1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikJepang

Jepang: Rivalitas AS dan Cina Ancam Stabilitas Asia Pasifik

13 Juli 2021

Jepang menetapkan Taiwan serta konflik Amerika Serikat dan Cina sebagai ancaman utama terhadap perdamaian di Asia Timur. Konflik antara kedua negara dinilai akan terus bereskalasi, terutama di sektor teknologi.

Kapal perang Jepang di Samudera Pasifik
Kapal perang Jepang di Samudera PasifikFoto: Getty Images/AFP/T. Kitamura

Ketegangan militer seputar Taiwan, serta rivalitas Amerika Serikat dan Cina di bidang teknologi dan ekonomi ditandai sebagai ancaman terbesar bagi stabilitas di kawasan, begitu menurut buku putih pertahanan yang dirilis pemerintah Jepang, Senin (12/07). 

"Adalah penting bahwa kita memperhatian situasinya dengan kepekaan terhadap krisis yang lebih besar,” bunyi salah satu penggalan dokumen setebal 44 halaman itu terkait isu Taiwan. "Khususnya persaingan di bidang teknologi antara AS dan Cina bisa dipastikan akan terus memanas.”

Buku putih pertahanan yang disusun pemerintahan Perdana Menteri Yoshihide Suga itu menunjuk Cina sebagai sumber ancaman keamanan terbesar bagi Tokyo. Isu Taiwan misalnya dianggap mengkhawatirkan karena letaknya yang berdekatan dengan rantai kepulauan Okinawa di bagian barat Jepang.

Kekhawatiran itu antara lain dipicu pidato Presiden Cina, Xi Jinping, yang beberapa pekan lalu bersumpah akan merealisasikan "reunifikasi" penuh dengan Taiwan.

Wakil Perdana Menteri Jepang, Taro Aso, belum lama ini mendesak agar Tokyo merapat dengan Amerika Serikat untuk melindungi Taiwan dari agresi Cina. Dia juga mengimbau agar isu kedaulatan Taiwan diselesaikan lewat jalur dialog, bukan kekerasan. Pesannya itu dibantah oleh Beijing.

Menurut buku putih pertahanan Jepang, Cina saat ini menikmati pengaruh yang besar di negara-negara di kawasan Asia Pasifik, dan sebabnya memiliki ruang gerak yang lebih luas. Bersamaan dengan itu, pemerintah di Tokyo mengumumkan akan menghibahkan tiga juta dosis vaksin bagi Taiwan, Indonesia dan Vietnam.

Peta Cina, Jepang, Taiwan dan kepulauan Senkaku yang diperebutkan antara Beijing dan TokyoFoto: DW

Bulan ini juga Jepang akan mulai mengirimkan 11 juta dosis tambahan yang disumbangkan lewat program vaksin WHO, Covax, ke Bangladesh, Kamboja, Iran, Laos, Nepal, Sri Lanka dan sejumlah negara-negara kepulauan Pasifik.

"Persahabatan antara Taiwan dan Jepang sangat kokoh," tulis Kementerian Luar Negeri Taiwan. "Kemenlu ingin sekali lagi berterima kasih kepada mitra kami dalam kebebasan dan demokrasi, atas bantuan hangat dan dukungan kuat mereka."

Rivalitas teknologi antara AS dan Cina

Seiring memanasnya persaingan militer antara AS dan Cina, rivalitas ekonomi antara kedua negara adidaya kini mendominasi pasar teknologi, terutama pada sektor semikonduktor, kecerdasan buatan atau teknologi komputasi quantum.

Persaingan teknologi AS dan Cina yang kian sengit, ditandai oleh sejumlah pembatasan yang dijatuhkan kepada perusahaan dari negara rival. Perusahaan telekomunikasi dan produsen komputer super asal Cina misalnya kini dilarang beroperasi atau membeli suku cadang dari AS.

Washington juga berusaha membatasi akses Cina untuk membeli produk semikonduktor seperti microchip atau prosesor komputer.

Gesekan tersebut mengkhawatirkan Jepang lantaran pertautan ekonomi dan bisnis dengan kedua negara. Tokyo juga akan harus berinvestasi pada pengembangan teknologi untuk mengimbangi arus investasi di AS, Cina dan Eropa, menurut buku putih pertahanan Jepang.

Baru-baru ini Senat AS mengesahkan UU Persaingan 2021 yang membuka keran duit senilai USD 190 miliar untuk belanja teknologi, termasuk USD 54 miliar untuk meningkatkan kapasitas produksi chip komputer. Saat ini parlemen di Washington juga sedang membahas proposal terpisah yang juga membidik pendanaan tambahan bagi sektor teknologi.

rzn/vlz (ap,rtr)

Taiwan Latihan Perang Jawab Ancaman Cina

00:49

This browser does not support the video element.

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya