaan oleh drone, Kawakatsu mengatakan sejumlah besar tanah yang telah ditimbun di area konstruksi semuanya terbawa.

Kawakatsu berkata, dia akan menyelidiki lahan pembangunan tersebut. Media melaporkan bahwa rencana pembangunan perumahan telah ditinggalkan setelah  operator mengalami masalah keuangan. 

pkp/hp (AP/Reuters)